.
.
.
.
.
Sejak kedatangannya di apartemen milik Jungkook –tidak, Jungkook tidak membawa Taehyung kerumahnya yang sebenarnya dengan beberapa alasan salah satunya seperti di rumahnya terlalu banyak senjata yang terpampang hingga mungkin Taehyung akan terkejut hingga memutuskan tidak akan bertemu dengannya lagi karena mengira ia orang yang berbahaya untuknya, well memang benar tapi ah sudahlah- Taehyung diminta beristirahat di kamar milik Jungkook yang begitu mewah sementara pemuda itu akan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.
Mengingat status pemuda itu, tidak heran jika ia tinggal di tempat yang high class seperti ini bahkan jika hanya untuk sementara saja.
Sebelumnya Jungkook juga meminjamkan pakaian yang nyaman untuk Taehyung karena pria itu lupa tidak membawa baju ganti.
Ya, karena terlalu banyak yang dipikirkannya membuat Taehyung cenderung terburu-buru dalam bertindak. Bahkan menghubungi Jungkook pun ia lakukan dalam keadaan yang kalut dan saat itu hanya nama pemuda itu yang terpikirkan olehnya, ia bahkan tidak terpikirkan nama Jimin padahal pria itu adalah sahabatnya sendiri.
Dalam perjalanan tadi pun baik Jungkook maupun Taehyung lebih banyak diam, tidak ada obrolan yang tercipta di antara keduanya sama sekali, hanya Jungkook yang sesekali bertanya apakah Taehyung menginginkan sesuatu atau ingin pergi ke suatu tempat dulu yang kemudian hanya dijawab dengan kata ‘tidak’ oleh Taehyung. setelahnya hanya hening, Taehyung tahu ia tidak seharusnya bersikap seperti ini pada Jungkook yang sudah dengan senang hati membantunya tapi ia juga tidak bisa memikirkan apapun saat ini.
Tidak terlalulu lama waktu yang Jungkook butuhkan untuk menyiapkan makan malam.
Pemuda itu hanya membuat nasi goreng kimchi dengan beberapa lauk tambahan lainnya. Setelah membereskan peralatan masak juga dirinya, Jungkook mendatangi Taehyung yang hanya duduk terdiam di atas tempat tidurnya.
Saat kedatangan Jungkook, Taehyung bahkan tidak menyadarinya. Jungkook penasaran apa sebenarya yang ada dikepala pria itu. jungkook penasaran keputusan apa yang aka Taehyun ambil terkait permasalahannya dengan Hyorin.
Apakah Taehyung memutuskan untuk berpisah dengan istrinya itu?
Atau Taehyung juatru memilih untuk tetap mempertehankan pernikahannya bersama dengan Hyorin?
Bagaimana jika Taehyung memilih untuk mempertahankannya mengingat betapa dosennya itu sangat mencintai istrinya.
Tapi apakah itu masuk akal? Tidak peduli seberapa besar cinta yang Taehyung miliki untuk Hyorin, bukan berarti Taehyung harus mengorbankan dirinya atas perbuatan wanita itu yang sudah menyakiti perasaannya.
Tidak. Jungkook tidak akan membiarkan Taehyung mengambil keputusan yang bodoh. Kesalahan semacam ini tidak boleh kembali menimpa orang-orang yang ia sayangi. Jungkook tidak ingin membuat orang yang a sayangi berada dalam penderitaan.
Jika memang Hyorin sudah tidak ingin kembali bersama dengan Taehyung maka Jungkook akan mengambulkannya meskipun jika nanti Taehyung akan menentangnya.
“Hyung..” panggil Jungkook pada Taehyung yang masih tenggelam dalam pikirannya. Pria itu kemudian menoleh dan tersenyum kecil ketika melihat Jungkook memasuki kamarnya yang saat ini Taehyung tempati. “Ayo kita makan, aku sudah menyiapkan semuanya,”
“benarkah? Maaf karena aku sudah merepotkanmu, kook.” Ucap Taehyung, bangkit dari duduknya dan mengekori Jungkook yang berjalan didepan menuju dapurnya.
“aku tidak merasa repot hyung.” Jawab Jungkook. Ia menarik sebuah kursi yang kemudian diduduki oleh Taehyung. “Aku justru senang karena akhirnya aku bisa menunjukkan kemampuan memasakku pada seseorang.” Ucapnya sembari tertawa kecil. Taehyungpun tanpa sadar juga ikut mengangkat bibirnya.