Two : Love Maze

13 2 0
                                    

Gadis bersurai coklat tengah duduk bersandar pada bangku panjang di tepi Hangang River. Sebut saja sungai han. Sungai populer yang ramai dikunjungi masyarakat setempat bahkan pelancong dari berbagai negara. Pandangannya menatap lurus kedepan. Menatap air yang begitu tenang. Mengamati indahnya kota Seoul di malam hari, dengan gemerlapnya lampu yang ada pada gedung-gedung pencakar langit.

Bisa dibilang malam ini cukup cerah, banyaknya bintang bertaburan menambah ke-estetik-an sang langit. Angin malam yang berhembus membuat gadis tersebut kadang merasa kedinginan. Mencoba masuk dan menusuk kulitnya yang putih pucat itu. Membuat beberapa helai rambutnya berterbangan menyapu wajah.

Wajah itu, cantik sekali. Matanya bulat dengan kelereng cokelat gelap yang begitu indah. Hidungnya yang mancung serta bibir seksinya itu membuat Taehyung tidak berkedip sama sekali. Tidak disangka, teman masa kecilnya tumbuh menjadi wanita cantik bak seorang dewi.

"Kang Ji-seul"

Suara seseorang berhasil membuyarkan lamunan si gadis. Suara itu. Jiseul mengenalinya. Suara yang tidak asing dalam indra rungunya. Suara yang selalu mengisi hari-harinya. Suara yang menjadi teman kecilnya dulu. Membuat sang empu menoleh kesamping dan mendapati seorang pria berdiri tidak jauh dari tempatnya berpijak. Benar. Itu Taehyung. Teman masa kecilnya.

"Kim Tae-Hyung?" Jiseul tampak memperlihatkan eskpresi setengah terkejutnya. Menganga beberapa detik. Telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi mulut. Merasa tidak percaya Taehyung nya ada disini.

Lantas ia berlari dan menabrakkan tubuhnya pada dada bidang itu. Memeluknya erat. Mencium aroma wangi lavender yang menempel di tubuhnya.

"Hey Aku sangat merindukan mu Taehyung-ssi" Jiseul tak tinggal diam. Tangannya bergerak memukul lengan Taehyung. Tidak keras__hanya pukulan kecil. Membuat Taehyung terkekeh.

"Kau pikir kau saja yang rindu, aku juga merindukan mu tau"

"Bagaimana kabarmu?"

"Yah seperti yang kau lihat, sangat baik setelah melihatmu"

"Ngomong-ngomong kapan kau kembali?" Tanya Taehyung.

"Sudah seminggu yang lalu"

Mereka. Jiseul dan Taehyung adalah teman masa kecil, sekaligus teman baik. Dulunya, rumah mereka bersebelahan. Setiap jam delapan pagi Taehyung selalu memanggil Jiseul untuk diajak bermain, ataupun sebaliknya. Sekedar mencoba beberapa hal yang belum mereka lakukan sebelumnya. Seperti membuat perahu kertas lalu membawanya hanyut bersama air sungai. Membeli satu cotton candy untuk dimakan berdua. Melukis pemandangan di taman. Bahkan membuat gelang persahabatan.

Sampai tiba dimana mereka naik ke kelas 2 SMP. Disitulah Jiseul diajak orang tuanya untuk pindah ke New York. Jiseul menolak. Jiseul tidak mau meninggalkan Korea dan teman baiknya itu. Namun perlu diketahui orang tua Jiseul ini terlalu keras. Mau tidak mau Jiseul harus ikut bersama mereka. Meskipun Jiseul sudah menangis__melakukan berbagai cara agar keberangkatannya ke New York di batalkan, tapi tetap saja mereka seperti menulikan telinga dan tidak mendengar rengekan Jiseul. Jiseul sudah berkali-kali bertanya 'kenapa mereka harus pindah?' Dan selalu mendapat jawaban yang sama__'ayah ada pekerjaan disana'. Akhirnya Jiseul pasrah. Menuruti keinginan kedua orang tuanya. Daripada Jiseul dianggap sebagai anak durhaka nantinya, Jiseul tidak mau. Jika saja Jiseul sudah dewasa, Jiseul akan kabur memilih tidak ikut dengan orang tuanya. Masalah tempat tinggal itu urusan belakangan. Toh dia masih punya Taehyung, tuan dan nyonya Kim yang sudah menganggapnya sebagai putrinya. Sayangnya Jiseul belum punya keberanian saat itu.

Truth Issues || j.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang