Teman Hidup

57 5 0
                                    

Hampir 6 bulan menyiapkan pernikahan mereka, hari yang ditunggu tiba juga. Iya, hari ini tepat di hari ulang tahun Syabda yang ke 21, mereka menggelar acara pernikahan mereka. Katanya biar selalu ingat ulang tahun Syabda dan ulang tahun pernikahan mereka. Acara yang digelar di hotel berbintang karena permintaan Syabda, padahal Dara mau yang sederhana saja katanya.

Dilengkapi dengan dekorasi yang terkesan simple namun tetap elegan. Balutan kebaya putih, rok kain dengan motif batik serta tidak lupa pula riasan wajah yang membuat Dara sangat cantik hari ini. Jangan dilupakan, penampilan Syabda pun membuat pangling siapapun yang melihatnya.


Dara pov

Gue lagi bersiap-siap sebentar lagi gue akan dirias karena hari ini adalah hari pernikahan gue dengan Kak Syabda. Setelah kemarin malam gue menginap di hotel, ditemani dengan dua kakak sepupu gue. Mereka juga sedang bersiap-siap, sampai akhirnya salah satu dari mereka bilang,

" Dar, itu MUA nya udah datang " gue mengangguk dan langsung menghampiri MUA nya

" Halo, selamat pagi, Kak Dara ya? " ucapnya menyapa gue

" Selamat pagi, iya aku Dara " jawab gue

" Jadi mau gimana nih look makeup nya ? "

" Aku maunya jangan terlalu tebal dan menor gitu ya kak, tetap natural tapi bikin pangling hehe" jawab gue

MUA itu pun mengangguk dan mulai merias gue. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya gue selesai untuk dirias dan sudah mengenakan kebaya dan lain-lainnya.

" Kamu cantik banget dek, pangling aku loh " ucap kak Nadia

" Iya cantik banget, Syabda makin jatuh cinta nih " ledek kak Almeyda

" Kalian jangan gitu dong. Aku sedih jadinya. Apa nanti kita maish bisa hangout bareng ?" ucap gue

" jangan sedih dong, pasti bisa kok kita hangout, tenang aja " jawab kak Almeyda dengan tersenyum


Syabda pov

Hari yang paling gue tunggu akhirnya tiba. Gue udah selesai mandi dan udah siap dengan setelan jas serta celana bahan dan tatanan rambut yang disukai sama Dara dan ga lupa pakai peci hitam. Lalu gue sarapan dan ngobrol sebentar sama ibu gue

" Syabda, ga berasa hari ini, kamu udah mau nikah. Jangan macam-macam ya. Ingat nikah satu kali seumur hidup. Jangan gegabah jika nanti rumah tangga kalian ada masalah. ibu akan selalu mendoakan kamu dan Dara " ucap ibu gue

" Makasi banyak ya bu udah doain dan merestui Syabda menikah hari ini. Maafin Syabda kalau belum jadi anak yang baik dan membanggakan buat ibu " jawab gue tanpa sadar air mata gue udah mengalir

" Syabda udah jadi anak yang baik dan membanggakan. Jaga Dara dengan baik ya, ibu udah anggap Dara seperti anak ibu sendiri. Udah jangan nangis, mau nikah kok nangis sih le " ucap ibu meledek gue sambil memeluk gue

" Permisi, mas Syabda udah siap? kalau sudah bisa langsung turun ke bawah ya, acara segera dimulai " ucap salah satu WO

akhirnya gue menggandeng ibu dan mengajak untuk turun ke bawah.


