Peluh mengalir deras di sekujur tubuh sang artis, Rika berinisiatif menghentikan tetesannya dengan handuk kering. Sebagai asisten siaga, Rika selalu cepat tanggap dengan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan Ryou, terutama saat syuting. Sekilas, pekerjaannya memang tampak sederhana. Akan tetapi, sebenarnya cukup melelahkan, apalagi dengan jadwal pekerjaan Ryou yang padat.
"Rika, bisakah kau membelikanku soda? Tapi, jangan bilang apa pun pada Aika," bisik Ryou. Sebelum meminta tolong pada Rika, lelaki itu sudah melihat situasi. Terbukti, sampai sekarang Aika masih fokus pada ponsel di genggamannya. Artinya, percakapan mereka sekarang tidak sampai ke telinga gadis cerewet itu, kan?
"Ehmm ..., t-tapi—"
"Ayolah," bujuk Ryou sekaligus menyela ucapan Rika, "aku bosan minum air putih setiap saat, Cantik."
Bukannya Rika tidak mau, tetapi masalahnya Aika juga pernah meminta bantuannya untuk melarang Ryou meminum soda. Sekarang, katakan, kalau sudah seperti ini, Rika harus apa?
"Tenang saja, kalau dia sampai tau, aku yang akan bertanggung jawab untukmu," balas Ryou yang seketika berhasil menghapus kegelisahan Aika meskipun belum sepenuhnya.
"Tolong, ya, Cantik ..., aku bisa dehidrasi kalau seperti ini terus," bujuk Ryou lagi, melebih-lebihkan keadaan.
Tanpa mereka sadari, suara lain mendadak berhasil menyelinap. "Kalian berdua sedang membicarakan apa?"
Layaknya orang tersetrum, Rika refleks menjatuhkan handuk di tangannya kala suara Aika menginterupsi percakapannya dengan sang majikan. Gadis itu beralih menatap Ryou, memberikan kode untuk menyelamatkannya dari situasi ini.
Dan, sesuai ekspektasi, Ryou yang langsung paham pun lekas mengalihkan perhatian sang manajer. "Rahasia. Kenapa kau mau tau? Kau pasti iri melihatku bersama dengan Rika, kan?" Tidak ada cara lain, Ryou memutuskan untuk mengeluarkan 'senjata pamungkas'. Ya, apa lagi kalau bukan senyuman menggoda andalannya? Tak lupa, Ryou sengaja merangkul asistennya itu sebagai pemanis sandiwara.
"Iri? Apa aku tidak salah dengar? Justru aku kasihan melihat Rika yang tampak teraniaya," sindir Aika.
Ryou sempat melirik ke arah Rika yang tersenyum kikuk. Tampaknya, memang harus Ryou yang membukakan jalan. Tidak masalah, Ryou akan beraksi demi soda tercinta. "Ah, ya, Rika, bukankah kau mau membelikan dango untukku?"
"Dango? Bukankah di ruang sebelah sudah ada sushi? Kalau kau lapar, kau tinggal mengambilnya. Untuk apa kau membeli makanan lagi?" tanya Aika bertubi-tubi.
Berpikir cepat, Ryou beruntung bisa mendapatkan jawaban yang pas. "Aku hanya merasa sedang ingin makan makanan manis. Memangnya, tidak boleh?"
"Huh, terserah kau saja. Aku hanya ingin mengingatkanmu untuk jangan terlalu boros." Setelah mengatakan hal tersebut, Aika kembali fokus mengurusi benda pipih yang ada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Manager
Romance[17+] Pernah mengidolakan seseorang? Tentu saja, semua orang pasti punya alasan mengapa mereka menjatuhkan pilihannya pada sosok yang dianggap memotivasi maupun berbakat, entah itu dari fisik, keterampilan, ataupun sikap. Ryou Shinjirou, selebritas...