[10] Hurt

25 4 4
                                    

Aera berjalan malas ke kantor. Kepalanya masih berdenyut karena ajakan kencan Soobin. Euforia yang diberikan pria itu menguatkan syaraf-syaraf otak Aera, sehingga ia sulit untuk tidur setiap malam.

Mata panda yang berhasil ia tutup dengan concealer dan lipstick merah menyala itu setidaknya membuat pantulan dirinya tampak menawan.

Cukup untuk tampil prima saat bertemu lagi dengan Otaku sekaligus pria yang ia suka itu.

Hana sahabatnya belum membalas pesannya sampai sekarang, Aera maklum akan hal itu karena ia tahu pasti Hana sedang sibuk mengurusi para pria tampan.

Andai saja posisi Aera adalah interpreter dan bukan Sekretaris, sekarang mungkin ia bisa mencari perhatian biasnya, Jungkook.

Aera menggelengkan kepalanya cepat, lalu memasuki ruangan pada lantai 3, tak sengaja melihat Soobin yang sedang menyeduh kopi dengan setelan kemeja berwarna krem. Hari ini rambut pria itu berbeda, poninya diangkat keatas, sehingga dahi indahnya terekspos.

Aera mengerjap, memegangi jantungnya, dan menahan hasrat ingin berteriak.

Sialan

Bagaimana pria itu bisa sangat tampan? Aera kembali menggelengkan kepalanya. Namun saat kembali mencuri pandang, mata pria itu menangkap keberadaannya. Ia menegurnya dengan senyuman, kemudian kembali ke desk nya. Hati Aera sedang tidak baik-baik saja.

Tak lama berselang, Soobin menghampiri Aera. "Selamat pagi" sapa Soobin, membuat Aera menoleh.

"Wae?" Tanya Aera singkat.

Soobin mengelus dadanya "bother to reply 'Pagi juga Steve'??"

Wanita yang baru duduk di kursinya, memutar balik kursi yang memang dirancang untuk melakukan gerakan itu. Aera mengulas senyuman terbaiknya "selamat pagi anggota tim, Steve Choi ada yang bisa saya bantu?" senyuman itu tidak bertahan lama.

Soobin agak tersentak, sedetik kemudian ia terkekeh "Terimakasih akan keramahanmu sekretaris tim, aku akan mengapresiasi sikap professionalmu jika kau selalu tersenyum begini dan tidak kembali memasang tampang menyebalkan seperti sekarang" Tentu saja backhanded compliment Soobin langsung membuat wanita yang sedang duduk itu tersinggung.

"Oh jadi tampangku menyebalkan?" Tanya Aera dengan suara yang terlampau lembut.

Soobin memutar paksa kursi itu agar Aera kembali menatapnya "lupakan tentang tampang, aku heran apa kakimu tidak lelah?"

"Apa lagi yang mau kau katakan hah?" Aera melipat tangannya sambil menyilangkan kakinya. Postur yang memperlihatkan ia tidak tertarik dengan percakapan ini.

"Your leg should be tired cuz you always running in my mind since that day" Soobin meletakkan satu lengannya pada meja Aera, posisi itu membuat tubuhnya menghadap Aera, ia merendahkan tubuhnya ingin melihat jelas ekspresi wanita di hadapannya.

Aera benar benar tidak menduga pria sialan itu akan mengeluarkan gombalannya di saat saat seperti ini.

Aera speechless, perbuatan membuatnya mati gaya. Akhirnya tak ada respon dari mulutnya.

Soobin berdehem "ekhmm oh ya, aku mau foll up surat peminjaman yang ditugaskan Michael, sudah selesai?" Soobin memecahkan atmosfir canggung tadi dengan baik.

Aera mengangguk canggung "Akan ku kirimkan lewat email"

Soobin mengangguk paham "aku kembali ya" Aera hanya mengangguk. "Telinga mu merah sekali. Kau sedang sakit apa sedang salah tingkah?" Tanya Soobin sebelum kembali pada mejanya.

Aera menangkup kedua telinganya, membenamkan wajahnya diantara tangannya. Ini tidak bisa dibiarkan, jantungnya tidak akan bertahan lama kalau harus menghadapi ini setiap hari.

Hana On Duty | BTS's Interpreter StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang