Six : Sh't Weekend

4 2 0
                                    

Pagi ini cerah sekali ketika matahari memancarkan sinarnya dari timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini cerah sekali ketika matahari memancarkan sinarnya dari timur. Tampak celotehan sekelompok burung yang terbang, melompat dan hinggap di dahan ranting pohon. Weekend kali ini, Hanbyul sengaja bangun lebih cepat dari biasanya. Dia sedang ingin olahraga di sekitaran taman kota. Jogging mungkin. Juga sudah lama sekali Hanbyul tidak berolahraga.

Setiap weekend taman kota ini memang selalu ramai oleh anak kecil hingga orang dewasa. Taman luas yang ditumbuhi rerumputan hijau dengan kolam air mancur di tengahnya. Tidak hanya itu, ada area bermain yang khusus disediakan untuk anak-anak. Diberi fasilitas umum seperti ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan lain-lain. Selalu ada anak yang merengek tidak ingin pulang hanya karena ingin bermain di taman ini. Semoga saja tidak ada tangan-tangan nakal yang merusaknya.

Menghirup udara segar di pagi hari sambil melakukan peregangan, sebelum melanjutkan ke olahraga inti.

Lima belas menit melakukan peregangan, Hanbyul rasa sudah cukup untuk melemaskan otot-otot kaku dalam tubuhnya. Selanjutnya Hanbyul melakukan ancang-ancang, bersiap untuk melakukan jogging. Mengelilingi luasnya taman.

Satu kali putaran, dua kali putaran Hanbyul masih semangat. Sampai putaran kelima, Hanbyul mulai lemas. Langkah kakinya mulai melambat, tidak sesemangat tadi. Keringat sudah membasahi area wajahnya. Nafasnya mulai terengah-engah dengan matanya yang mulai sayu. Mungkin efek jarang berolahraga juga, jadi mudah lelah.

Tapi Hanbyul tidak boleh menyerah. Ini baru setengahnya. Ia bahkan menargetkan untuk sampai sepuluh putaran. Keringatnya terus bercucuran dan tanpa sengaja masuk kedalam mata. Hanbyul mengucek matanya, rasanya sedikit perih. Dan..

"AAARGH! Awhh!!" Jerit Hanbyul saat tiba-tiba tubuhnya kehilangan keseimbangan membuat kakinya terseleo dan jatuh tersungkur di atas paving blok.

"Hanbyul-ah!! Kau tidak apa?"

"Sakiiit!"

Hanbyul tahu pelakunya. Itu Jimin. Benar, pasalnya Hanbyul tadi sempat melihat bahwa bangku yang akan ia lewati kosong. Lalu bagaimana bisa Jimin tiba-tiba datang dan menanyakan 'kau tidak apa?'. Jika bukan Jimin siapa lagi. Tidak bermaksud menuduhnya, tapi feeling Hanbyul ini terlalu kuat. Jika saja ini bukan tempat umum, Hanbyul pasti sudah memaki-maki pria di hadapannya ini.

Sungguh. Awalnya Jimin berniat iseng saja, pria itu berfikir sedikit mengerjai Hanbyul pasti seru. Lalu kakinya dengan sengaja diangkat lebih tinggi guna menghalangi jalan saat Hanbyul hendak melintas di depannya. Jimin kira Hanbyul hanya akan terhuyung kedepan dan tidak sampai terjatuh. Dia benar-benar tidak tahu jika akan seperti ini. Ini diluar dugaannya.

Ini sudah kedua kalinya seorang Park Jimin mengacaukan hari libur Hanbyul. Pertama, saat ia datang pagi-pagi dalam keadaan mabuk dan sekarang, yang mengganggu aktivitas jogging Hanbyul. Menyebalkan.

"Biar kubantu," Jimin mengulurkan tangannya hendak membantu Hanbyul berdiri, tapi dengan cepat Hanbyul menolak.

"Tidak. Aku bisa sendiri"

Truth Issues || j.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang