NALENDRA 8 : RENCANA KITA

198 28 0
                                    

Hari ini Nalendra bisa berbahagia, namun esok? Tiada yang menjamin semuanya akan tetap baik-baik saja.
—NALENDRA—

Kedua mata Nalendra masih tetap betah memperhatikan gerak-gerik ketiga kakaknya yang sibuk berbenah.

Dua hari sudah cukup untuk Rendra beristirahat di ruang perawatannya. Hari ini dokter sudah memperbolehkannya untuk pulang ke rumah.

"Kak? Masih sakit gak kakinya?" tanya Nalendra segera mendekat ketika Rendra hendak beranjak dengan bantuan tongkat berjalan.

"Gak! Santai aja, Kakak kuat tau!"

Julian yang mendengar langsung menoleh pada keduanya. Raut wajahnya berubah dengan sorot mata jenuh memandang ke arah Rendra.

"So kuat! Kemarin siapa yang meringis ketika gak sengaja Naka injek kakinya?"

"Eh, kan itu emang sakit!" kilah Rendra memandang adiknya dengan kesal.

***

Ketika malam hari datang, ada dua insan yang sedang berusaha menghidupkan suasana rumah dengan ramainya suara dari permainan yang mereka lakukan. Naka dan Julian seperti biasa saling menjatuhkan satu sama lain dalam permainan itu. Ditonton pula oleh Rendra dan Nalendra yang berperan menjadi pendukung untuk keduanya.

"Memang kamu maunya liburan ke mana?" tanya Rendra disela kesibukannya memperhatikan skill Julian mengalahkan permainan. Layar besar di hadapan mereka menjadi objek fokus keempatnya, tidak peduli akan waktu yang sudah hampir larut dan Mama sudah cape untuk menegur mereka.

"Banyak tempat yang mau Nalendra kunjungin, Kak. Tapi Nalendra pastinya harus dibawah pengawasan Kakak, kan?" bisik Nalendra seraya melirik Rendra sejenak.

"Pinter!" tangan Rendra terangkat untuk mengusap surai legam milik adiknya.

"Nalendra maunya ke perkebunan, tempat rekreasi atau pantai?" Mama ikut bertanya, menghampiri kembali anak-anaknya seraya membawakan minuman susu untuk mereka.

"Makasih, Ma ..." ucap Nalendra ketika tangannya menerima segelas susu yang Mamanya bagikan.

"Kak Rendra liburnya sampe kapan?"

Nalendra ingin memastikan semuanya ikut liburan kali ini. Ia juga masih merasa khawatir dengan kondisi kakak sulungnya yang baru saja keluar dari rumah sakit.

"Sampe Kakak sembuh ..."

"Mending tanya Naka juga, deh! Dia pasti banyak rekomendasi tempat liburan!" saran Mama yang langsung ditanggapi baik oleh Naka yang mendengar.

Pemuda itu segera menjeda permainannya lalu menghampiri Mama sambil melontarkan beberapa kalimat candaan.

"Iya tuh, tau gak sih? Kenal gak kalian sama Naka Mahawira? Itu tuh yang ganteng, kalem, ramah, anak Mama Nisa yang paling cantik!" kata Naka seraya memeluk Mamanya dengan erat.

"Idih nyaut aja, Kak!" kesal Nalendra yang iri melihat perlakuan Naka pada Mama.

Namun ketika kedua adiknya sedang memperebutkan Mama, Rendra langsung saja merespon candaan Naka dengan kalimat berisi sindiran halus di dalamnya, ia bertanya, "Ohh Naka yang kalo habis mandi handuk basahnya sengaja ditaruh di kasur?"

"Gak sengaja, Kak!" Naka menjelaskan ketika ia tersinggung dengan ucapan Rendra.

"Naka yang suka makan strawberry, kan?" tambah Julian yang seketika Naka bergidik ngeri membayangkan bagaimana dirinya memakan buah kecil berwarna merah dengan bintik-bintik hitam itu karena nyatanya Naka sangat menghindari memakan buah mungil tersebut.

NALENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang