IV. Contract

53 18 18
                                    

Ya. Hera akan bertemu dengan Kim Taeri.

"Bagaimana ini?" Hera memerhatikan jam yang ada pada pergelangan tangannya.

Setelah mendapat panggilan beberapa jam lalu di apartemen In Yeop, wanita itu bergegas pergi. Bagaimana tidak? Panggilan telepon itu dari Kim Taeri.

Flashback Dua Jam Lalu

Hera mengangkat panggilan telepon yang sudah berdering beberapa kali. Tanpa membiarkan sang lawan bicara mengucapkan sepatah kata, Hera langsung bicara to-the-point.

"Maaf sebelumnya, tapi saya tidak berminat dengan tawaran wawancara anda. Nomor anda sudah menelpon lima kali, jadi saya-"

"Kim Hera?"

Satu panggilan itu berhasil membuat tubuh Hera membeku. Suara itu terdengar familiar di telinga Hera.

"Kim Taeri PD-nim?" Sahut Hera.

"Baguslah, kau masih mengenali suaraku."

"Saya kira nomor ini milik wartawan.."


"Hera, dengarkan aku,"sela Kim Taeri. "Aku akan langsung ke intinya. Aku tahu kau sedang bersama dengan kedua putraku, bukan?"

Sontak mata Hera membulat. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. "Ba-bagaimana anda bisa tahu, Kim Taeri PD-nim?"

"Kalau begitu, aku ingin kau datang kemari dan selesaikan permasalahanmu berdua saja denganku. Masalah ini menyangkut namamu, jadi tak perlu melibatkan putraku."

"Apa saat ini kau mengajakku untuk mediasi, Kim Taeri PD-nim?"

Suara tawa Kim Taeri terdengar dari balik telepon. Mendengar itu, Hera mengerutkan dahinya. Dia yakin bahwa Taeri adalah orang yang bersalah, karena asal menjebak Hera. Maka dari itu, Hera berasumsi bahwa saat ini Taeri hendak berbaikan dengan dirinya.

"Ber mediasi denganmu? Kenapa aku harus melakukannya?"

Hera menganga. Dia kehabisan kata dengan ucapan Kim Taeri.

"Datanglah kemari. Kita bisa melakukan perjanjian bersama," sahut Taeri.

"Perjanjian?"

"Aku adalah seorang pebisnis, aku tidak akan membantumu dengan gratis, jadi datanglah ke agensiku. Sendirian."

"Kalau begitu, aku akan segera datang!" sahut Hera.

"Baguslah. Aku akan mendebutkan K sebagai aktor siang ini. Datanglah sebelum konferensi pers diadakan."

Tepat setelah mengatakan itu, panggilan telepon pun terputus. Hera segera memanggil nomor itu kembali. Namun, panggilannya tidak masuk.

"Aku harus segera kesana!"

Flashback Berakhir

"Nyonya Taeri, Kim Hera sudah datang." Dami memasuki ruang kerja Taeri.

"Biarkan dia masuk," balas Taeri.

Tepat setelah itu, Hera pun masuk ruangan Taeri. Sebuah senyuman merekah di wajah Taeri. Satu senyuman licik.

"Kau benar-benar datang sendirian. Kau memang mempunyai nyali, Kim Hera." Taeri bertepuk tangan. "Silakan duduk, kuharap media di depan agensi tidak terlalu keras padamu."

Season 2 Who Are You? [Enhypen Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang