4. Nomor tak dikenal

12 3 2
                                    

"Aku beruntung memiliki sahabat sepertimu, tetaplah seperti ini dan jangan pernah berubah"

~~~

Sebuah nomor yang tak dikenal terus saja menghubungi Nayla. Entah siapa pemilik nomor itu, tapi yang jelas itu sangat menjengkelkan bagi Nayla. Karena merasa kesal, Nayla pun mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Saat melihat layar ponselnya, Nayla terbelalak karena orang yang menghubunginya adalah nomor asing yang tidak Nayla ketahui sama sekali.

Tak berhenti sampai disitu, nomor itu juga mengiriminya beberapa pesan yang berupa ancaman dan kata kasar. Pesan itu mengatakan agar Nayla menjauhi Faiz.

"Faiz," gumam Nayla.

"Apa hubungannya sama cowok itu?" lanjut Nayla dalam hati.

Lama Nayla merenung atas apa yang dia alami tadi, tanpa di sadari ternyata telah ada seseorang yang berdiri di belakang Nayla. Sosok itu mendekati Nayla dengan mengendap-endap dan...

"Nayla!!" Ucap seseorang begitu kencang.

"Astaghfirullah Nabila!!!!!"

"Hehehe," cengir Nabila.

Nabila yang menyengir tanpa ada dosa diwajahnya membuat Nayla seakan akan seperti gunung yang akan memuntahkan segala lava yang ada di perut bumi.

Aksi kejar-kejaran pun tak dapat di hindarkan. Nayla yang mengejar Nabila karena telah membuat jantungnya hampir lepas dari tempatnya. Namun tak lama mereka saling kejar-kejaran lalu,

Brakkkk

"Phft, hahahaha," tawa Nayla pecah terdengar ke seluruh ruangan.

Tak tahan apa yang terjadi tepat di depan matanya, Nayla tertawa terbahak karena menyaksikan Nabila yang tersandung kakinya sendiri. Tradisi yang sudah ada di Indonesia yaitu tertawa terlebih dahulu baru ditolongin.

"Bantuin Nay, tega amat lu ngetawain gue jatuh," sungut Nabila tak terima.

" Makanya jadi orang jangan iseng, kualat kan Lo," ledek Nayla.

Nayla pun akhirnya membantu Nabila yang sudah bersungut-sungut sejak tadi. Nabila yang awalnya ingin mengajak Nayla pergi jalan-jalan di sore hari ini tidak terlaksana sesuai keinginannya. Karena ia jatuh moodnya pun jadi berubah.

Beberapa menit mereka saling diam, akhirnya Nayla angkat suara untuk memecah keheningan antara mereka.

"Bila," panggil Nayla.

"Hmm."

"Bila!!" Panggil Nayla sekali lagi.

"Apa!"

"Lo mau ngapain ke rumah gue, sampe bikin jantung gue hampir lepas," tanya Nayla.

"Gue awalnya mau ngajakin Lo jalan-jalan sore, pas gue masuk kamar, Lo nya lagi ngelamun makanya gue iseng ngagetin Lo tadi," jelas Nabila "ehh tapi malah gue yang kena imbasnya," lanjutnya.

Nayla menahan gelak tawanya karena mendengarkan semua ocehan Nabila yang menurutnya sangat tidak penting. Seketika pikiran tentang nomor dan pesan yang berisi ancaman tidak lagi terpikirkan oleh Nayla karena kedatangan sahabatnya yang absurd.

Setelah menolong Nabila untuk berdiri, Nabila langsung pergi keluar dari kamar Nayla dengan wajah kesalnya. Nayla yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuan Nabila.
Nayla pun bergegas mengambil hijabnya lalu ikut menyusul Nabila yang sudah keluar terlebih dahulu.

Dalam hati Nayla berkata "aku beruntung memiliki sahabat sepertimu, tetaplah seperti ini dan jangan pernah berubah."

~~~

Di ruang keluarga Nayla, Nabila tampak duduk dengan memakan cemilan yang ada di atas meja. Ya, Nabila kalo ngambek pasti bawaannya pengen makan mulu. Beda kalau dengan Nayla yang kalo ngambek paling cuma di ajak jalan-jalan udah balik moodnya. Nayla pun ikut duduk bersama Nabila sambil menghibur Nabila agar moodnya segera balik. Setelah mood Nabil hampir membaik, ia bertanya pada Nayla.

"Nay, nyokap lu kemana? Kok nggak kelihatan sejak gua dateng."

"Nyokap gue lagi keluar, katanya sih mau ke pasar buat beli kebutuhan," jelas Nayla.

"Owh."

"Ya."

Sekian lama dua sahabat itu asik dengan pikiran masing-masing akhirnya Nayla mengusulkan ide yang cemerlang untuk mereka berdua lakukan.

"Bila," panggil Nayla.

"Apa," sahut Nabila masih fokus dengan cemilannya.

"Kita pergi ke taman yok sambil makan es krim disana, pasti enak sore-sore gini duduk di taman sambil menikmati es krim coklat," ucap Nayla.

"Gua mager Nay, nggak deh," tolak Nabila.

Bukan Nayla namanya jika ia tidak bisa membujuk Nabila dari yang keputusannya tidak menjadi iya. Nayla tidak putus asa dia terus saja membujuk Nabila agar mau menuruti kemauannya. Setelah lama membujuk Nabila, akhirnya Nabila mau tapi dengan syarat Nayla yang bawa motor dan mentraktir dirinya.

Merekapun bergegas menuju motor milik Nayla yang di parkir di halaman rumahnya. Mereka berdua pun menyalakan motornya dan pergi menuju taman untuk menghabiskan sisa sore mereka hari ini. Tanpa mereka sadari, sedari Nabila datang ternyata ada sosok bayang hitam yang tengah mengawasi hingga mereka pergi meninggalkan rumah.

~~~

Disisi lain dan diwaktu yang sama, seorang gadis dengan rambut bergelombang yang panjang tengah tersenyum. Senyumnya tidk terlihat seperti senyum manis. Namun lebih ke senyum mematikan. Gadis itu tidak terima jika cowok yang sudah menjadi incarannya sejak lama harus direbut. Dia bela-belain pindah sekolah supaya bisa terus bersama cowoknya, tapi yang ia lihat justru membuatnya sangat marah. Lalu ia tiba-tiba menelfon seseorang.

"Pa, apa aku sudah bisa masuk sekolah besok?" Tanya gadis itu.

"Kamu belum bisa masuk sekolah itu Resty," ucap seseorang diseberang telfon.

"Terus, kapan aku bisa masuk sekolah itu pa?" Tanya gadis itu lagi.

"Mungkin tiga atau empat hari lagi."

"Mengapa lama sekali pa?" Tanya gadis itu lagi.

"Karena kamu memintanya secara mendadak, jadi papa harus mengurus surat pindah kamu dan mendaftar ke sekolah kamu yang baru," jelas orang itu lagi.

"Baiklah, aku akan bersabar pa."

Setelah mengucapkan itu, sambungan telfon tadi terputus. Ya, yang di telfon gadis itu adalah papanya.

Siapakah gadis itu dan apa hubungannya dengan Faiz?

Siapakah sosok bayangan hitam tersebut?

Tunggu kelanjutannya ya bestie
Jangan lupa vote dan komen
Serta follow ig author
Ig: itshere_syifa
TBC💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Kamu dan Ketidakmungkinan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang