Part || Sebelas

2.5K 490 58
                                    

Happy reading ❤️

Maura menggeram pelan dengan mata menelisik tajam ke arah kumpulan pria berjas hitam lengkap di depan rumah Feyra.

Tampan sih, tapi Maura benar-benar kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tampan sih, tapi Maura benar-benar kesal. Hidupnya benar-benar di ganggu oleh makhluk menyebalkan bernama Helios Adonis.

"Oh ayolah, jangan selalu membuatku kesal," gumam Maura. Jangan salah dengan gaya bahasanya yang suka berubah.

"Tuan Muda sudah menunggu anda, Nona," ujar salah satu bodyguard Helios.

"Oh terus? Kau pikir aku peduli dengan Tuan Mudamu itu?" sinis Maura sembari bersedekap dada.

Beberapa hari ini, hidupnya di ganggu oleh Helios yang selalu saja mengancam akan membunuhnya. Bahkan Maura harus mengurungkan niat untuk membalas keluarga Atmaja akibat cowok menyebalkan itu.

"Tolong jangan membantah, Nona," ujar pemimpin bodyguard itu. "Atau kami bisa bertindak kasar."

"YAKH! KAU PIKIR AKU PEDULI—"

"Udah bawa aja Om, nih, susah amat deh," sela Feyra yang  baru keluar dari dalam rumah dan langsung mendorong pelan Maura ke arah bodyguard Helios.

"Fefey," geram Maura melotot horor pada Feyra yang hanya mengedikkan bahunya sembari memakai kacamata.

"Udah pergi aja, dari pada lo keras kepala dan berakhir rumah gue kena Bom sama mereka."

Feyra memasuki mobilnya dan menurunkan kaca. "Lo mau terlambat hah? Udah buruan ikut, lagian mereka gak bakalan apa-apain lo kok." Maura berusaha tenang mendengar ucapan Feyra.

"Paling cuman di tembak di kepala aja," lanjut Feyra dan menjulurkan lidahnya mengejek sebelum berlalu pergi.

"FEFEY!" Maura menghentakkan kakinya kesal, napasnya memburu sembari menatap tajam ke arah pria tampan yang tersenyum miring dalam mobil.

Cari aman, akhirnya Maura pasrah dan masuk ke dalam mobil, duduk di samping Helios. Sebelum mobil mulai keluar dari pekarangan rumah Feyra di ikuti beberapa mobil di belakang. Anak orang penting nih bos, harus di jaga.

"Gue udah bilang dari awal." Helios buka suara dengan nada dingin. "Jangan ngebantah perintah gue atau lo mau mati sekarang juga hm?"

"Jangan lupa, lo udah buat gue gak bisa jalan, dan selamanya lo harus nurut sama gue sampai gue bisa jalan lagi."

Helios menatapnya tajam, yang di balas putaran bola mata jengah oleh Maura. Maura sebenarnya takut mati, hanya saja pria di sampingnya ini hanya tukang ancam. Begitu sih pemikiran Maura.

The Perfect Villainees (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang