Rumor kedekatan antara Chanyeol dengan Lia ternyata benar adanya. Mereka sering terlihat bersama dalam berbagai kesempatan. Seperti hari ini, mereka dengan sengaja mengambil meja di sebelah meja Rosé cs.
Rosé cs tentu saja tidak ambil pusing dengan keberadaan mereka di kantin kampus ini. We don't own this place, jadi mereka bebas untuk memilih tempat di mana mereka suka. Begitu pikir mereka. Namun, Lia seperti dengan sengaja ingin menguji kesabaran seorang Roseanne Park dengan bersikap overacting di depan Rosé cs.
"Sabar, cyn. Jangan kepancing!" Jennie mengingatkan.
"Weh, mon maap. Beda kelas!" Rosé menekankan kata beda kelas. Membuat Lia dan Chanyeol melihat ke arahnya kemudian tersenyum sinis, merendahkannya.
Rosé membalas tatapan mereka dengan menaikkan sebelah alisnya. 'What?' mulutnya berucap tanpa suara. Lagi-lagi Lia hanya tersenyum kemudian memberikan kode kepada Chanyeol untuk menyuapinya makanan. Mereka tanpa malu-malu bermesraan di depan Rosé cs.
"Norak!" Ucap Rosé
gemas, selera makannya hilang. Dia hanya memainkan sendok dan garpu di atas makanannya. Pikirannya sibuk dengan dunianya sendiri."Elah, udahlah. Ga worth it cowo model gitu lu rebutin." Ucap Jisoo tiba-tiba, sambil dengan cuek memakan menu makan siang Rosé yang belum dimakannya.
"Eh, itu makanan gue ih." Protes Rosé, "Lagian lu dateng tak dijemput pulang tak diantar. Tau-tau muncul, hobi banget ngagetin orang."
"Oh, masih mau lu makan? Nih..." Jisoo menyodorkan sendok ke arah Rosé kemudian dimakan oleh gadis itu.
"Lu tuh yang kebanyakan bengong. Jangan bengong terus, cepet tua. Nanti banyak kerutan di muka, repot." Ucap Jisoo asal sambil terus menyuapi sahabatnya. Teman-temannya yang lain sedikit terpana dengan interaksi dua sahabat tersebut.
"Ini serius kalian ga punya feeling satu sama lain?" selidik Joy yang diangguki oleh Irene dan Jennie.
Sementara Lisa, Seulgi, dan Wendy sudah mengetahui bagaimana perasaan Jisoo yang sebenarnya kepada Rosé tetapi mereka menyimpannya sendiri. Bahkan tidak bercerita juga kepada kekasih mereka masing-masing.
"Ya enggalah! Gua sama Jisoo mah udah kayak adik-kakak. Iyakan, Ji?" Sanggah Rosé.
Jisoo hanya mengangguk lemah, 'If you only knew, Jé.' Batinnya.
Jisoo pernah tanpa sengaja mengutarakan perasaannya tetapi reaksi Rosé sungguh tidak terduga. Gadis itu seperti tidak terima. Raut wajahnya berubah, sulit diartikan oleh Jisoo. "Kena deh!" Begitu kilah Jisoo saat mendapati reaksi Rosé yang tidak sesuai harapannya. Prank, dalihnya saat itu.
"Ya udah, ga usah dipikirin lagi itu love bird. Bentar lagi juga kadaluarsa kemesraannya." Ucap Jisoo, "Kemarin lu pede banget kalau dia bakal balik," lanjutnya.
Rosé memang yakin kalau Chanyeol pasti akan kembali padanya. Tapi boleh dong kalau dia merasa kesal kepada Lia. Pantas dong kalau dia membenci gadis itu karena Lia berhasil mencuri hati Chanyeol saat lelaki itu masih jalan dengannya.
"Gue ke toilet dulu ya gaes." Rosé beranjak meninggalkan teman-temannya. Terus terang hatinya tidak rela melihat mantan kekasihnya itu bermesraan dengan Lia. Karena perasaannya kepada Chanyeol bukanlah main-main, tulus.
Namun, Rosé tetap yakin kalau dia lebih baik daripada Lia dan percaya kalau waktu akan membawa Chanyeol kembali ke pelukannya. Love will lead you back someday, I just know that. Begitu pikirnya.
"Lia ini benar-benar ujian kesabaran banget ga sih," rutuknya setelah kembali dari toilet.
"Ada apalagi sih?" tanya Joy
"Liat nih!" Rosé menunjukkan noda pada pakaiannya dengan geram. "Tadi gue papasan sama dia di toilet, terus dia belaga mau jatuh gitu. Alhasil kayak gini deh."
"Wah, apa kita samperin aja tuh anak. Gila juga nantang kakak tingkat." Jennie sudah dalam mode lion.
"No... No... No... Jatuh banget harga diri gue kalo labrak tuh bocil. Dikira gue masih ngarep sama si Chanyeol." Ucap Rosé tidak setuju dengan cara yang Jennie tawarkan.
"Udahlah, ga lama lagi juga dia bakal kena karma. Karmasé does exist, you know." Canda Joy, membuat yang lain tertawa mengingat kejadian saat mereka masih mahasiswa baru. Seorang kakak tingkat mengerjai Rosé dengan tidak manusiawi tapi tak berapa lama, kakak tingkat tersebut malah mengalami malu yang lebih dahsyat dari yang dialami Rosé.
===
"Gua perhatiin lu jadi lebih pendiem habis kejadian tadi di kantin." Jisoo membuka obrolan.
Sekarang mereka sedang dalam perjalanan pulang. Rumah mereka searah jadi selalu pulang bareng. Walaupun Jisoo kadang pulang terlambat karena harus latihan basket dulu, Rosé dengan suka rela menunggu Jisoo. Sedekat itu hubungan mereka, bahkan sempat ada gosip kalau mereka pacaran. Hal itu yang membuat gadis-gadis kampus agak mundur jika ingin mendekati Kim Jisoo. Bagaimana tidak? Saingannya Roseanne Park, mahasiswi popular di kampus mereka.
"Jujur, gue sedih lihat Chanyeol dengan mudahnya dapet pengganti gue." Ucap Rosé pelan.
Jisoo melihat air mata menggenang di pelupuk mata sahabatnya itu, membuat hatinya terasa tercubit, sakit.
"Jangan buang air mata lu buat sesuatu yang kurang berharga. Percaya deh, suatu saat lu akan ketawa mengingat hari ini. Hari dimana lu sia-siain air mata lu buat dia." Ucap Jisoo datar.
Jisoo menepikan mobilnya, kemudian matanya fokus kepada gadis yang berada di sebelahnya. "Cepat atau lambat, si brengsek itu pasti akan kembali ke elu. Kalau jadi elu sih, gue ogah balik laginya juga. Dia cuma lagi silau sama kilau emas, sampai-sampai ga bisa lihat kilau berlian yang dia lepas. Senyum dong, yakin kalau lu lebih baik dari cewe itu."
Rosé tersenyum mendengar ucapan Jisoo. Lelaki itu memang selalu bisa membuat dirinya menjadi lebih tenang. "Thank you," ucapnya kemudian memeluk Jisoo dengan erat. Yang dipeluk tentu saja senang, dia tidak menyangka akan mendapat pelukan dari orang yang dicintainya. Hatinya menghangat.
"Gitu dong, senyum. Kan gue kangen sama pipi chipmunk lu." Ucap Jisoo yang dihadiahi cubitan dari sahabatnya.
"Jadi kita mau kemana dulu nih biar suasana hati lu lebih baik?" tanya Jisoo
"Eskrim, mau makan eskrim sepuasnya." Ucap Rosé antusias.
"Janji dulu," Jisoo memberikan satu syarat. 'Apa' tanya Rosé dengan bahasa tubuhnya.
"Jangan buang-buang percuma air mata lu buat cowo ga guna macem mantan lu," pinta Jisoo
"Deal! Percaya deh, gue ga akan lagi sedih dan cemburu sama cewe-cewe lain yang dekat dengannya. Cause I'm better than her and any other girls he has." Ucap Rosé yakin.
Jisoo tersenyum melihatnya, dia tak ingin melihat Rosé sedih. Rosé yang ceria seperti inilah yang ingin dia lihat setiap hari. 'Tuhan, tolong beri hamba keberanian untuk menyatakan cinta kepadanya,' pinta Jisoo dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
FanfictionI wish we could be more than just friend. Begitulah harapan seorang Kim Jisoo untuk sahabatnya Roseanne Park. Cinta yang terperangkap dalam friendzone. Jitop Bottsé