1

8K 410 3
                                    

Seorang gadis berjalan sendirian di koridor. Masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah, tapi sekarang ia sudah berada di sekolah.

Belum terlalu banyak siswa yang berangkat ke sekolah, dan tentunya masih bisa di hitung jari.

"WINTERR"

Mendengar teriakan yang menggema itu, ia pun menghentikan langkahnya.

"Wehh, tungguhh inhh." Ucapnya sambil memegang pundak winter.

"CK, tumben Lo berangkat pagi? Biasanya lima menit sebelum bell Lo baru sampe."

Setelah mengambil nafas banyak banyak, yujin menatap winter kesal.

"Ini hari pertama kita sekolah, setelah libur sebulan. Jadi gue ngerasa semangat"

"Cihh, besok palingan bolos" gumam winter, tapi masih bisa di dengar.

"YAAAK, AWAS LO." Teriaknya lalu mengejar winter yang sudah berlari terlebih dahulu.

.

.

"Eh Rin, tumben Lo berangkat siangan."

"Gue telat bangun."

"Tumben?"

Karina menatap Giselle malas, "CK, tau dah."

"Lah, gue salah nanya ya?" Beo nya, lalu mengejar Karina.

"Rin, tungguin"

"Rin.."

Karina menghentikan langkahnya. "Selle, Lo bis-"

Bughh


"E-eh, ma-maaf kak."

"Duh, Rin Lo gak papa?" Ucap Giselle khawatir.

Karina bangun dengan di bantu Giselle, lalu menatap sang penabrak.

Degg

"Anjir, si winter gue ini? Kok ganteng? Padahal cewe, anjir gue liat secara langsung." Karina cukup membeku saat melihat wajah winter.

"Ekhm, Lo gak papa, kak?"

Mendengar suara itu, Karina tersadar dari lamunannya.

"E-eh iya, gak papa kok."

Winter yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya.

"Sekali lagi kita minta maaf ya, kak? Kita pergi dulu, permisi."

Setelah mengatakan itu, winter menarik paksa tangan yujin yang sedari tadi diam, mungkin dia terpesona.

"E-eh, w-win." Sadarnya.

Disisi lain, Karina masih berdiam diri membuat kedua temannya takut kesurupan penunggu disini.

"Eh Rin, Lo gak papa kan?"

Lia menggoyangkan bahunya. "Rinn?"

"E-eh, ke-kenapa?"

"Lo kenapa anjir? Kenapa bengong?"

"Gak papa. Btw, Selle, Li, itu winter yang nabrak gue itu." Ucapnya sambil menunjukan kemana perginya winter tadi.

Giselle mengerutkan dahinya, "lah kepo amat Lo, suka ya?"

Lia menatap Karina dengan tatapan menggoda.

"Apa sih, gue cuma nanya doang."

Setelah mengucapkan itu, Karina pergi meninggalkan kedua temannya.

"Waww, temen Lo udah ngebucin lagi tuh, Li."

Lia menanggapinya dengan kekehan, "temen Lo juga, anjir."

My love is only for you | Winrina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang