Chapter 1

599 37 0
                                    

"Oke, jawab aku. Siapa yang mememesan Hot Cokelate di tengah musim panas ini." Kata Jimin, sambal mengetuk atas meja yang tersedia coklat panas yang mengepul.

"Aku hanya memesan apa yang orang didepanku pesan saat antre tadi."

Jimin berdecak dan melihat keluar jendela coffe shop. Melihat beberapa orang dengan pakaian mini, namun diatara mereka ada beberapa orang yang mengenakan pakaian tertutup.

"Lihat mereka, entah apa yang ingin mereka lindungi dengan coats Panjang, topi hitam juga kacamata hitamnya itu, hanya saja itu sangat aneh."

"Mungkin mereka sama dengan rekan kerjaku." Keta Taehyung ringan, Jimin menoleh bingung.

Jimin memegang gelas berisi minuman dinginnya.

"Teman yang mana?"

"Mafia."

Mata jimin membelak. Semudah itu Taehyung mengatakan memiliki teman seorang mafia.

"Ya! Pelankan suaramu, mereka menatapmu sekarang."

Beberapa saat lalu Jimin dan Taehyung memang melihat mobil yang tampak tidak biasa. Mobil limosin mewah, Panjang dan ramping sangat terlihat mewah. Keluar beberapa orang dengan pakaian formal lengkap dengan coats yang sama dengan pria yang mereka lihat saat ini.

"apa mungkin mereka pengawal."

"atah mungkin memang seorang mafia."

"ya Kim Taehyung!"

"Apa? Aku hanya mengatakan kemungkinannya saja."

Jimin sudah paham betul dengan temannya satu ini. Tak serang beberapa lama muncul seorang pria yang lebih mudah dari beberapa orang sebelumnya.

"kulitnya sangat putih, cantik."

"Ya! Tumben sekali kau memuji seorang laki-laki."

Taehyung diam tak menjawab. Terus memperhatikan mobil yang menarik didepan sana.

Tak beberapa lama muncul kembali seseorang dari mobil yang sama namun lebih tinggi dari yang sebelumnya. Terlihat seperti seorang kakak, bagi orang yang pertama terlihat tadi.

Rambutnya hitam legam tidak berponi seperti pria yang awal. Disisir kebelakang menampakan keningnya yang putih tersinari matahari. Garis rahangnya sangat tegas, ditambah hidungnya yang sangat mancung sesuai dengan garis wajahnya menambah kesal maskulin yang sangat menawan. Tampan, begitu menurut Jimin.

Pria itu berjalan menjauh dari mobil, berjalan beriringan dengan pria pertama dan diikuti oleh beberapa orang yang mengenakan pakaian lebih formal dilengkapi dengan coats dan kacamata hitamnya.

"Dia pergi ke museum." Kata Jimin antusias.

"Ya, aku melihatnya." Jawab Taehyung seadanya.

"apakah kau masih bekerja sama dengan pemilik museum itu." Jimin bertanya, dan Taehyung mengabaikannya. Faktanya bahwa jimin sangat tertarik dengan urusan bisnis Taehyung dengan museum didepan itu.

"Aku akan menelfon manajer museum untuk mengetahui siapa dia."

Tatapan Jimin dan Taehyung masih tetap sama dengan rasa penasaran mereka. Taehyung merasakan ada yang aneh dengan pria pertama yang dia lihat. Mungkin dia mahasiswa yang sedang melakukan studi, atahu peneliti atahu mungkin anak manja yang sedang ingin karya wisata.

Dia sedikit menyadari bahwa orang terkenal juga memerlukan penjagaan yang keketat itu juga. Jimin sudah kembali fokus pada maknan yang dirinya pasan. Saat Taehyung ingin berbalik, matanya bertabrakan dengan mata pemuda tampan itu. Tatapan yang sulit diartikan, seperti memiliki ikatan dengan dirinya.

Tatapannya terputus saat badan pria yang lebih tinggi menutupi badan pemuda tampan itu. Hingga tidak terlihat lagi sebab kedua pria itu sudah memasuki museum.

Taehyung merasa...

Jantungnya berderak lebih cepat dari sebelumnya. Taehyung merasakan bulu-bulu halus di punggung tangannya dan lerehnya tergelitik seperti merasakan udara dingin yang menyentuh.

Kontak mata itu hanya terjadi seperkian detik, namun dia bisa melihat bagaimana mata cantik pemuda tampan itu telah menceritakan seperti apa pemuda itu. Tatapan itu memeberikan kesan pada Taehyung. Sesaat sebelum pria yang lainnya masuk ke dalam museum Taehyung telah memutuskan bahwa dia, tertari dengan pemuda kecil dan tampan itu.

¥

Citrus.

Dan Pohon pinus.

"itu aroma yang menarik."

Kim Taehyung berdiri ditengan-tengah museum Ennia Center Art Gallery menarik nafasnya dalam-dalam. Dari manakah aroma itu berasal?. Dia melihat sekeliling ke beberapa lukisan serta patung yang tersusun rapi disetiap dinding dan di tengah-tengah ruangan. Dia bertanya-tanya darimanakah asal aroma itu.

Ruangan penyimpanan lukisan yang luas tidak akan beraroma seperti itu sebab yang pasti ruangan itu akan pengap dan beraroma tidak sedap. Dia menyukai aroma ini, aroma citrus yang mengingatkannya pada aroma segar hutan dan hidupnya yang menenangkan.

Citrus.

Tajam dan menyegarkan. Baunya menembus ruang penyimpanan lukisan. Bau itu berasal dari satu lukisan yang sudah disimpan selama 30 tahun lamanya. Baunya tidak pernah berubah bahkan ketika tidak dikeluarkan lagi untuk dipamerkan. Dia merasa seolah-olah akan menghirup aroma itu setiap saat.

Pohon pinus.

Ia mengenali bau ini. Bau pohon pinus yang sangat khas seperti di tengah hutan. Dirinya mencari beberapa lukisan yang menurutnya memang sudah sangat lama disimpan. Dia menyukai ini perpadua aroma yang sangat dia sukai.

Taehyung sudah mendambakan museum ini untuk dirinya sendiri saat identitasnya ke 10, saat dirinya beridentitas sebagai warga negara eropa. Dan dia baru bisa membeli museum itu atas nama dirinya saat mengunakan identitas yang ke 13. Museum ini akan dituliskan sebagai warisan pada dirinya pada identitas barunya setiap pergantian 65 tahun sekali.

Taehyung keluar dari ruang penyimpanan seraya berfikir, dirinya hidup lebih lama dari museum ini berdiri. Tapi hanya disini dia bisa menemukan pujaan hatinya yang hilang saat tahun ke 650nya sebagai immortal. Namun saying, pujaannya sudah berpasangan. Pujaannya tidak menginginkannya lagi. Pujaannya sangat membencinya.

Dia keluar dari ruang penyimpanan dan melihat sekeliling.

Dan pada saat itu juga Kim Taehyung menyadari bahwa dunia yang dia tinggali dulu tidak sama seiring berjalannya waktu. Akan terus berotasi dan terus berkembang seperti manusianya.

THE IMMORTAL || TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang