THE CROWN—The End of Dusk.
“S E M P I T E R N A L”
•••
Tak banyak yang dapat Nunew lakukan, selain terus meratap.
Ia hanya pemuda keturunan Duke yang lemah, dan itulah kenyataannya. Ia terbangun di atas ranjang kamar pribadinya, saat di temukan tak sadarkan diri di depan kediaman dalam keadaan hampir membiru, kemarin petang.
Itu yang para maid katakan.
Menggelikan! Nunew menghela nafas panjang. Sesak masih begitu menggelayuti paru-parunya. Sementara ia benar-benar tak dapat berpikir jernih selain ingin terus menangis jika bayang-bayang permasalahan pemberontakan itu menyapa otaknya.
“Zee ...” cicitnya lirih. Kaca patry dengan pemandangan dedaunan pohon Cemara di pandang sendu.
Selimut di atas pangkuannya di cengkeram erat, ia mendadak menunduk dengan kernyitan di dahi. Astaga! Kepalanya terasa ingin pecah!
“Young Grace, anda baik-baik saja?” Seorang maid setengah baya datang menghadap. Wanita dengan gaun mengembang itu menatap putra Duke itu penuh kecemasan.
Nunew menggeleng rusuh. Ia menatap maid itu dengan tatapan menuntut. “Bagaimana keadaan kediaman?”
“Young Grace—”
“KATAKAN!”
“Tidak ada apa-apa, Your Majesty. Semua orang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing,” jawab maid itu sedikit gugup.
Apakah ia harus bernafas lega? Apa itu artinya Zee dan semua penghuni Hollow village memang benar-benar pergi? Tidak, ia tidak boleh berdiam diri, sementara kabar tentang Zee tak kunjung jelas seperti ini.
Ini saatnya untuk memutar otak, bagaimana ia bisa melarikan diri dari kediaman. “Aku ingin sendiri.”
“Tapi—”
“PERGI!”
PRAK!
Nunew tanpa perasaan menghamburkan semua barang yang ada di atas meja nakas samping tempat tidurnya. Ia memberi tatapan tajam, sebagai isyarat perintah mutlak.
“Your Majesty, High Grace James memerintahkan saya untuk tetap di sini.”
“Pergi, kau tak harus menuruti ucapan James! Dia belum resmi menjadi Duke!”
Benar, tak ingin pertengkaran ini semakin menjadi-jadi, maid itu berlalu dengan berat hati. Meninggalkan Nunew dengan tarikan nafas berat.
Saatnya untuk pergi. Nunew memejamkan kedua matanya untuk beberapa saat—ada sensasi sakit kepala yang harus segera ia redam.
Sepasang tungkai ringkih itu di paksa tegak. Buram sejenak membuat Nunew berpegangan pada tiang ranjang. “Ya Tuhan ...”
Kau kuat, Nu. Pada akhirnya kedua tungkainya hanya sanggup si ayun pelan dan pelan.
Melalui banyak lorong kediaman penuh kewaspadaan. Nunew bahkan harus beberapa kali berlari melawan lemas sebab beberapa penjaga tampak berjalan ke sana ke mari.
Peluh sebesar biji jagung berjatuhan. Tanah halaman sisi samping kediaman benar-benar serupa dengan pemanggangan. Terik matahari musim panas membuat pandangannya berkabut.
Namun saat ia semakin dekat dengan lubang tembok rahasianya, ada kejanggalan yang cukup menggertak jantungnya!
Tidak, tidak! Kemana lubang itu?! Ia amat sangat yakin masih sangat waras untuk tak melupakan akses rahasia satu-satunya yang ia punya itu! Seharusnya ada semak-semak Lilac yang menjalar di sana?!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CROWN - The End of Dusk [ZeeNunew] END
FanfictionDi kehidupan ini aku mencintaimu lebih dari apapun dan akan selamanya begitu. Namun waktu tak sepanjang itu, takdir telah memanggil ku pulang, dengan gema denting tetesan darah sebagai pengantar tidur. [T H E - C R O W N] The End of Dusk» Attention...