.
.
.
.
.
Fatal Desires 2
Suara musik terdengar begitu keras, banyak orang yang lalu lalang ditempat yang penuh sesak itu. Menari hingga seluruh tubuh mereka basah karena keringat, melepaskan stres dengan menghabiskan waktu bersama teman atau bahkan orang asing yang tidak dikenal.
Jungkook meletakkan gelas minumannya ke atas meja bar, sial, tidak biasanya ia sudah merasa mabuk ketika baru minum tiga gelas alkohol. Ah mungkin itu karena ia sedang kesal sekarang, moodnya benar-benar hancur hari ini.
Ck, menggelikan bukan?
Seseorang seperti Jeon Jungkook merasa kesal, padahal sudah sejak lama ia sama sekali tak mempedulikan sekitarnya.
Pria itu menjauhkan gelas minumannya, berdiri dari duduknya, ia lalu berjalan menuju ke toilet untuk sekedar mencuci wajahnya. Dalam perjalanannya menuju ke toilet itu, Jungkook tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pria yang sepertinya sedang terburu-buru.
"Brengsek-" ucap Jungkook saat dirinya sedikit terdorong kebelakang. Ia menatap marah pria yang baru saja bertabrakan dengannya. "Perhatikan jalanmu sialan. "
Pria itu membungkukkan badannya beberapa kali tanpa sedikitpun menatap Jungkook. "Maaf, maafkan aku. " Jungkook terkejut, ia tidak menyangka suara dari pria itu akan seberat ini, tapi tidak seperti suara yang lainnya -suara pria didepannya ini terdengar sangat merdu ditengah riuhnya tempat ia berada. "Sekali lagi maafkan aku. " ucap pria itu sekali lagi dengan cepat sebelum akhirnya pergi begitu saja tanpa menyadari kalau Jungkook menatap kepergiannya itu dalam diam.
.
.
.
"Bukankah ini lucu? " tanya Jimin. Ia saat ini sedang bersama Taehyung di sebuah klub malam yang cukup ramai mengingat besok adalah weekend. Riuh dari musik serta orang-orang yang bicara dengan berteriak sungguh memekakkan telinga keduanya. Berbeda dari rencana awal, entah bagaimana kedua pria itu bisa sampai di tempat yang jarang dikunjunginya itu.
"Apanya yang lucu? " tanya Taehyung, ia menyesap segelas soda yang sudah ia pesan sebelumnya. Merasa aneh karena Taehyung berada di klub malam dan justru memesan soda dan bukannya alkohol? Itu karena pria itu tidak menyukai rasa alkohol yang menurutnya tidak enak. Jangankan rasanya, mencium baunya saja Taehyung seperti akan muntah.
Pengecualian malam ini.
Taehyung berusaha menahan rasa mualnya akibat bau alkohol yang menusuk Indra penciumannya atas nama pertemanannya dengan Jimin.
Kenapa bisa begitu?
Ya karena Taehyung tidak enak jika harus meninggalkan teman sekaligus rekan kerjanya itu.
Ini semua bermula saat keduanya berada di restoran tempat mereka akan melakukan dinner bersama pasangannya masing-masing. Rencana yang sudah Jimin siapkan sejak beberapa hari sebelumnya itu harus gagal karena baik istri Taehyung ataupun pasangan Jimin tidak bisa datang karena alasan pekerjaan.
Senasib.
Itu hal yang Taehyung pikirkan ketika Jimin mengatakan alasan kekasihnya tidak bisa datang tadi. Memiliki pasangan yang sama-sama bekerja membuat mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Jangankan Jimin, Taehyung yang sudah menikah dan tinggal satu apartemen saja sulit ketika akan menghabiskan waktu bersama pasangannya.
Untuk itulah Jimin mengajak Taehyung untuk menghabiskan waktu bersama di klub yang lokasinya memang tidak terlalu jauh dari restoran sebelumnya. Taehyung yang masih merasa tidak enak pun mengiyakan ajakan Jimin itu meskipun ia tidak menyukainya.
Demi pertemanan mereka, batinnya waktu itu.
"Kita. " Taehyung mengangkat sebelah alisnya, menatap Jimin tidak mengerti. "Kita sudah memiliki pasangan tapi tetap menghabiskan malam minggu sendiri. " kata Jimin lalu tertawa.
Taehyung merasa temannya itu sudah mulai terpengaruh alkohol yang ditenggaknya. Ia pun menggelengkan kepalanya pelan.
"Tapi Taehyung, aku masih penasaran tentang istrimu -ah maksudku pekerjaan istrimu. " kata Jimin lagi, ia membenarkan ucapannya saat merasa ada yang tidak tepat dalam penyampaiannya. "Bagaimana bisa pegawainya baru sepertinya bekerja seharian penuh dalam seminggu. Bukankah seharusnya ini masih menjadi masa training untuknya? "
Taehyung mengangkat bahunya, "Entahlah. Aku sendiri juga penasaran, tapi aku tidak bisa menanyakan hal ini langsung pada Hyorin, aku takut dia akan tersinggung nantinya. "
"kenapa istrimu harus tersinggung? Itukan wajar ditanyakan suami pada istrinya. "
"Aku juga bingung. Beberapa hari lalu aku bertanya padanya soal pekerjaanya tapi dia tiba-tiba marah. " jelas Taehyung. "Tapi mungkin itu hanya karena ia sedang kelelahan saja. " pikirnya positif.
Tapi Jimin tidak berpikir demikian. Menurutnya ada yang aneh dengan istri Taehyung. Yang ia tahu Hyorin bukanlah seorang yang mudah terpancing emosi, tidak mungkin hanya karena pekerjaan ia berubah seratus delapan puluh derajat begitu. Tapi Jimin sendiri tidak yakin dengan pemikirannya barusan.
Saat Taehyung sedang menikmati sodanya, ponselnya di meja tiba-tiba bergetar dan layarnya menyala sesaat. Ia jelas melihat sebuah pesan singkat untuknya.
Taehyung pun meletakkan gelas minumannya lalu meraih ponselnya. Taehyung membuka pesan yang baru saja masuk. Ia tidak tahu siapa pengirimnya karena itu adalah nomor baru. Tapi saat ia mulai membaca pesan yang tertera dilayarnya, Taehyung tahu betul siapa yang telah mengirimkan pesan sampah itu padanya.
Kau terlihat begitu menawan malam ini, doll. Sayang sekali aku tidak bisa menghampirimu dan menyentuhmu sekarang.
Taehyung menolehkan kepalanya ke segala arah. Ia berusaha untuk menemukan seseorang yang benar-benar telah membuat hidupnya terbayang-bayang rasa bersalah pada istrinya akibat ulah orang ini.
Taehyung kembali melihat pesan yang baru saja diterimanya lalu membacanya dengan tangan yang bergetar karena emosi. Beruntung Jimin sama sekali tidak menyadari kemarahannya saat itu.
Percuma kau mencariku. Kau sama sekali tidak akan menemukanku dimanapun.
Taehyung menelan ludahnya kasar. Sial, ia harus segera pergi dari sini.
Pada akhirnya Taehyung mengatakan pada Jimin kalau ia akan pulang duluan, Jimin mengiyakan saja dan kembali terfokus pada tarian aneh yang dilakukannya.
Dalam perjalanan keluar klub malam itu, Taehyung tanpa sadar menabrak tubuh seorang pria yang sedang berjalan. Ia saat itu langsung membungkukkan badannya dan meminta maaf beberapa kali sebelum pergi melenggang begitu saja.
..
.
.
.
20/02/21