"Hmmm ... hari itu, para peri dan manusia merayakan perburuan terbesar mereka di bawah langit malam yang indah, persis seperti ini. Mereka berhasil menangkap seorang werewolf yang ternyata sering berkeliaran di desa kita saat malam, Igermine."
Igermine ... namanya dikisahkan dalam sejarah para peri sebagai pemangsa kegelapan. Julukan itu disematkan padanya setelah dia berhasil tertangkap karena banyak kasus peri hilang yang terus bermunculan-dan warga menganggap-akibat ulah dirinya.
"Aku tidak mengingat apa pun soal perayaan itu ... apa memang ada?" tanya Anne yang mengais kembali memorinya, mencoba mengingat.
Rachita membulatkan mata sebelum mengembuskan napas, lalu melanjutkan,
"Wajar saja. Kau masih kecil saat perayaan tersebut diadakan. Biarku persingkat, sejak Igermine berhasil tertangkap, beberapa minggu setelah pesta keberhasilan itu, raja manusia, Albirru, mendatangi para peri dan meminta bayaran yang fantastis karena merasa manusia telah banyak membantu.
Kami tentu saja menolak, tapi Raja Albirru benar-benar murka. Dia menghancurkan 5 dari 10 desa peri. Lalu, ya ... warga dari 5 desa itu berpencar mencari desa baru untuk ditinggali. Mereka biasanya pergi ke timur atau selatan."
Anne tertunduk. Gadis itu mengatupkan rahangnya rapat-rapat, tangannya mengepal kuat.
"Sejak itulah hubungan antara bangsa kita dan manusia memburuk," jelas Rachita. Anne menengadahkan telapak tangannya di depan mulut sang ibu. Mengisyaratkan agar ia berhenti.
Rachita tak pernah melihat amarah yang begitu menyala dalam diri putrinya seperti sekarang ini.
Wanita itu pun mengangguk mengerti lalu mengusap punggung Anne. Perlahan, gadis di hadapannya mulai tenang kembali.
"Ayo, masuk. Hari ini pasti cukup melelahkan bagimu," kata Rachita. Ia berjalan menuju pintu masuk ke dalam rumah.
"Aku ingin tetap di sini dulu, Bu," pinta Anne. Rachita melempar pandang padanya sebelum mengangguk mengiyakan.
Begitu memastikan bahwa Rachita sudah kembali ke dalam rumah, Anne berjalan menjauhi halaman belakangnya.
"Huft ... bangsa-bangsa menjijikkan itu," gerutu Anne. Ia menjatuhkan diri ke atas rumput, menghasilkan bunyi dentuman yang cukup keras akibat busurnya yang menghantam tanah dan batu kecil.
Gadis itu membaringkan tubuh, melepas segala penat sebab kegiatan yang dia lakukan hari ini.
Pikirannya tidak akan pernah lepas dari bangsa yang begitu dia benci, manusia. Walaupun belum pernah bertemu secara langsung, Anne tahu mereka bukanlah bangsa yang baik.
Bagaimana kejinya mereka memperlakukan bangsa peri, bagaimana serakahnya mereka akan harta, semua itu benar-benar keterlaluan. Anne tidak mengerti mengapa warga di Kota Peri Tara masih mempertahankan keberadaan manusia.
Ratu Cornellia, ratu dari bangsa peri sendiri, hidup di sana. Berbaur dengan para manusia yang masih bertahan, dan memperlakukan mereka dengan layak. Anne sempat merasa jengkel pada ratunya sendiri kalau bukan karena dia mengingat Rachita pernah bersahabat dengan manusia.
Kysa namanya. Seingat Anne, dia tidak pernah mengobrol dengan sahabat ibunya itu. Namun, yang dia tahu, Kysa adalah salah satu orang yang menyelamatkan nyawa Rachita, Keivel, dan dirinya.
Sang ibu menceritakan bahwa dulu dia senang pergi berkemah bersama Kysa, Keivel, dan Dhavlen-satu teman manusianya yang lain.
Tapi hari itu terjadi sesuatu, yang mengorbankan dua nyawa. Kysa dan Dhavlen tewas terserang binatang-binatang buas level tinggi di Hutan Maejiz, sedangkan Rachita dan Keivel berhasil melarikan diri sambil membawa Anne kecil berkat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK: Sayatan Misteri
FantasyAnne, seorang peri remaja bermanik cokelat yang piawai dalam memanah itu harus menjalankan sebuah misi besar bersama teman-temannya atas perjanjian dengan sang ratu. Membuat ia terlibat dengan berbagai pihak, berbagai macam kehidupan, dan yang palin...