Bab 24 🍀

214 22 0
                                    

Pagi hari yang cerah, kandungan dara sudah memasuki bulan ke delapan, masih ada tiga minggu lagi untuk proses persalinannya.

Dara memutuskan untuk berjalan jalan disekitar komplek sendirian, dikarenakan Reno dan Raja sudah berangkat kerja sejak pagi sekali.

Ia menikmati udara yang sejuk, Dara berjalan kearah pantai yang tidak terlalu jauh dari rumah. Mendengarkan suara deru ombak dipagi hari membuat hati Dara nyaman.

Ia duduk di pinggiran pantai, menikmati angin paginya Bali.
Suasana pantai masih sepi karena waktu juga masih sangat pagi, disekitar pantai hanya ada Dara seorang.

"Gimana dek? Keliatan gak pantainya? Nanti kalo udah keluar ya Mommy ajak kesini lagi". Ucap Dara sambil mengelus perutnya yang sudah besar itu

Sudah setegah jam Dara menikmati pagi hari di pinggir pantai, ia memusatkan untuk berjalan pulang, namun di tengah perjalanan sebelum masuk ke komplek perumahannya, ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah belakang Dara kaca sepion mobil tersebut sedikit mengenai tangan Dara.

"Aww...". Ucap Dara tubuhnya melemas dan terduduk di pinggir jalanan, matanya tiba tiba buram dan terasa kunang kunang.

"Dar... Kuat jangan lemah". Ucap Dara menyemangati dirinya

"Adek... Kuat ya, bertahan ya sayang bantu Mommy". Ucap Dara mengelus perutnya

Jalanan pagi yang masih sepi membuat Dara bingung dan pasrah dengan keadaan sekarang, tidak ada yang menolongnya, mobil yang tadi menyerempet nya pergi begitu saja meninggalkan Dara.

Darah mulai mengalir di kakinya Dara, matanya lama lama menjadi gelap, dan Dara tidak sadarkan diri.

Haikal dan Rendi yang memang sedang melewati jalanan itu tak sengaja melihat Dara sedang tidak sadarkan diri di pinggir jalan.

"Ren ren stop dah". Ucap Haikal menyuruh Rendi menghentikan mobilnya

"Kenapa?". Tanya Rendi

"Itu Dara anjay, kayanya pingsan deh". Ucap Haikal

"Hah? Mana? Yaudah coba liat ayo kenapa malah diem anjir". Ucap Rendi

Rendi dan Haikal menuruni mobilnya menghampiri Dara.

"Dar.. Dara... Masih denger gue gak?". Ucap Haikal

Dara tidak menjawab apapun panggilan Haikal.

"Kal... Ada darah keluar". Ucap Rendi yang melihat darah mengalir dari arah kaki Dara

"Hah? Eh iya, yaudah bawa ke rumah sakit ayo". Ucap Haikal dan langsung menggendong Dara masuk ke mobilnya

Rendi melajukan mobilnya ke arah rumah sakit kandungan terdekat.
Ternyata bayangan Karin mengikuti mereka ia duduk di samping Dara melihat wajah Dara dengan tatapan sedih.

"Dara... Yang kuat ya". Ucap Bayangan Karin

Tidak butuh waktu lama, Rendi membelokan mobilnya ke rumah sakit dan Haikal buru buru meminta bantuan oleh pihak ugd.

Dara di bawa masuk kedalam ugd, diikuti dengan Rendi, Haikal dan juga bayangan Karin.

"Permisi pak.. walinya yang mana ya?". Tanya Suster

"Lu aja kal waliin dulu, gue telfon Reno". Ucap Rendi

"Oke".

"Saya sus". Ucap Haikal

"Mari ikut saya". Ucap Suster

Dara sudah dibawa keruang ICU dan langsung ditindak lanjuti karena Dara mengalami pendarahan saat ini.

RENO [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang