Tring tring tring
"Ih! Berisik banget sih," omelku sembari meraba-raba jam wekerku yang sedari tadi berbunyi dan mematikan benda tersebut.
"Akhirnya tenang juga," lirihku dan kembali melanjutkan tidurku.
"Ya ampun! Ini kan hari pertama gue sekolah di SMA Pertiwi," ujarku seketika membuka mata dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06:50 pagi.
"Astaga!!" Makiku dan segera berlari menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.
"Ngasal aja deh mandinya," gumamku sambil menggosok gigi dan mandi.
Setelah lima menit melakukan ritual mandi dan memakai seragam yang telah melekat di tubuhku.
"Pake bedak aja deh, biar cepet," seruku yang kemudian mengaplikasikan bedak di wajahku.
Setelah selesai memakai bedak aku pun memasukkan ponsel dan beberapa buku ke dalam tas dan segera menemui orang tua ku di meja makan.
"Kamu kok baru siap jam segini Nay?" Tanya bunda yang melihat ku tergesa gesa.
"Nay berangkat dulu Bun, Yah!" Teriakku setelah mengambil roti isi yang disiapkan bunda untuk sarapan.
Broomm
Setelah menyalakan mesin motor aku pun segera melajukan motorku ke sekolah SMA Pertiwi. Ini adalah hari pertamaku bersekolah di SMA Pertiwi dan termasuk murid baru yang akan belajar di SMA tersebut.
"Astaga! satpam sebentar lagi mau menutup pintu gerbang," gerutuku saat tak jauh dari gerbang aku melihat satpam yang akan menutup gerbang.
Dengan cepat aku pun menaikkan kecepatan motorku dan berhasil memasuki gerbang yang hampir ditutup.
"Astaga! Hati-hati dong neng," tegur satpam yang kaget karena ulahku.
"Maaf pak," ucapku dalam hati sembari memarkirkan motorku.
Setelah memarkirkan motor, aku pun bergegas menuju lapangan karena para murid baru telah berkumpul di lapangan untuk mendengar instruksi dari para senior.
Ini bahkan masih awal mula aku bersekolah di SMA Pertiwi tapi jantungnya sudah berpacu dengan cepat karena keterlambatannya tadi.
Tak jauh dari tempatku berdiri, aku bisa melihat Bila dibarisan depan bersama murid yang lainnya.
"Bil! Bila!" Panggil ku pada sahabat kecilku.
"Anjir nih anak, ini telinganya yang budeg atau gimana," gerutuku saat orang yang aku panggil tidak mendengar.
Setelah para senior memberi arahan kepada para junior, akupun bergegas menghampiri Nabila.
"Woi! Lu dipanggil dari tadi kok kagak nyaut," tanya Nayla sedikit kesal.
"Emang lu manggil gue? perasaan gak ada deh yang manggil tadi," ujar Nabila.
"Gue dari tadi manggil lu Nabila Salsandriyani Putri," geram ku pada Nabila.
"Hehehe, gue kan gak denger," jawab Nabila dengan nyengir tanpa dosa.
"Ya ampun, muka mu kek gak ada dosa sama sekali ya Bil."
Setelah terjadi perdebatan kecil, mereka berdua pun segera pergi melihat sekolah baru mereka dan akhirnya mereka sampai dikantin sambil mencoba beberapa menu makanan yang ada di kantin tersebut.
Setelah memesan mereka pun mencari tempat untuk mereka duduki sambil menikmati makan siangnya.
"Kenyangnya," ujar Nayla sambil memegang perutnya yang sedikit membesar.
"Ya ampun! santai dikit Napa sih nay," ucap Nabila "lu kek orang gak makan seminggu tau gak, ehh lebih tepatnya kek orang kesetanan."
" Ya mau gimana, makanan dikantin ini enak banget, pokoknya Ter the best dehh," seru Nayla antusias.
"Kalem bestie, kalem," gerutu Nabila.
"Iya-iya," jawab Nayla sedikit malas.
Setelah mereka selesai makan dan sedikit berbincang, mereka berdua pun keluar dari kantin. Namun, saat perjalanan menuju lapangan mereka mendengar beberapa siswi kelas sebelas sedang bergosip. Awalnya Nayla dan Nabila tidak peduli tapi saat mendengar akan ada murid pindahan mereka jadi sedikit mendengar obrolan para siswi tersebut.
"Kira-kira siapa murid pindahan itu ya?" Tanya Nabila.
"Ya mana gue tau," jawab Nayla bodo amatan.
Triingg!!
Bel yang menandakan semua murid baru berkumpul di lapangan dan para senior menjelaskan jika besok hari terakhir masa orientasi sekolah dan penentuan masing masing kelas. Setelah semua itu selesai, Nayla dan Nabila pun bergegas pulang untuk menyiapkan diri untuk esok hari.
Namun saat di parkiran, Nabila meminta Nayla untuk pergi sendirian karena dia akan ke toilet terlebih dahulu. Saat di koridor, Nayla tidak sengaja menabrak seseorang dan kehilangan keseimbangannya. Namun seseorang menahan pinggang Nayla hingga ia tidak terjatuh. Setelah memastikan Nayla berdiri dengan sempurna, cowok tersebut pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.
"Eehhh, tapi aku belum mengucapkan terimakasih sama dia," ucap Nayla seraya berbalik dan mencari sosok tadi, namun tidak menemukan nya.
"Mungkin aku bisa mengatakannya di lain waktu," lanjut Nayla.
Saat Nayla melanjutkan perjalanannya menuju rumah, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dengan panggilan yang keras lalu meminta maaf sambil pergi menjauh dari Nayla.
"Woii!!, gue minta maaf," ucap cowok itu sambil berjalan tanpa menoleh ke belakang.
Setelah punggung cowok itu menghilang dari pandangan Nayla, Nayla pun kembali melanjutkan perjalanannya dengan banyak tanya yang ada di dalam otaknya.
~~~
Sampai segini dulu ya guys nanti dilanjut lagi.
Jan lupa follow dan tambahkan cerita ini ke perpustakaan kalian. See you next time.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Ketidakmungkinan (On Going)
Teen FictionCerita ini author ambil dari kisah seseorang. Jadi cerita ini terinspirasi dari orang terdekat author dan yang pasti hampir semua orang pernah berada diposisi seperti Nayla yang ada di cerita ini. Follow dulu ya sebelum membaca Cerita ini hasil kary...