1

1.9K 181 22
                                    

Cerita ini akan dimulai dengan sebuah awalan yang klasik. Sebuah kalimat yang selalu menjadi pengantar dalam setiap cerita anak. Dan pembaca akan selalu mengenangnya.

Pada zaman dahulu kala, di kedalaman Hutan Elwood yang tak pernah tersentuh manusia, hiduplah seorang gadis keturunan manusia yang terpaksa harus hidup di sana. Namanya Lamia Willard. Ia tinggal bersama dengan kedua orangtuanya yang merupakan pemimpin klan serigala. Mia -sapaan lekat Lamia- diakui sebagai anak pertama yang statusnya tidak resmi. Dengan kata lain, ia hanyalah seorang anak haram yang lahir karena kesalahan satu malam sang pemimpin, Mateo Willard dengan seorang perempuan di desa yang berisi manusia.

Mia tak pernah melihat wajah ibu kandungnya. Ia meninggal begitu melahirkan Mia. Menurut cerita para pelayan yang mengurusi pemakaman sang ibu, Mateo menangis hari itu karena kehilangan perempuan yang sebenarnya ia cintai. Namun, Mateo tak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa harus melanjutkan pernikahannya dengan perempuan dari klan serigala lainnya, Maryana Thera yang menyandang nama belakang Willard saat ini.

Layaknya ibu tiri dalam setiap cerita dongeng, Maryana tak menyukai keberadaan Mia. Mateo juga. Mia selalu menerima cacian dan bahkan siksaan untuk kesalahan-kesalahan kecil yang bahkan bisa dibereskan tanpa harus membesar-besarkan masalah. Namun, tak ada yang peduli, entah itu Mateo atau pelayan-pelayan lain yang tinggal di kastil itu. Mia hidup layaknya seorang pelayan lain, setiap hari harus mengerjakan pekerjaan rumah yang berat, dipukuli hingga tubuhnya berdarah-darah jika ia membuat sedikit kesalahan dan dibiarkan kelaparan.

"Aku menyembunyikan roti dan susu untukmu!"

Itulah kalimat yang selalu membuat mata Mia berbinar setiap kali ia mendengarnya. Yang mengatakannya adalah Kanina, pelayan lain di rumah itu yang selalu menolongnya diam-diam. Mia menerima roti dan susu yang Kanina berikan, berterimakasih dan melahapnya dengan tangan gemetaran. Sejak pagi, Mia tidak diberi makan. Tubuh kecilnya gemetar dan ia menggigil kedinginan di kamarnya yang bahkan tak layak disebut kamar.

Berbeda dengan yang lainnya, Lamia Willard tidur di kamar bawah tanah yang gelap dan dipenuhi dengan tikus dan binatang hama lainnya. Tempat tidurnya hanya berupa alas dari jerami dan selimut dari kain tipis bekas pakaian rusak yang diam-diam ia curi dan jahit kembali supaya bisa digunakan menjadi selimut.

"Kau harus pergi dari sini begitu usiamu lebih tua," kata Kanina pada Mia.

Mia menatap Kanina. Ia punya rambut panjang, mata hitam yang indah dan wajah yang begitu cantik. Sejujurnya, Kanina terlalu cantik untuk menjadi pelayan. Mia sering bertanya-tanya mengapa Kanina menjadi pelayan dengan wajahnya yang begitu cantik. Ia menunduk menatap tangannya yang penuh luka.

"Aku tak punya uang," bisik Mia pelan. "Selain itu, jika aku melarikan diri, Ibu akan melepaskan Silver dan Moon untuk mencabikku."

Silver dan Moon adalah dua serigala besar yang bertugas menjadi pembunuh setiap pelayan yang mencoba melarikan diri ke desa manusia. Mia pernah melihat beberapa pelayan yang dicabik-cabik tanpa sisa oleh keduanya karena mencoba melarikan diri ke desa manusia. Mia tersenyum tipis dengan wajah sedih.

"Lagi pula, usiaku baru empat belas tahun. Aku tak tahu sampai berapa lama aku akan berada di sini." Mia menghabiska roti dan susunya. "Terimakasih makanannya."

Kanina menghela napas, menatap Mia lekat tanpa mengatakan apapun. Ia melepaskan ikat rambutnya, membuat rambut panjangnya yang indah terurai. Mia memandangi Kanina lekat, terlalu takjub melihat betapa cantiknya Kanina. Perempuan itu membalas tatapan Mia, mengelus wajahnya dengan lembut.

"Pergilah dari sini lima tahun lagi, aku akan membantumu."

Sentuhan Kanina terasa hangat dan nyaman. Mia menguap kecil begitu Kanina melepaskan tangannya. Mata Mia meredup, seolah hendak tertidur. Kanina merebahkan tubuh Mia di atas alas jeraminya yang keras dan dingin. Mia tertidur nyenyak malam itu, dengan diliputi perasaan hangat yang nyaman. Ia tak pernah tidur dengan nyenyak selama ini. Kadang kala, ia terbangun karena terkejut mendengar bunyi-bunyi yang dibuat oleh tikus-tikus yang berkeliaran, atau ia terbangun karena merasa kedinginan. Tidur dengan nyenyak adalah kemewahan yang tak bisa Mia peroleh selama ini.

Love That HurtsWhere stories live. Discover now