NALENDRA 6 : KABAR BURUK

272 31 0
                                    

"Kenapa gak Lendra tahan aja tadi pas mau berangkat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa gak Lendra tahan aja tadi pas mau berangkat!"

—• NALENDRA •—

Suara helaan nafas terdengar saat ia sudah berhasil memarkirkan mobil. Ia sejenak melirik sang adik yang kini sibuk dengan beberapa dokumen hasil tugasnya semalaman.

"Cuman ngasih tugas doang?" tanya Rendra mendapat anggukan.

"Iya."

Tak mau berlama-lama lagi, Nalendra segera meraih tangan Rendra untuk menyalaminya. Cepat-cepat juga ia turun dari mobil sambil mengingatkan sesuatu untuk Kakaknya.

"Kak, tunggu di sini aja, ya! Gak bakalan lama, kok!"

Sejenak Rendra terkekeh sambil mengangguk.

"Iya, santai aja." balasnya agar Nalendra tidak merasa terburu-buru.

***

Hari ini merupakan hari libur Kakaknya bekerja sebelum nanti malam dirinya berangkat menuju Surabaya.

Pandangan itu mengedar memperhatikan jalanan seraya melajukan kendaraannya pelan-pelan. Sejenak ia melirik Nalendra yang juga sedang bingung melihat banyaknya gerobak pedagang kaki lima.

"Mau beli sesuatu?"

"Boba kayaknya enak. Nalendra belum pernah nyoba!" jawab Nalendra sedikit berhati-hati, siang ini cukup terik sampai keringat pada keningnya terlihat mengucur jadi meminum minuman dingin sepertinya enak, namun ia juga tidak yakin Rendra akan menuruti maunya kali ini.

"Oke kita beli ... Tapi satu seruput aja kamu minumnya, sisanya buat Kakak!" Nalendra langsung menghela nafas lalu kembali memandang sayu keadaan ramai saat mobil Rendra kembali dilajukan. Sekarang baginya mending Ia turuti saja keputusan itu daripada nantinya Rendra berubah pikiran tidak membelikannya.

***

Dengan sisa waktu yang Nalendra punya, ia berusaha untuk melepas semuanya. Ia habiskan jam demi jam miliknya sebelum ia merelakan Rendra berangkat menuju Surabaya malam nanti.

Bukan hanya berdua, mereka juga membuka percakapan untuk menghidupkan suasana ketika berkumpul di suatu ruangan. Tertawa dan melepas penat karena seharian berkecimpung dengan kesibukan masing-masing.

Hari itu Nalendra benar-benar bahagia, tawa dan senyumannya tak luntur sedikit pun bahkan saat ia diajak Naka untuk mengunjungi taman yang mereka buat pagi itu.

"Iya, daunnya udah mulai tumbuh! Bagus, kan?" tanya Nalendra menunjukkannya pada Naka.

"Bagus, dong!"

Kemudian Nalendra bertanya lagi perihal tanaman milik Naka saat Kakaknya tak berkomentar apapun dan hanya terdiam beberapa saat.

"Tanaman punya Kakak gimana?"

NALENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang