Chapter 3

275 26 0
                                    

Aroma makanan mulai tercium dari arah dapur. Beberapa maid juga nyonya Jeon sedang sibuk menyiapkan banyak masakan khas Korea yang seseorang sangat sukai.

"Apakah Samgyetang sudah matang?"

"Sudah nyonya, semua sudah siap."

"Bagus, tata semua di meja makan. Ini sudah hamper jam 7 sebentar lagi tamu kita datang."

Nyonya Jeon pergi meninggalkan maid yang sibuk menata kudapan untuk makan malam. Rumah itu ramai tidak seperti biasanya. Mereka seperti akan kedatangan tamu besar.

"Ggugie?"

Yang dipanggil tidak menjawab sama sekali. Seperti kamar kosong di delam sana.

"Astaga kemana anak ini."

Tak selang beberapa lama pintu besar kamar itu terbuka. Menampilkan sosok pemuda bertubuh lumayan besar. Tattoo ditangan kanannya sangat penuh. Tapi mungkin dibalik tubuh yang besar juga tattoo itu sifat manja yang teramat sangat bersembunyi.

"eomma..."

Nada merengek dari pemuda yang baru saja keluar dari kamar itu. Tanggannya langsung memeluk bunda Jeon di depannya.

"Astaga Ggugie, bunda kan sudah bilang jangan tidur dulu sore ini."

"Aku sangat lelah berjalan-jalan, mencari museum tadi."

"Yaampun, cepat bersiap yaa."

Jeongguk melepas pelukan dari bundanya. Tersenyum dan berjalan memasuki ruang kamarnya.

"Astaga ada saja anak itu."

Kim Taehyung telah Kembali dari kantor tempatnya bekerja. Memasuki mobil mewahnya.

"Kita pulang dulu setelah itu baru kerumah Presedir Jeon."

Sang supir mulai melajukan mobilnya ditengah keramaian kota Seoul. Pria itu memandang keluar jendela mobilnya. Dia memikirkan bagaimana pertemuan pertamanya nanti dengan yang terkasih. Apakah dia bisa menahan rasa untuk memeluk pujaannya itu nanti.

Ah.. harusnya dia memikirkan apa yang akan dia bawa nanti saat datang bertamu. Tangannya bergerak mencari ipad di dalam tas kerjanya. Menggulir layer tab itu. Mencari sesuatu yang sekiranya cocok untuk yang terkasihnya nanti.

"Apakah ini cocok, ah mungkin tidak. Atau ini atau yang ini."

Dia bergumam dalam sendiri. Supir yang dapat melihatnya dikaca mulai tersenyum.

"Tuan kalau boleh saya menyarankan. Bawalah sesuatu yang memang disukai oleh orang tersebut."

Taehyung berfikir sejenak. Memikirkan apa yang akan disukai oleh pujaannya itu.

"Cicin giok, bagaimana menurutmu?"

"kalau anda membawa cicin artinya anda harus membawa barang lain untuk orang lain dirumah tersebut tuan."

Taehyung mengangguk.

Pagar rumah besar itu terbuka setelah mobil itu terlihat mendekat. Pria tinggi keluar dari mobil itu dengan membawa tas kulit dan coatsnya.

"Tuan Jimin datang dari 15 menit yang lalu tuan, beliau sedang berada diruang baca."

Sahabatnya itu sangat sering mengunjungi Taehyung. Entah untuk menanyakan kabar atau untuk merusuhi urusan Taehyung.

"Kau membaca itu lagi."

"Oh kau sudah datang."

Taehyung melonggarkan dasinya, meletakkan tas serta coatsnya. Taehyung tau seberapa penasaran Jimin terhadapnya. Buku itu, buku yang dipegang oleh pria didepannya itu bukan buku sembarangan.

THE IMMORTAL || TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang