One : Know Each Other

35 3 2
                                    

Happy Reading♡....

"Kita sudahi dulu ya bu, Aku ada sedikit urusan"

"Baiklah baiklah.. jaga dirimu yah, kami akan selalu merindukanmu" Sahut wanita paruh baya dari seberang sana.

"Eum, aku juga akan selalu merindukan kalian"

Panggilan telepon antara ibu dan anak ini berakhir seketika. Jika saja bukan gara-gara anak kecil itu, Hanbyul pasti masih berbincang-bincang dengan ibunya.

Pasalnya Hanbyul sedang berada di supermarket sekarang. Membeli beberapa bahan makanan yang ia butuhkan. Setelah sekiranya cukup, ia mendorong troli belanjanya menuju kasir. Tumit kedua kakinya juga sudah mulai pegal sedari tadi berjalan mengitari rak satu ke rak lainnya.

Hanbyul memindahkan barang belanjaannya dari troli ke meja kasir untuk dibayar. Belum selesai ia memindahkan semua barang, ia merasakan rok selutut yang ia kenakan ditarik-tarik oleh anak kecil dengan wajah polosnya itu. Usianya mungkin sekitar empat tahunan. Hanbyul tidak tahu pasti. Anak siapa ini?

"Hey cantik dimana orang tuamu, kenapa kau sendirian?" Hanbyul berjongkok menyamakan tinggi anak kecil itu.

"Atu mau pelmen" Bukannya menjawab pertanyaan Hanbyul, bocah itu malah menunjuk satu rak di dekat kasir dimana rak tersebut berisi berbagai macam permen.

"Kau mau permen?" Bocah itu mengangguk sambil mengemut jari telunjuknya. Membuat Hanbyul gemas.

Hanbyul yang sangat menyukai anak kecil pun langsung luluh ketika bocah itu memasang raut wajah memelas dengan memanyunkan bibirnya. Mirip seperti pantat anak ayam.

"Tambah ini ya" Ucap Hanbyul pada pelayan kasir dan meletakkan dua buah permen untuk dibayar. Hanbyul sudah beberapa kali bertanya dimana orang tuanya, namun bocah itu hanya menggelengkan kepalanya sedari tadi.

Kini bocah itu sudah memegang dua permen lollipop warna-warni. Satu ditangan kanan dan satu lagi ditangan kirinya. Bocah itu tidak berhenti memamerkan beberapa gigi kecil-kecil nya itu karena merasa apa yang ia ingin sudah ia dapatkan. Setelah selesai, Hanbyul mengajak bocah kecil itu duduk di bangku luar, yang sepertinya memang disediakan dari supermarket tersebut. Kerap kali Hanbyul melongok kedalam, menunggu orang tua dari bocah ini menjemputnya.

-
Pria bermarga Park itu kalang kabut mencari adiknya kesana kemari. Padahal tadi adiknya masih berjalan dibelakangnya, tapi saat ia menoleh sudah tidak ada. Park Jimin bingung harus mencari kemana lagi. Hampir seluruh supermarket sudah ia telusuri.

Jimin melangkahkan kakinya keluar dari supermarket sambil tangannya mencoba menekan beberapa nomor pada benda persegi panjang itu berniat menghubungi orang tuanya.

Di depan pintu supermarket persis, Jimin melihat adiknya sedang bersama seorang wanita. Akhirnya. Jimin menghela nafas lega. Ia mengurungkan niatnya untuk menghubungi orang tuanya, menaruh kembali handphone nya kedalam saku celana.

"PARK SOO-RA" Panggil Jimin. Membuat netra kedua manusia tersebut menoleh padanya. Merasa mengenali pria yang berdiri tidak jauh dari mereka, bocah itu berlari kecil menghampiri kemudian pria tersebut langsung menggendongnya.

"Atu dapat pelmen dali kakak cantik" Tuturnya memamerkan permen pada Jimin.

"Aish kau ini! Sudah kubilang bukan jangan pergi kemana-mana"

"Ah maaf, Soo Ra pasti merepotkan mu. Dia tiba-tiba saja menghilang dari pengawasan ku" Ucap Jimin merasa tidak enak pada wanita dihadapannya.

"Tidak merepotkan ku sama sekali. Dia hanya menginginkan permen tadi"

"Berapa harganya biar ku ganti" Pria tersebut terlihat hendak mengeluarkan dompetnya, namun buru-buru Hanbyul menolak.

"Tidak usah. lagipula ini hanya permen"

Truth Issues || j.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang