6

164 26 16
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🗡️ Yuta tidak menyangka

Aku pulang sendirian sebab inumaki dan panda ada urusan dengan keluarga masing-masing sementara yuki ada urusan di luar kota tentang pekerjaan dia.

"Niichan pasti bawa oleh-oleh yang banyak sekali." Ucapku.

"Tapi aku harap niichan membawa calon kakak iparku." Harapku.

Aku melewati salah satu restoran dan melihat touchan disana bersama dengan seorang wanita muda bahkan ada gadis kecil disana.

"Touchan?!" Kagetku.

Aku masuk kedalam restoran dan langsung menghampiri meja yang ditempati touchan kulihat dia terkejut akan kehadiranku.

"Touchan!" Panggilku.

"Siapa kau anak muda?" Tanya Touchan.

"Lucu kau jelas-jelas wajah kita sama jangan pura-pura tidak tahu." Ucapku.

"Aku tidak paham maksudmu." Ucap Touchan.

"Kecelakaan itu membuat aku kehilangan adik dan ibuku!" Kesalku.

"Kau yang bodoh karena tertidur sangat pulas saat itu." Ucap Touchan.

"Heh akhirnya mengaku." Ucapku menyeringai.

"Ck kau menyebalkan persis kakakmu itu!" Kesal Touchan.

"Maaf bibi dan anak manis aku anak kedua dari pria ini harusnya dia tiada tapi entah kenapa dia selamat." Ucapku.

"Apa maksudmu harusnya dia duda tanpa anak?" Bingung Wanita tersebut.

"Jadi kau tidak mengganggapku dan niichan bagus sekali." Ucapku.

"Bertahun-tahun niichan banting tulang dari pagi sampai malam untuk menghidupi aku karena kau mati!" Kesalku.

"Baiklah selamat atas pernikahan keduamu ah lupa tapi pernikahan ketiga karena kau pernah menikah dengan wanita lain saat ibuku hidup." Ucapku.

"Ibumu yang pengkhianat!" Kesal Touchan.

"Hey kaachan hanya menemui teman lama dan kau sudah mengizinkan dia tapi sikap posesifmu itu menghancurkan segalanya!" Kesalku.

"Maaf bibi kalau ayahku bisa membahagiakanmu silahkan saja teruskan pernikahan ini semua dan apabila adikku ingin bermain ke rumahku aku tidak masalah." Ucapku.

"Alamatmu dimana nak?" Tanya Wanita tersebut.

"Dekat sd jujutsu kaisen bibi tanya saja rumah okkutsu yuki atau okkutsu yuta." Ucapku.

Aku membungkukkan badanku dan berlalu pergi dari restoran tersebut namun hujan malah mengguyur kota membuat aku meringis karena hal ini.

"Seakan tuhan tahu aku dalam kondisi sedih." Ucapku.

Aku menundukkan kepalaku membiarkan setiap rintikan hujan membasahi tubuhku yang masih syok soal fakta tadi.

"Niichan putus sekolah demi membiayai aku sekolah tapi di satu sisi touchan malah bersenang-senang dengan keluarga barunya." Ucapku.

"Dunia ini sangat tidak adil untuk niichan dan diriku." Ucapku.

"Jangan menyalahkan takdir anggap saja itu cobaan dari tuhan agar bahu kita kuat menghadapi masa depan yang lebih sulit." Ucap Seseorang.

Aku langsung memeluk orang tersebut karena kutahu pasti dia adalah kakakku yuki tidak peduli tentang bajuku yang basah.

"Kamu bisa demam lho yuta." Ucap Yuki.

"Niichan aku benci takdir ini." Keluhku.

"Jangan begitu tidak baik apapun keadaan kita harus selalu bersyukur." Ucap Yuki.

"Aku melihat touchan bersama keluarga barunya sedang bercanda dengan riang bahkan dia tidak mengaku kita berdua sebagai anaknya." Ucapku.

"Niichan sudah tahu." Ucap Yuki.

Aku menatap mata yuki dan hanya ada senyuman saja terpancar dari wajah yuki membuat aku kembali memeluk yuki.

"Adik baru kita cantik." Ucapku.

"Yah dia tidak ada salah hadir di dunia ini tapi yang salah touchan." Ucap Yuki.

"Hm." Gumamku.

"Ini mau memeluk niichan terus begini?" Tanya Yuki.

"Kakiku lemas niichan sepertinya demam." Ucapku.

Yuki mengangkat tubuhku dan langsung menggendongku begitu kurasakan yuki berlari dengan sangat cepat.

Yuki menurunkan aku saat kulihat ternyata di rumah dan yuki membuka kemeja sekolahku lalu mengoleskan minyak tolen di punggung dan dadaku.

"Niichan!" Panggilku.

"Hm." Gumam Yuki.

"Celanamu buka yuta." Ucap Yuki.

"Eh niichan mesum!" Pekikku.

"Idih niichan masih suka gunung kembar ya daripada pisang!" Protes Yuki.

"Argh niichan aku pakai celana pendek tahu pisangku sudah terbungkus di dalam!" Kesalku.

"Pfhahaha." Tawa Yuki.

Yuki duduk dan mengelus surai rambutku rasanya nyaman membuat aku menutup mataku.

"Kamu sedikit demam yuta lain kali ya pergi jalan-jalan nya." Ucap Yuki.

"Niichan sudah tahu soal ini kan?" Tanyaku.

"Ya." Ucap Yuki.

"Kenapa tidak memberitahukan padaku?" Tanyaku.

"Dia tidak mau mengakui kita anak jadi anggap saja ayah kita mati seperti sebelumnya." Ucap Yuki.

"Tapi niichan jahat!" Kesalku.

"Maaf." Ucap Yuki.

"Aku mendapatkan beasiswa di harvard dan akan berpisah dengan niichan selama empat tahun." Ucapku.

"Niichan kumpulkan dana untuk kamu kuliah ya." Ucap Yuki.

"Niichan benar-benar tidak mau sekolah?" Tanyaku.

"Pelajaran membuat otakku berasap lebih baik bekerja saja." Ucap Yuki.

"Sebenarnya aku punya hadiah untuk niichan." Ucapku.

"Hadiah?" Bingung Yuki.

Aku bangun dan membuka lemari bajuku lalu menyerahkan paper bag kepada yuki yang cengo sendiri.

"Jangan terlalu mengurusi aku kejarlah kebahagiaan niichan juga." Ucapku.

"Niichan tidak memerlukan segala hal soal merawat diri yuta." Ucap Yuki.

"Perlu dong biar niichan semakin mudah mendapatkan kakak ipar untukku." Ucapku.

"Baiklah." Ucap Yuki.

Aku membelikan berbagai macam hal untuk merawat diri bagi yuki karena selama ini yuki memang tampak tidak peduli soal itu beda denganku yang memperhatikan penampilan.

🗡️ Ayah kandungnya masih hidup

Smile Twins

~ 10 September 2022 ~

Cepat update kouta habis

✔️ Okkutsu Yuta Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang