Sesuai apa yang Jaehyun kata kan tadi siang. Malam ini dia dan istrinya tengah melakukan video call dengan calon besan mereka.
Harusnya obrolan mereka bisa sampai membahas sampai ke hadiah apa yang cocok untuk calon pengantin baru itu. Harusnya! Tapi ternyata ada batu kerikil hadir dalam obrolan keempatnya malam ini.
"Tidak bisa, aku tidak setuju!" Rosé menolak mentah-mentah mendengar perkataan Suho diseberang sana.
"Lalu bagaimana dengan perasaan Jeno dan Jae-hwa? Aku tidak bisa memisahkan orang yang saling cinta, Rosé."
"Jeno tidak pernah mengatakan kalau dia mencintai seseorang sebelumnya. Kalau memang iya harusnya Jeno bisa mengambil kesempatan membatalkan perjodohan waktu Karina terbaring koma."
"Mungkin Jeno tidak mau menghancurkan harapan kita."
"Jeno itu putraku Suho, sifat ku 90% menurun kepada ketiga putraku, karena itu aku sangat mengenal sifat mereka, dan kami punya prinsip tidak akan pernah menerima hati yang datang ketika hati kami sudah dimiliki orang yang kami cinta."
Penjelasan Jaehyun membuat Suho terdiam. Kalau memang Jeno seperti itu lalu apa yang dikatakan Jae-hwa?
"Pokoknya aku tetap akan menjadikan Karina menantu kami tanpa atau seizin darimu." Rosé menatap Suho tajam, "Jangan main-main soal perjodohan dengan keluarga kami, Suho. Aku akan membatalkan perjodohan ini jika memang Jeno yang mengantakan langsung padaku. Tapi konsekuensinya Jeno harus menanggalkan marga 'Jung' didepan namanya."
^_________^
"Huhuhu.. bagaimana ini ayah? Aku mencintai Jeno tapi aku tidak mau Jeno dibuang dari keluarganya hiks.."
"Coba kalian berdua bicarakan masalah ini. Ayah sama ibu tidak bisa membantu banyak. Tapi jika kalian memang saling cinta, ayah siap menerima Jeno menjadi menantu sekaligus anak ayah."
"Bagaimana dengan kakak?"
"Ibu akan berbicara pada kakakmu."
"Baik. Ayah, ibu terima kasih atas pengertiannya kalian."
"Tidak perlu berterima kasih. Itu sudah tugas orangtua membantu anaknya."
Selesai berbicara dengan putra serta keluarga Jung tadi, kini tinggal bagaimana cara menjelaskan kepada Karina, putri mereka yang satu ini. Karina itu orangnya punya pendirian yang kuat, jika dia sudah berkata itu maka tetap begitu. Sebelum ini bahkan Karina sudah terang-terangan menentang keberadaan ibu dan anak itu.
"Aku sudah terlanjur berjanji untuk diam saja sampai akhir bulan ini. Tidak mungkin kita langsung membicarakan soal ini kepada Karina.."
"Tapi ini soal perasaan. Aku tidak mau nanti Karina menikah dengan orang yang tidak mencintainya, Karina kita tidak akan bahagia."
"Aku tahu. Maka dari itu kita harus berbicara langsung kepada Jeno."
"Aku akan mengosongkan jadwal beberapa hari. Aku akan pulang sebentar."
"Aku tunggu."
Jangan harap kalau Karina tidak mendengar percakapan yang membuat telinganya menjadi gatal. Dasar anjing penjilat tidak tahu diri.
"Bodoh sekali mereka mengambil langkah yang beresiko begini. Harusnya kalau mau berhasil Jeno sudah ada dalam genggaman, karena kuncinya itu ada di Jeno. Aduh... Kenapa mereka bodoh sekali. Orang seperti Jeno tidak akan terpengaruh dalam rencana kolot kalian."
Bagaimana cara Karina bisa mengetahui rencana aneh ini? Jawabnya karena semua rumah yang pernah Karina tinggali terpasang CCTV tersembunyi dan alat penyadap suara. Termasuk kamar orangtuanya dan rumah yang ditinggali oleh anjing peliharaan milik Karina Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina Kim
Fanfiction(Belum Revisi) (Extra Chapter Manantu Jung setengah di Karyakarsa.) "Anjing penjilat diantara orang-orang berhati bak malaikat." --Karina Fokus setiap momen pasangan akan berada di chapter 'Menantu Jung'.