14. Setuju

6.2K 548 5
                                    

14. Setuju

•~•

"Mau kemana lo?" tanya Jevano sambil mengikuti langkah Haikal bersama dengan Reno.

"Club basket."

"Ngapain?" Tanya Reno bingung.

Haikal diam saja. Dia melangkah semakin cepat saat melihat ruangan dengan tulisan club basket. Haikal membukanya, dan saat itulah semua orang yang ada di dalam mendongak.

"Sorry ganggu. Gue ada perlu sama yang namanya Juna." ucap Haikal langsung.

"Kenapa?" Orang yang namanya Juna bangkit.

Haikal menyuruhnya mendekat. Dia melangkah keluar. Menuju sisi koridor yang sepi.

"Kenapa?" tanya Juna. Menatap Haikal datar. Sebelah tangannya masuk ke saku celananya.

"Lo deketin Nafis, 'kan?" tanya Haikal membuat Juna langsung mengernyit tipis, "Lo selalu naroh dancow di mejanya padahal selama ini Nafis gak pernah berangkat. Lo cari tau alamat apartemennya Nafis, juga alamat rumahnya." Haikal menjeda, "Lo suka dia 'kan?"

Juna tersenyum lalu tertawa pelan, "Iya, gue suka dia sejak masuk kesini." jawabnya. Dapat ia lihat Haikal mengepalkan kedua tangannya, terlihat kesal. "Dia pacar lo, 'kan?"

"Kalo lo tau dia pacar gue, kenapa lo coba deketin?" tanya Haikal datar.

"Kenapa ya?" Juna masih santai, "Karena gue suka sama dia. Tenang aja, gue gak bakalan rebut dia dari lo."

Haikal diam. Dia berkedip, "Jangan pikir gue bodoh." Haikal mendengus, "Lo bakalan ambil kesempatan dalam kesempitan. Jangan kira, gue gak tau sama kelicikan lo itu."

Lagi dan lagi, Juna tertawa. Dia mendekat. Kepalanya sedikit merendah ke Haikal. "Seenggaknya jangan berantem dan biarin dia sendiri." ucapnya pelan. Dia menepuk bahu Haikal lalu berbalik. Kembali masuk ke dalam ruangan club basket.

"Bangsat!" maki Haikal pelan. Sialan banget si Juna ini. Gak bisa. Gak bisa! Nafis itu miliknya dan akan tetap jadi miliknya.

"Lo kenapa sih anjing?! Kok malah makin marah?" tanya Jevan bingung, "Lagian lo ngobrolin apa sama itu kapten basket?"

Haikal mendengus, "Privasi."

"Bajingan!"

Haikal tertawa, "Lagian lo kepo banget. Urus aja itu pacar lo tadi manggil lo tapi lo gak denger."

"Beneran?" Jevano panik sekarang.

"Beneran. Iya gak, Ren?" tanya Haikal yang langsung diangguki oleh Reno.

"Kenapa gak bilang dari tadi!?" Jevano langsung berlari meninggalkan kedua temannya.

"Jadi, dia yang deketin Nafis?" tanya Reno saat keduanya saling diam.

"Gue sama dia ganteng siapa?" tanya Haikal tidak nyambung.

Reno menatapnya, "Ganteng dia sih. Lo buluk." jawabnya kelewat jujur lalu berjalan pergi meninggalkan Haikal.

"Gue gak buluk, setan! Ini eksotis! Seksi ini!"

•~•

"Na, ada Haikal."

Nafis menengok ke pintu kamarnya. Oh udah pulang ternyata. Cowok itu membiarkan Haikal masuk. Pintu kamar, Haikal tutup. Melemparkan tasnya sembarangan.

"Kenapa?" tanya Nafis bingung.

Haikal menggeleng. Dia membringkan tubuhnya. Menindih setengah tubuh Nafis. Pipi kanannya menindih tepat di atas selangkangan Nafis.

BACKSTREET ✔ [ SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang