Semakin hari tingkah laku Lia semakin menyebalkan. "Didiemin ngelunjak nih anak," geram Jennie
"Lu masih mau diemin nih bocil macam ni?" Irene menimpali ucapan Jennie dengan ekspresi yang tidak kalah geram.
"Tau nih, diem lu tuh bikin anak-anak baru pada ngelunjak." Joy tak kalah sengit.
Rosé hanya mendengarkan ocehan ketiga sahabatnya. Tidak ambil pusing, dia hanya fokus kepada makanannya di atas meja.
"Udah jangan banyak omong, makan cepetan. Kalian ga mau semangatin pacar-pacar kalian?" Ucap Rosé santai sambil menyeruput minuman kesukaannya, strawberry milkshake.
Mendengar omongan Rosé, mereka baru ingat dengan kekasihnya masing-masing. Jisoo cs sedang latihan basket, mulai minggu ini mereka akan menghabiskan waktu di lapangan basket lebih intens.
Setelah selesai makan, mereka segera menuju ke lapangan basket. Sudah banyak gadis-gadis kampus yang memenuhi bangku penonton, sekedar ingin melihat cowo-cowo kece di lapangan.
"Beuh, gila penuh banget nih lapangan." Keluh Jennie.
"Iya ih, ngapain sih tuh cewe-cewe caper banget." Irene ikut keki melihat beberapa orang gadis meneriakan nama Seulgi.
Mereka duduk di tempat biasa, tempat spesial yang disiapkan oleh Jisoo cs.
Rosé fokus memperhatikan kesepuluh squad basket kampus. Hingga kemudian datang dua orang yang mengganggu fokusnya. Lia dan Chanyeol, berjalan dengan tangan saling merangkul. Duduk tepat di seberang tempat duduk Rosé.
Lia sengaja merencanakan hal ini. Dia ingin menunjukkan bahwa masa-masa kejayaan Rosé cs sebagai primadona kampus sudah usai. Digantikan oleh dia dan kawan-kawan.
Rosé berusaha untuk tidak ambil pusing. Tetapi otaknya mengkhianatinya, matanya terus saja memperhatikan kedua sejoli di depannya.
"Minum nih, biar adem hati lu." Joy menyodorkan sebotol minuman dingin.
"Thanks," Rosé menerima minuman tersebut kemudian meminumnya.
"Yakin lu bakal diemin tuh bocil banyak tingkah?" Geram Jennie, matanya jengah memperhatikan tingkah laku dua sejoli yang seperti tidak tahu tempat.
Sesi latihan telah selesai, sebelum kerumunan di lapangan bubar, Lia dengan cepat memberikan pengumuman.
"Secara hari ini adalah first month anniv gw sama my baby Ceye, kalian semua gw undang ke cafe XXX jam 8. Malem ini kita party!" Seru Lia yang disahuti dengan sorakan gembira dari mahasiswa yang masih di lapangan.
"First month anniv, gila." Tawa Joy meledak mendengar kealayan Lia dan Chanyeol.
Teman-teman Rosé yang lain melihat ke arah gadis itu. Apakah sahabat mereka benar-benar sudah move on dari lelaki playboy tersebut.
Menyadari temen-temannya melihat ke arahnya, Rosé segera menunjukkan senyum lebarnya. "Okay, girls... Show them who the boss bitch is."
Ketiga sahabatnya tidak menyangka dengan reaksi Rosé tetapi mereka senang meskipun tidak tahu apa yang ada dipikiran gadis itu.
===
Jisoo menunggu Rosé di ruang tamu rumahnya, sudah hampir dua puluh menit tetapi gadis itu masih belum juga siap. Sebenarnya Jisoo tidak tertarik mendatangi acara tersebut tetapi karena Rosé meminta dia untuk menemaninya, maka mau tidak mau dia ikut juga. Lagi pula dia tidak ingin melihat gadis itu terluka di acara tersebut. Melihat mantan kekasih dengan pacar barunya, siapa yang tidak keki?
Jisoo sedang asyik memainkan ponselnya ketika Rosé mendekat ke arahnya. "Sorry, lu nunggu lama ya?"
Yang diajak bicara mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Seperti terkena sihir Medusa, Jisoo membeku beberapa saat melihat Rosé. 'Cantik banget,' pikirnya dalam hati.
"Ya udah, yuk!" Rosé menggandeng lengan Jisoo membuat lelaki itu sedikit salah tingkah.
Sampai di cafe xxx teman-teman mereka sudah berkumpul. Jisoo dan Rosé lantas menghampiri mereka.
"Widih, cantik bener dateng ke anniv mantan." Goda Joy. Dari semua sahabatnya, Joy memang orang yang tak ada filter kalau bicara. Apa yang dipikirkannya, itulah yang keluar dari mulutnya.
"Harus dong," Rosé meneguk gelas minuman yang sudah dipesankan oleh sahabatnya tadi.
Matanya melihat sekeliling, mencari sepasang sejoli, Lia dan Chanyeol. Yang dicari sedang berada di tengah lantai dansa, menari mengikuti alunan lagu yang diputar. Rosé menyeringai melihat mereka berdua.
Rosé meneguk lagi gelas minumannya kemudian berjalan ke lantai dansa mendekati mereka berdua. Teman-temannya memperhatikan aksi Rosé dari meja mereka. Jisoo sedikit penasaran sekaligus was-was, apa kira-kira yang akan dilakukan Rosé kepada kedua orang tersebut.
Rosé semakin mendekat ke arah Lia dan Chanyeol yang sedang asyik berdansa. Dia menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang mengalun. Sengaja melewati kedua sejoli itu sehingga mereka harus memberi jarak untuk membiarkannya lewat.
Rosé berhenti di antara mereka, melihat ke arah Chanyeol kemudian berbisik "Sorry, gua ganggu dulu." ucapnya dengan suara yang dibuat semanja mungkin, menggoda.
Chanyeol yang mendapat perlakuan seperti itu tentu saja terkejut, tanpa sadar senyuman lebar terpampang di wajahnya. Melihat itu, Lia segera menarik Chanyeol ke arahanya. Rosé mengalihkan tatapannya ke arah Lia kemudian tersenyum kecil, sedikit menyepelekan.
Dia lalu meninggalkan kedua sejoli itu ke tengah lantai dansa. Satu yang dia tahu, Chanyeol masih belum lepas menatapnya karena dia masih dapat mendengar ocehan Lia kepada lelaki itu.
Rosé terus menggerakkan tubuhnya, pinggangnya digerakkan ke kiri dan ke kanan terlihat begitu seksi. Tanpa mempedulikan Lia, Chanyeol mendekati Rosé, ikut berdansa di sampingnya. Rosé yang merasa bahwa lelaki itu telah mengikuti permainannya, menatapnya dengan tatapan menggoda. "Merindukanku?" Bisiknya
Melihat keakraban antara Rosé dan Chanyeol membuat hati Jisoo sakit. Dia menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. Dia tidak suka melihat cara Chanyeol menatap Rosé, seperti kucing melihat ikan begitu pikirnya. Dia ingin pergi dari sana tetapi Rosé datang bersamanya maka harus pulang dengannya juga.
Chanyeol mencoba untuk memeluk Rosé tetapi di tahan oleh Lia. "Apa yang kau lakukan?" teriaknya.
"Apa yang aku lakukan? Kau bersikap mesra dengannya di perayaan anniv kita." Teriak Lia tak kalah dari Chanyeol.
'Gotcha' batin Rosé. Dia menarik tangan Jisoo yang sudah berada di sebelahnya untuk kembali ke meja mereka. Ya, Jisoo hampir saja menarik paksa gadis itu untuk pulang. Untung saja Lia yang terbakar cemburu, lebih dulu menarik lelaki playboy itu dari dekat Rosé.
Teman-teman mereka tertawa melihat kejadian tadi.
"Jadi ini rencana lu?" Selidik Irene.
"Bilang-bilang dong, kan kita bisa bantu biar lebih heboh." Timpal Joy
"Tapi tadi tarian lu hot bener, babe." Goda Jennie
"Bener, saking hotnya ada yang kepanasan di sini." Timpal Seulgi yang diikuti tawa Lisa dan Wendy. Sementara Jisoo, mukanya sudah semerah tomat.
Hal ini menimbulkan kecurigaan Jennie, Joy, dan Irene. Kenapa Jisoo jadi salah tingkah seperti ini. Bahkan tadi dia minum beberapa gelas minuman yang agak 'keras'.
"Tentu saja, bocil banyak tingkah itu perlu dikasih tau siapa bossnya di sini." Ucap Rosé. "Ya udah yuk cabut,"
"Lu yang bawa mobilnya ya," pinta Jisoo. "Pala gua pusing tadi minum agak banyak," ucapnya lagi sambil menyerahkan kunci mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
FanfictionI wish we could be more than just friend. Begitulah harapan seorang Kim Jisoo untuk sahabatnya Roseanne Park. Cinta yang terperangkap dalam friendzone. Jitop Bottsé