Setelah semua persiapan selesai, acara pun dimulai. Acara akad nikah ini hanya dihadiri keluarga inti dan kerabat dekat saja. Rombongan Pelatnas akan hadir di resepsi pernikahan Syabda dan Dara. Acara berlangsung dengan khidmat. Sampai akhirnya di acara inti, yaitu saat tangan Syabda menjabat tangan Papanya Dara

" Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Syabda Perkasa Belawa dengan putri kandung saya Lanakila Andara binti Susilo dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan perhiasan dibayar tunai" ucap Papanya Dara

" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA LANAKILA ANDARA BINTI SUSILO DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT TUNAI " ucap Syabda dengan satu tarikan nafas

" Bagaimana para saksi? Sah? " tanya penghulu

Semua yang hadir mengatakan sah dan akhirnya Syabda dan Dara resmi menjadi pasangan suami dan istri.


Dara pov

Setelah mendengar semuanya mengatakan sah, tanpa sadar air mata gue mengalir dan langsung dipeluk oleh kedua kakak sepupu gue.

" Selamat ya, udah resmi nih yeee" ucap kak Nadia

" Selamat adik kita yang baru lulus udah nikah " ucap kak Almeyda

Gue hanya tersenyum sambil memeluk mereka berdua. Dan mereka mengajak gue untuk ke ballroom hotel, dimana acara itu dilaksanakan. Gue didampingi mereka berdua sampai akhirnya gue tiba di depan suami gue, cieilah suami. Gue hanya tersenyum sambil terus menunduk.

" Halo, istri aku " bisik kak Syabda

Gue dengar dia tertawa karena melihat gue yang salting dengan pipi yang memerah mungkin. Kita mengikuti rangkaian yang biasanya dilakukan pasangan suami istri. Mulai dari cium tangan, mengenakan cincin antar satu sama lain dan lain-lainnya. Lalu kita juga menyalami beberapa keluarga dan kerabat yang sudah hadir


Syabda pov

Setelah kita menyalami keluarga dan kerabat, akhirnya kita diperbolehkan untuk istirahat dulu. Karena kita harus menyiapkan tenaga dan energi untuk resepsi nanti. Gue merasa dara canggung karena sekarang kita udah ada di satu kamar yang sengaja gue pesan khusus untuk gue dan Dara. Ga lupa, gue kunci juga kamarnya. Gue hampiri dia, yang masih duduk di sofa,

" Hey, kok duduknya jauh-jauh sih ? " ucap gue sambil memeluk Dara dari belakang

" Eh, aku masih malu dan agak canggung kita berduaan di kamar kaya gini " ucap dia

Perlahan gue pegang pundaknya dan mengarahkan supaya dia bisa lihat gue

" Kamu lucu banget sih kalau lagi malu gini. Kita udah jadi suami istri, masa tetep jauh-jauhan? Udah cukup aku jauh-jauhan sama kamu kemarin, masa sekarang udah halal tetep jauh-jauhan " ucap gue

Dia tersenyum dan mengangguk

" Iya mas, maaf ya aku masih butuh penyesuaian. Kalau gitu aku ganti baju dulu ya" ucap Dara yang menuju kamar mandi. 

Sedangkan gue cukup ganti baju disitu aja. Gue udah pakai kaos dan celana pendek. Saat nunggu Dara, gue senderan di ranjang sambil bales-balesin ucapan. Ga lama Dara keluar, gue benar-benar kaget. Dia keluar dengan rambut yang diurai. Rambutnya panjang kecoklatan. Dia duduk di samping gue.

" Kenapa mas? Aku jelek ya ? " ucap dia

Gue menahan tangannya 

"  Kamu cantik banget Dar. " ucap gue sambil tersenyum

Dia hanya menunduk dan tersenyum

" Yaudah kita istirahat, nanti kita resepsi dari sore sampe malam. Ga boleh kecapekan, apalagi nanti malam kan kamu ga boleh langsung tidur" ucap gue sambil tertawa

Dia tetap menunduk dan lansung tiduran di samping gue dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Gue pun menyusul dia untuk istirahat,

" Sayang bobonya jangan jauh-jauh kenapa, udah halal tau. Aku kan kangen setelah seminggu kita ga boleh ketemu" ucap gue yang memeluk dara dari belakang.

Mendapatkan Hati sang IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang