"Jadi, Nona Ruthy sudah menyadarinya sejak awal?" Ayase menundukkan kepala bersama raut prihatinnya.
Dengan segala cara, Anne tidak ingin percaya pada satu pun kata yang didengarnya. Apalagi pada bagian bahwa benar kalau Sir Vincent melakukan hal fatal bersama seorang manusia.
Walaupun dalam pengaruh sihir, sekali pun seharusnya bisa menolak, Anne tetap tidak bisa membenarkan kejadian tersebut. Seorang Sir Vincent telah melakukan hal itu dan bukti dari perbuatannya masih hidup hingga saat ini.
Pantas saja Niel berkata kisah milik keponakannya alias Sian tidak berbeda jauh dengan cerita yang dialami ibunya dulu. Ternyata semua inilah alasannya.
"Iya. Kak Ruthy sudah lama menyadarinya," jawab Niel, "lalu dia pun pergi meninggalkan kami semua saat Sian dan Vian menginjak usia dua tahun karena sakit. Kalian bisa menebak sendiri apa yang terjadi setelahnya."
Anne menautkan kedua tangan, memainkannya sebelum menjawab ragu—"Sir Vincent berusaha membunuhnya?"—yang malah terdengar seperti pertanyaan.
Niel menganggukkan kepalanya. "Tidak terhitung lagi. Karena sejak kepergian Kak Ruthy dengan penyakit yang dideritanya, dunia kakak seolah hancur lebur."
Wajah lelaki itu mengkerut serius, dengan mata berkaca-kaca yang dapat Anne lihat jelas, ia kembali melanjutkan sebuah kalimat menyayat hati lainnya, "Jika aku memalingkan wajah sedikit saja dari Sian, kakak bisa mencuri kesempatan untuk membunuhnya dengan cepat. Aku tidak ingin itu terjadi. Karena aku sudah berjanji pada Kak Ruthy, untuk selalu menjaganya."
"Maka dari itu, rumor tentang Vasian adalah anak terkutuk kemudian menyebar, ya?" tanya Ayase penuh hati-hati. "Rumor tidak senonoh yang sempat menggemparkan satu desa karena melihat perbedaan drastis di antara Savian dan Vasian," tambahnya begitu melihat kebingungan tersirat pada wajah Anne maupun Ophelia.
Niel sekali lagi mengangguk. "Menginjak umur tiga tahun, warga mulai meragukan apakah kedua keponakanku benar kembar atau tidak. Keadaan tersebut diperburuk oleh kakakku sendiri yang kemudian memutuskan sepihak bahwa dia akan pergi hanya dengan membawa Vian ke istana.
Setelahnya, seperti yang dikatakan Ayase, Sian mulai dianggap sebagai anak terkutuk, menghancurkan keajaiban sferla yang sudah sempat diterima keluarga Calbertia."
Bahu Anne melemas begitu sudah menyatukan semua kepingan informasi yang diperolehnya dari cerita Niel.
Sian bukanlah saudara kembar Vian, dia bahkan ditinggalkan oleh Sir Vincent pergi ke istana. Dianggap anak terkutuk oleh warga desa-tidak heran jika malam hari itu dia pulang dengan berlumur darah. Karena Sian pasti dirundung oleh teman-temannya sendiri.
Lebih buruknya lagi, jika Anne tidak salah tangkap isi dari seluruh cerita ini, alasan kenapa Sir Gerald juga membenci manusia pasti disebabkan setelah mengetahui wanita yang Anne asumsikan sebagai kekasihnya, Reina Dormus, berselingkuh.
"Tapi dia tidak pernah meminta untuk dilahirkan. Bukankah tidak adil jika dia dirundung terus menerus?"
"Apa yang terjadi denganmu?? Sekarang kau membelanya? Bukankah kau tahu pasti kalau dirimu termasuk dalam si perundung bagi anak manusia dan kembaran butler itu?"
Telak Ophelia menghantam kesadaran dalam diri Anne. Apa yang baru saja dia katakan? Hal itu tentu sungguh sangat bertentangan dengan isi hati dan otaknya mengenai manusia selama ini.
Kenapa aku melawan diriku sendiri?
* * *
Malam harinya, Anne memutuskan untuk berdiam diri di balkon kedai tempat menjemur pakaian, menikmati embusan angin yang menusuk kulit bersama perasaannya yang campur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK: Sayatan Misteri
FantasyAnne, seorang peri remaja bermanik cokelat yang piawai dalam memanah itu harus menjalankan sebuah misi besar bersama teman-temannya atas perjanjian dengan sang ratu. Membuat ia terlibat dengan berbagai pihak, berbagai macam kehidupan, dan yang palin...