THE CROWN—The End of Dusk.
“S E M P I T E R N A L”
•••
Siapa yang tidak ingin mempersembahkan hal terbaik bagi orang yang amat di cintai? Tidak ada! Tidak ada, jawabnya.Seharusnya James pun demikian, namun keadaan tak lantas ikut mendukung apa yang ingin ia lakukan. Kalau James bisa, ia ingin sekali mempersembahkan banyak bunga dan upacara pemakaman terbaik untuk Net, sebagai seorang kekasih yang baik. Namun, sayangnya apa yang ia inginkan akan terus tersimpan menjadi angan-angan.
Perang melarang segala aktivitas yang melibatkan banyak pihak. Kerumunan dan segala perayaan hanya akan menimbulkan kekacauan dan memancing bahaya.
Dan mau tak mau semua kalangan harus patuh pada ketetapan kerajaan. Termasuk James dan keluarga Duke Perdpiriyawong, serta keluarga besar Viscount.
Jasad Net tiba pada pertengahan siang di hari selanjutnya. Tak ada iring-iringan guard bersenjata dengan segala atribut berat atau tentang para petinggi pastor yang datang—Tidak ada.
Ia menjadi pihak paling keberatan tentang kesederhanaan itu, namun apakah ia harus bersikap seperti itu sementara keluarga Viscount bahkan tak mempermasalahkan apa yang ada.
Ayah Net berkata, mungkin Tuhan telah merancang kematian anaknya dengan akhir yang sunyi agar tak ada duka yang terlalu berlebihan.
Betapa menyakitkannya mendengar hal itu.
Tiga jam sejak peti mati Net telah di kebumikan, dan James masih betah berdiri di balik pembatas balkon dengan setelan serba hitam yang berkibar saat di terpa angin dan pandangan kosong.
“Net ...” lirihnya.
Hatinya masih teramat berdenyut menyakitkan, namun tak ada lagi air mata yang tersisa.
“Net, sampaikan salam ku pada ibu.” Putra bangsawan Duke ini seakan tak cukup menjadi bahan permainan takdir. Menjadi piatu di usia belia, dan sekarang ia harus di paksa berpisah dengan manusia yang paling ia cintai.
Tap! Tap!
Suara tapak langkah menjamah rungu, namun James tampak tak ingin mengalihkan atensinya sedikitpun.
“Your Grace.”
Bahkan setelah mengetahui kedatangan adiknya, James masih kukuh menatap hamparan pelataran di bawah sana.
“Ku dengar ayah sudah mengetahui komplotan pemberontakan mana yang telah membunuh Young Viscount,” ujar Nunew. Nafasnya sedikit memburu sebab ia harus berlari menaiki tangga paviliun hingga tiba di sini.
James berdecih samar. “Ya.”
“Kakak, tau? Dari pihak mana?”
“Kenapa? Mengapa kau bertanya?” desis James. Pada akhirnya kepala dengan surai kecoklatan itu di bawa menatap wajah sang adik. “Bukankah seharusnya kau sudah tau?”
Huh? Nunew mengernyit tanda tak mengerti. Kakaknya itu sedang berbicara apa? “Kak—”
“Ouh, apa kau memang mencoba berpura-pura menjadi lugu, Nu?”
Tunggu, mengapa James menatapnya dengan pandangan lekat seperti itu. Nunew menggeleng lirih. “Your Grace—”
“Apa mungkin kekasih mu itu tak memberitahu rencana kejam komplotan-komplotannya padamu, hm?”
“Kekasihku? Kak, a-aku benar-benar tak mengeri. Kau sedang bicara apa.”
“Jangan berpura-pura bodoh hanya untuk melindungi kekasihmu, Nu!” James memburu. Mendorong pelan pundak adiknya. “APA KAU TAHU BAHWA PEMBUNUH NET ADALAH MANUSIA-MANUSIA HOLLOW VILLAGE?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CROWN - The End of Dusk [ZeeNunew] END
FanfictionDi kehidupan ini aku mencintaimu lebih dari apapun dan akan selamanya begitu. Namun waktu tak sepanjang itu, takdir telah memanggil ku pulang, dengan gema denting tetesan darah sebagai pengantar tidur. [T H E - C R O W N] The End of Dusk» Attention...