𝐈𝐈𝐈» [Lilac Bush]

910 120 7
                                    

THE CROWN—The End of Dusk.

“S E M P I T E R N A L”

•••

Kepala dengan surai secerah batang pohon Mahoni itu tampak melongok takut-takut. Mencoba mengawasi keadaan sekitar dengan seksama.

Adalah Nunew yang telah menjadi pihak tak mau diam dengan tenang. Jiwa-jiwa mudanya terus bergejolak, namun sialnya situasi perang ini membuatnya harus terkurung bagai burung dalam sangkar.

Waktu telah menyingsing jauh hampir menyentuh sepekan, sejak kepergiannya menuju Hollow village untuk menemui Zee kata itu, dan itu cukup membuatnya kembali di landa kejenuhan.

Ia ingin bermain, namun kediaman hanya di huni oleh manusia-manusia diktaktor yang membosankan. James juga akhir-akhir ini menjadi sering pergi ke balai utama kota untuk belajar menjadi putra mahkota yang baik.

“Ke hutan, atau taman kota?” Ia bermonolog kecil. Merancang agenda yang akan ia lakukan hari ini—sendirian. Ironi yang menyedihkan, namun berlapang dada sepertinya pilihan yang tepat. Padahal dalam benaknya ia amat sangat merindukan eksistensi Zee.

Tapi sudahlah. Langkahnya di ayun pelan, dengan postur tubuh yang di buat senormal mungkin. Well ... Sampai ia harus buru-buru berlari dan bergerak cepat saat telah tiba di daerah pagar timur.

Kedua tangannya buru-buru menyingkirkan semak-semak Lilac yang menutupi lubang rahasianya, kemudian tubuh mungil itu keluar dengan mudah.

Udara luar benar-benar seperti memberinya hidup baru. Nunew merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Menghirup udara kebebasan dengan bangga. Sampai tiba-tiba sebuah tangan kokoh membungkam bibirnya.

Hmp!” Ia jelas meronta pada awalnya. Namun saat suara khas yang halus menyapu gendang telinganya, kepanikan itu sirna begitu saja.

“Nu, ini aku.”

Nunew membalik tubuh, sebelum menyambar tubuh sang kekasih lekas. “Hia!”

Sang tersangka hanya sanggup terkekeh penuh semburat geli. Membalas pelukan si manis, sembari mengelus punggung ringkih di balik jubah penuh manik-manik itu. “Bagaimana kabarmu?”

“Aku merindukan, hia.”

Young Grace yang nakal. Zee semakin melebarkan senyumnya, menggoyang-goyangkan tubuh si manis ke kanan dan ke kiri gemas. “Sepertinya alam menghendaki pertemuan kita, sayang.” Ia yang dengan ragu memutari kediaman Duke, hanya untuk memastikan keadaan sang Nunew, malah di pertemukan dalam situasi dan tempat yang tak terduga.

Tapi tunggu! Zee melepas rengkuhannya, lalu menatap sepasang amber jernih itu lekat. “Hendak ke mana kau pergi?”

“Aku bosan di kediaman,” jawab Nunew acuh. Menganggap raut wajah kepanikan milik Zee hanyalah angin lalu. “Ayo melihat burung bangau di hutan, hia.”

“Nu, sudah ku katakan untuk tetap di kediaman. Jangan terlalu sering menjadi pembangkangan.”

“Ini pertama kalinya aku pergi, sejak sepekan terakhir, hia. Jadi jangan khawatir dan ayo pergi.”

Senyum cerah itu selalu membuat Zee luluh. Demi apapun, Nunew itu lebih terang daripada cahaya purnama. Melihat tubuh ramping itu berlari membuatnya yakin bahwa malaikat itu benar-benar ada.

Ia mengangguk. Menggandeng lengan si manis erat, bersiap untuk pergi. “Apapun untuk ratuku yang cantik.”

“Kalau begitu mari pergi rajaku.”

THE CROWN - The End of Dusk [ZeeNunew] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang