Sebab Penyerangan Dunia Genbi

4 2 0
                                    

"Sungguh aku sangat takjub dengan perjalanan mu," saut Gray.

"Perjalanan yang sangat melelahkan."

"Lalu bagaimana nasib dunia Genbi?"

"Sedikit pun tidak mengalami kerusakan."

"Wah... dunia paling unggul sekuat itu ya..."

"Hmm..." Trelicia mengangguk, "setelah berakhirnya penyerangan, banyak pasukan peri dunia Brada kehilangan kekuatannya, semua itu disebabkan karena peri kepercayaan yang mengambil kekuatannya, hanya satu peri yang masih memiliki kekuatan, ia adalah Senerin, tidak menutup kemungkinan, ia pasti menyusun rencana untuk menyerang kembali dunia Genbi, atau mencari keberadaan ku."

"Sebenarnya apa yang mereka inginkan?"

"Buah Marcinus dan buku ajaib kuno, mereka mengincar itu untuk mengambil alih dan menginginkan dunianya menempati peringkat pertama sebagai Dunia unggulan. Namun, mereka sangat keras kepala, dan tidak mau menyadari kekuatan yang dimiliki tidak sebanding dengan kekuatan peri dunia Genbi."

"Begitu ya rupanya," sambil memegang janggut dengan jari-jari tangan, "lalu mengapa engkau tidak kembali ke dunia mu saja?"

"Aku tidak tau misi yang aku kerjakan ini berakhir sampai kapan, yang jelas aku tidak bisa kembali sebelum misi ini selesai."

"Jika engkau mau, ikutlah denganku saja, tinggallah dirumah kecilku!?"

"Aku tidak bisa meninggalkan keindahan bunga itu!"

"Itu yang membuatmu keberatan?" Gray lalu mengeluarkan plastik, pisau, dan mengambil sedikit tanah, lalu berjalan menuju bunga melati yang disukai Trelicia, kemudian dia mengupas kulit batang bunga, dan membuat cangkokan, "nah sudah selesai, tunggulah beberapa hari, aku akan membawamu ke rumahku bersama bunga yang indah ini."

"Kau menyakitinya Gray," matanya yang bulat berkaca-kaca, sungguh sesayang itu dia terhadap bunga melati yang putih dan indah itu.

"oh...tidak, aku hanya akan memindahkannya ketempat hidup yang baru," Gray tersenyum, "engkau sangat penyayang rupanya, bunga ini hanya akan merasakan sakitnya sebentar, lalu ia akan tampil lebih indah lagi."

Trelicia lalu tersenyum, dan Gray tertawa melihat mata Trelicia yang berkaca-kaca, rupanya dia belum pernah mengetahui teknik mencangkok.

"Apakah engkau akan melanjutkan cerita?" tanya Gray.

"Hm..." mengangguk, "sebelum penyerangan itu terjadi, aku sering kembali ke dunia Genbi. Tapi, setelahnya aku memilih untuk menetap di dunia manusia ini, aku rasa akan lebih dekat jika tinggal disini, disaat aku ingin pergi untuk merawat buah Marcinus. Aku berharap suatu hari nanti, ketika situasi benar-benar membaik, buah Marcinus akan aku percayakan kepada keturunanmu Gray, dan aku akan kembali ke duniaku mengambil misi yang lebih besar dengan memimpin tiga puluh lima juta dunia peri."

"hah... keturunan katamu?" Gray terkejut, kemudian tersenyum lebar dan mengusap-usap kepalanya bagian belakang dengan satu tangan, "perjalananku sedang tidak menemukan gadis, lagi pula aku belum memikirkan itu, usiaku masih terlalu muda untuk memiliki keturunan."

"Itu hanya harapanku saja Gray, ku harapkan kau mengusahakannya untuk membantu ku."

"Aku belum memiliki kesiapan tentang itu, tapi kalau kau membutuhkan bantuan, aku akan selalu ada."

"ehm..." dia tersenyum, "lihatlah Gray yang terbang itu!" menunjuk ke arah pemandangan lepas.

"Ohh...itu adalah sekelompok burung dara, sepertinya milik salah satu penduduk."

"Kau pernah mengartikannya?"

"tidak sama sekali."

"seperti itulah kita yang sekarang Gray, merasakan kebersamaan, kekompakan, dan menikmati perjalanan bersama. Namun, dari kelompok burung yang terbang itu, suatu hari nanti, salah satu dari mereka akan pergi sejauh mungkin, salah satu dari mereka akan ada yang kelelahan terbang, dan salah satu dari mereka memiliki jalan sendiri untuk dituju. Seperti itulah kita yang sekarang, suatu hari nanti, kita akan mengalami sesuatu yang membuat kita bersedih, sesuatu itu adalah perpisahan, kita akan menemukan jalan hidup masing-masing, datangnya orang-orang baru, dan melakukan perjalanan yang lebih luas dan panjang. Hal penting yang harus kau ingat adalah jangan menjadi pelupa, hal-hal yang kita buat sekarang ini akan menjadi kenangan terindah di hari-hari selanjutnya."

"Kau benar Trelicia, sungguh aku tidak sanggup membayangkan perpisahan yang akan terjadi dikemudian hari."

Mereka berdua menghentikan sejenak pembicaraan, Gray berdiri untuk melemaskan pantatnya yang setengah kaku, awan lembut mulai berdatangan menutupi dataran rendah, Gray memasukkan barang-barangnya kedalam ransel. Ketika pulang nanti, hanya barang-barangnya yang menemani dan meramaikan perjalanan.

"Sepertinya kau merasakan sesuatu ya?" tanya Trelicia.

"Waktu mengajak matahari untuk turun, ceritamu sepertinya masih belum selesai, tapi bagiku sudah cukup memberikan penjelasan, setidaknya aku mengerti dunia Genbi, buku ajaib kuno, buah Marcinus, dan peri kepercayaan."

"Syukurlah kalau kau memahami ceritaku, emm... Gray, apakah engkau benar-benar akan membawaku?"

"Aku tidak suka omong kosong," Gray menatap Trelicia, "tunggulah tiga hari lagi, aku akan membawamu, tunggu aku datang kesini, jaga dirimu baik-baik Trelicia, aku besok tidak bisa kesini, karena buku catatanku harus terisi, pohon bunga melati itu sudah aku beri tanda, agar orang lain tidak memetiknya."

"kau suka menulis rupanya?"

"tentu, aku tidak begitu pandai merangkai kata-kata ketika berbicara, jalan satu-satunya untuk menyampaikan pesan adalah dengan cara menulis."

"Ehmm..." Trelicia tersenyum.

"Baiklah, aku tidak bisa berlama-lama disini, jaga dirimu baik-baik ya, aku akan kembali tiga hari lagi, ingatkah itu...!"

Trelicia memandang Gray yang berjalan terburu-buru dan semakin jauh, "Tentu Gray," satunya dengan samar, "kau sangat berbeda dengan manusia yang pernah aku temui di sepanjang perjalananku," tambahnya.

Trantang...trantang...trantang... suara barang-barang Gray, apalagi botol teh yang terbuat dari aluminium telah kosong, benturan barang-barang Gray semakin nyaring dan ramai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jalan Menuju Genbi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang