11. Hubungan?

8K 649 69
                                    

Sebelumnya, di part ini ada satu soal matematika. Aku liat di zeniuz, jadi entah benar atau enggaknya aku gak tau. Aku gak suka math, lebih suka sejarah. Jadi kalau 5 itu jawabannya salah, harap di koreksi.

Terimakasih^^

11. Hubungan?

•~•

"Pa," Nafis menghembuskan napasnya pelan. Melepaskan genggaman Jerry di tangannya.

Jerry menggeleng. Dia tidak peduli kalau dikatakan cengeng atau apa. Mereka tidak tau rasanya jadi Jerry. Jerry hanya ingin Nafis. Benar-benar ingin Nafis. Tidak ada yang lain.

Katakan saja Jerry bodoh karena sudah mensia-siakan Kylla dan Nafis demi seseorang yang datang sesaat. Jerry menyesal? Tentu saja dia menyesal. Sudah sejak Kylla tiada, penyesalan langsung Jerry rasakan. Namun tidak ada yang bisa Jerry lakukan. Tekanan dari Hani membuat Jerry tidak memiliki pilihan lain.

"Papa," Nafis memaksa Jerry untuk melepaskan genggamannya. "Papa tau harus apa 'kan? Tidak perlu memohon seperti itu. Aku akan kembali ke Papa, tapi tidak sekarang. Aku tidak bisa."

"Nafis, Papa.." suara Jerry tertahan di tenggorokan.

"Nanti, Pa. Sebentar lagi. Aku janji hanya sebentar. Aku harus mengikhlaskan semuanya dulu. Baru setelahnya, aku akan kembali ke Papa. Tinggal sama Papa bersama Ibu baru dan seorang saudara laki-laki."

Bukan hanya Jerry yang kaget, tapi Hani, Haikal, Ayah Bunda dan Kay. Mereka terlihat sangat tidak percaya dengan ini.

"Hanya sebentar, Pa. Papa juga harus memperbaiki hubungan Papa dengan istri Papa sekarang." Nafis tersenyum, "Aku tau, Tante Hani juga awalnya gak ada niat buruk dan gak ada niatan buat rebut Papa dari Mama. Tapi Tante Hani hanya jatuh cinta. Gak ada yang salah dari perasaannya. Makanya, perbaiki hubungan kalian dulu.

Dan lagi, kalau aku sudah baik-baik aja, aku pasti akan pulang. Papa cukup di rumah aja. Jangan khawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja." Nafis melanjutkan. Dia menatap Haikal, "Kal, ayo pulang."

Haikal tersentak. Dia mengangguk. "Bun, Yah, Haikal sama Nafis pulang duluan."

"Ah iya." jawab Ayah setelah rasa kagetnya menghilang.

Haikal dan Nafis berjalan pergi daru restoran.

"Kayak apa yang lo bilang waktu Nafis lahir," Jonathan menatap Jerry.

Jerry menatapnya, "Nafis malaikat gue."

"Yah. Dia memang sebaik itu."

Jerry menatap punggung Nafis yang sekarang sudah tidak terlihat, "Papa tunggu di rumah."

•~•

Hari-hari berlanjut semestinya. Kehidupan sekolah juga tidak ada yang menarik sama sekali. Nafis dan Reno tampak semakin dekat karena belajar bersama untuk lomba.

Sejujurnya, mereka tidak ada masalah sama sekali. Nafis juga paham kalau Reno juga ingin sosok Ayah dalam hidupnya. Dan Jerry memberikannya. Perasaan bahagia yang Reno rasakan membuat cowok itu tutup mata. Tidak peduli kalau kelakuan Ibunya salah.

Tapi sudahlah.

Dan hari ini, akhirnya lomba matematika diadakan. Para peserta yang mengikuti lomba diwajibkan untuk memakai setelan jas. Entah siapa yang mengusulkan, tapi karena itulah mereka bisa dikenali dengan mudah.

"Mampus woy! Nafis ganteng banget!"

"Fix! Gantengnya ngalahin Jevano!"

"Woy lah tolong banget! Ini si Reno kenapa lucunya ilang?!"

BACKSTREET ✔ [ SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang