J 7

231 27 0
                                    


5 hari setelah Olimpiade

Sore menjelang malam

Seperti biasa jika hari libur Jehian banyak menghabiskan waktunya di balkon kamarnya tanpa seorang pun yang menemaninya. Jehian hanya ditemani oleh kamera barang yang pertama kali kakeknya beri, kamera nya pun lumayan sudah lama namun kualitas nya masih sangat bagus.

Sebelum kakek Jehian berpulang, kakeknya itu selalu mengajak Jehian pergi mencari objek atau tempat yang bagus untuk dijadikan sebagai objek foto. Ia setiap hari libur selalu membawa Jehian ke tempat-tempat yang indah, yang bisa menenangkan hati dan pikiran. Kakeknya tau bagaimana perlakuan sang putri ( Nidya bunanya Jehian) pada cucu terakhirnya ini.

Arga ( nama kakeknya) tak habis pikir dengan jalan pikiran sang putri.Bagaimana dulu ia melihat sang cucu yang dipukuli tanpa ampun oleh putrinya, sampai-sampai cucu terakhirnya itu harus dilarikan ke rumah sakit, lukanya pun cukup parah. Tidak ada yang tahu bagaimana kelakuan putrinya pada anak bungsu nya, hanya ia yang tahu.

Nidya selalu diam-diam ketika ia ingin melukai Jehian si bungsu. Nidya tanpa yang lain tahu sebelum ataupun sesudah suaminya pergi, ia selalu melampiaskan kekesalannya atau amarahnya pada sang anak bungsu Jehian. Dan semenjak kepergian Dirga Nidya selalu menyibukkan diri untuk terus bekerja. Alih-alih untuk mengalihkan pikiran, tapi tetap saja itu tidak membuat nya bisa melupakan Dirga begitu saja.

Namun jika di bilang apakah Jehian ingat perlakukan bunanya dimasa lalu? Tentu Jehian akan menjawab ia tidak tau. Bahkan ia tidak mengingat kenangan-kenangan indahnya bersama keluarganya. Terakhir kali ia mengingat, ia sedang berada di rumah sakit dengan ditemani sang kekek, tidak ada ayah buna ataupun abang-abangnya yang lain.Arga selalu menemaninya sampai ia benar-benar pulih,Ia selalu berusaha agar sang cucu sedikit demi sedikit bisa kembali ingatannya. Tapi ia tidak menjelaskan sebab keadaan Jehian saat itu, ia tidak terlalu tau. Setelah pertengkaran Nidya dan Dirga menantunya, mereka pergi entah kemana.

Tapi belum sampai ia membantu Jehian mengingat ,Arga tiba-tiba saja drop lalu dibawa ke rumah sakit. Setelah beberapa hari dirawat dokter menyatakan jika Arga telah berpulang. Berita itu benar-benar membuat Jehian dan yang lain sangat sedih, Jehian sedih sang kakek yang selalu menemani hari-hari nya telah meninggalkan nya. Walaupun ia tidak mengingat kenangan sebelumnya bersama sang kakek. Tapi sang kakek selalu memberikan kenangan selama masa rawat Jehian, walaupun singkat hanya beberapa bulan setelah kejadian itu.

Jehian selalu merindukan kakeknya, bahkan saking rindu nya sang kekek selalu muncul dalam mimpinya. Jehian senang kakeknya selalu muncul dalam mimpinya Omong-omong untuk mengobati rasa rindu nya pada sang kekek.

" Kakek Arga....Ian kengen kakek, walaupun kakek suka muncul dimimpi Ian... Tapi Ian kangen diajak jalan sama foto-foto sama kakek____

Kek Ian boleh ngeluh gak kek? Jujur Ian capek banget kek, capek Ian... Ian rasa Ian kayak dikucilin sama keluarga Ian sendiri, mereka gak mau deket-deket Ian, nada bicara mereka selalu keliatan kesel kalau Ian ajak ngomong_____

Kakek...kalau Ian minta kekek Arnan buat jemput Ian... Kakek mau gak? Emm...tapi jangan dulu deh kek. Kan Ian masih punya janji sama buna, Ian masih ada keinginan yang Ian belum bisa penuhi. Kakek pasti tungguin Ian kan? _____

Kakek...apa bener Ian penyebab ayah pergi? Apa bener Ian yang buat ayah pergi kek? Sampai-sampai buna sama abang-abang benci sama Ian. Tuhan... Tolong bantu Ian, tolong kasih petunjuk supaya Ian...setidaknya Ian sedikit lebih mudah untuk cari ayah... "

Lama Jehian berada di balkon rumahnya, sambil ia mengeluarkan keluh kesahnya ia dikagetkan dengan suara keras dari Buna nya.

" JEHIAN.... !"

I Don't Know || Jehian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang