18.SISI LAIN

22.2K 565 17
                                    

Ya ampun gemes banget liat perut buncit gue, ngga kerasa udah mau masuk trimester kedua. Rasa mual nya juga udah mulai berkurang, ngga kayak awal awal kehamilan. Untung punya suami yang selalu siap siaga, selalu kasih gue perhatian yang ekstra. Hmmm .... sayang daddy pokok nya.

"Sayang...." kebiasaan baru setiap pulang kerja, pasti teriak-teriak dari pintu masuk.

"Iya dad, aku lagi di dapur" Alister melempar sembarangan jas dan tas nya, kemudian menghampiri gue.

"Ck ... kamu ngapain di dapur, bukan nya istirahat di kamar" gerutu Alister.

"Cuma ambil air minum aja masa ngga boleh, lagian bete dad di kamar terus"

"Bi, tolong bikinin saya kopi ya"

"Siap tuan"

Alister menuntun tangan gue, berjalan menuju sofa di ruang tamu. Gue duduk kemudian Alister berjongkok menghadap ke perut buncit gue. Mengusap-usap nya dengan lembut, lalu mengecupnya berulang-ulang.

"Hai nak..." ucap Alister mendekat.

"Dia nendang dad" ucap gue antusias, Alister tersenyum saat mendapat respon dari calon anak nya.

"Kangen ya nak sama daddy, mau daddy jengukin ngga?" Merasakan ada tendangan kecil lagi dari dalam, senyum Alister makin mengembang.

"Sayang yuk, dia kangen sama daddy nya, minta di jengukin" ajak Alister manja.

"Dia yang kangen, apa emang daddy nya yang mau?" Tanya gue kemudian mencolek hidung mancung Alister.

"Dua dua nya sayang, ayo ... udah on ini" dan benar saja, si Junior sudah mengeras di balik celana Alister.

"Bi, kopi nya taro di meja aja" ucap Alister kemudian menggendong gue ke kamar. Oh iya, sekarang kamar gue sama daddy pindah ke bawah untuk sementara, biar gue ngga terlalu sering naik turun tangga.

Alister duduk di sisi ranjang, gue berdiri di hadapan nya. Tali dress gue di tarik sampai ke perut, bra gue di lepas kemudian di lempar ke atas ranjang.

"Makin montok aja sayang nenen kamu" puji Alister.

Payudara gue di sesap secara bergantian, kedua payudara gue di remas dengan lembut. Nikmat banget, sensasi nya geli geli enak, lidah Alister emang paling jago kalo soal bikin gue keenakan.

"Hhhhhh dadhh sshhhh ahhhh ...."

Puas bermain dengan si kembar, gue di rebahkan di atas ranjang, drees gue di tarik dari bawah, di susul cd gue pun di tarik.

"Yang ini juga makin tembem sayang"

Paha gue di buka lebar, di ganjal dengan bantal di kedua sisi nya, agar gue nyaman katanya. Bibir vagina gue di buka lebar, sampai daging kecil itu terlihat, Lidah Alister menari-nari di atas klitoris gue, bahkan sesekali di gigit kecil sampai tubuh gue menggelinjang hebat.

"Awwhhh janghannn dii gigithh dadhh"

Alister pun melepas seluruh pakaian nya, lalu mengarahkan Junior ke lubang kenikmatan milik gue. Perlahan lahan di dorong masuk, sampai tenggelam di lautan kenikmatan.

Tok...tok...tok...

"Dad, itu ada yang ketuk pintu" ucap gue menghentikan Alister.

"Udah biarin aja, nanggung ini" seakan tak peduli dengan ketukan pintu, Alister tetap melanjutkan aktivitas nya sampai selesai.

"Makasih baby" gue mengangguk seraya tersenyum.

Kemudian Alister mengecup kening gue singkat, menutupi tubuh polos gue dengan selimut, barulah Alister masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Dad, mau kemana?" Tanya gue, saat Alister selesai membersihkan diri dan sudah berpakaian.

"Mau keluar sebentar, mau liat siapa yang ketok-ketok pintu"

"Okeee...."

Gue juga memutuskan untuk mandi setelah Alister keluar. Saat sedang berpakaian, gue mendengar suara Alister yang seperti orang sedang marah besar. Gue buru-buru keluar, takut terjadi sesuatu.

"Bi, kenapa?" Tanya gue bingung melihat seorang pria yang sedang di hajar habis oleh Alister.

"Itu tuan Jayden neng" gue lihat Alister semakin tak terkendali.

"DAD CUKUP!" Gue mendekat lalu berteriak, barulah Alister menghentikan pukulan nya.

"Dia Jayden, orang yang bawa kabur semua aset aset aku sayang, sekarang dia datang dengan sukarela ke hadapan ku" ucap Alister sambil mengatur nafas.

"Aku tau dad, tapi apa kamu mau pukulin dia sampai mati"

"Aaaaaaaaaaaaa......" Alister berteriak sambil melempar semua barang yang ada di dekatnya.

Sisi lain Alister yang baru gue lihat setelah kita menikah. Sangat menakutkan, gue sampai mundur beberapa langkah menjauh.

"Bob, bawa Jayden ke rumah sakit, dan tolong tinggalkan saya berdua dengan Alister"

"Tapi non ... " gue memberi isyarat, agar Bobby tidak perlu khawatir.

Nafas Alister masih memburu, berdiri dengan kedua tangan bertumpu di meja. Gue mendekat lalu memeluk Alister dari belakang, gue usap-usap perlahan dada Alister.

"Dad, semua sudah berlalu, apa salahnya kamu memaafkan semua yang telah terjadi"

Alister berbalik, menatap tajam mata gue.
"Kamu ngga tau seberapa jahat keluarga Jayden, kamu ngga tau ka-"

"Sssttt ... sabar dad, coba deh sini tangan daddy" gue arahkan tangan Alister ke perut gue yang sedikit lebih aktif malam ini.

"Dia takut kalo kamu marah-marah kayak tadi, aku juga takut" gue nangis.

"Maaf ya sayang, maaf ya nak, udah buat kalian takut, maafin daddy" Alister memeluk gue.

"Jangan kayak gitu lagi ya dad, aku beneran takut"

"Ngga akan, itu ngga akan terjadi lagi, sekali lagi maafin daddy"

Setengah jam berlalu, kini keadaan Alister jauh lebih baik, emosi nya pun sudah reda. Sekarang gue dan Alister berada di kamar, saling mendiamkan satu sama lain.

"Baby..." tiba-tiba Alister mendekat memeluk gue.

"Kenapa? Sudah jauh lebih baik?" Tanya gue, dan Alister hanya mengangguk.

"Sayang, mau nenen"

Huh, sekarang Alister sudah kembali lagi menjadi anak bayi, merengek ingin di susui. Gue kadang heran, kenapa dia ngga ada bosen-bosen nya nenen tiap hari. Bukan gue ngga mau ngasih, tapi puting gue akan lecet dan itu rasa nya perih.

"Aku mau nenen sayang" Alister merengek lagi.

"Iya iya sayang"

Gue memiringkan tubuh gue, mengeluarkan sebelah payudara gue. Dengan cepat bibir nya mendekat dan melahap puting gue yang sudah mengeras. Tangan nya tak tinggal diam, mengeluarkan sebelah payudara gue yang masih tertutup.

"Pelan-pelan dad, kamu kebiasaan deh suka gigit puting nya" keluh gue sedikit kesal.

"Abwis gwemwes swayang" jawab nya tak jelas.

"Perih dad, liat tuh sampe lecet puting aku"

"Hehehe maafin ya sayang ku"

Plop

Alister melanjutkan kegiatan menyusu nya, bergantian kanan dan kiri, sampai tertidur dengan posisi bibir tak melepas sedotan nya. Ampun dah sama kelakuan daddy, gimana kalo anak nya udah lahir, pasti ngga mau kalah dia.


HOT DADDY 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang