PROLOG

14 2 1
                                    

Author POV

.

.
Jakarta, 2009

.

.

Pagi hari cerah, disambut dengan pemandangan langit dihiasi awan berwarna hitam ke abu-abuan karena cuaca yang tak mendukung dan menandakkan akan turun hujan.

Angin yang berhembus kencang, tetapi warga warga sekitar mengacuhkannya sudah seperti fenomena yang biasa terjadi.

Terlihat di trotoar gadis imut, memakai baju kodok warna hitam dan kaosnya yang putih, tak lupa rambut panjangnya yang di kepang dua.

Dia melompat lompat dengan tawa riang bersama anak gembul berlesung pipi, menakai kaos kuning gambar spongebob, dan celana lepis pendek memakai sendal jepit swalow warna biru, sedangkan gadis kecil memakai sendal swalow warna hitan full.

"Ara tunggu!" Pekik bocah gembul itu karena gadis kecil bernama Ara itu yang berlari dengan cepat.

Ara membalikkan tubuhnya, sambil melambai lambai. "Ayo cepat Willi nanti Uman pergi"

Ritme larinya di perlambat agar anak gembul itu bisa menyusulnya lalu mereka berjalan sejajar. Nafas Willi memburu karena kelelahan.

Langkah kedua bocah itu terhenti tepat di depan zebra cross untuk menyebrang jalan bersama yang lainnya.

Tak lama kemudian lampu menunjukkan warna merah, sisi kanan dan tengah jalur mobil motor sudah berhenti.

Namun jalur kiri mobil sedan hitam melaju dengan cepat. Terlihat juga, ada yang sedang membawa mobil sedang menelpon seseorang, menggunakan tangan kanannya, sedangan yang kiri untuk mengendalikan stir mobil.

"Stop it! Jangan hubungi aku lagi berdebah!" Dia melempar ponsel itu sehingga terjatuh di bawah jok mobil.

Ara jalan menyebrang dengan ceria tanpa melihat ada mobil melaju kencang ke arahnya.

Semua orang yang menyadari hal itu terhenti membiarkan Ara berjalan sendiri. "Nak jangan kesana!" Pekik beberapa orang.

Willi melihat itu panik, tanpa berpikir panjang dia berlari begitu cepat ke arah Ara. "Awas Ara!!" Pekik bocah bontot itu, membuat langkah gadis manis itu terhenti. Betapa terkejutnya mobil melaju dengan cepat ke arahnya.

"ASTAGA!" Pekik orang dalam mobil dia mengerem mobilnya sekuat tenaga.

Willie mendorong dengan kuat Ara, sehingga gadis itu terdorong dan kepalanya terkena tiang lampu lalu lintas.

BRAK

Tubuh bontot bocah itu tertabrak badan depan mobil dengan keras tepat di dadanya.

Mobil sedan itu berhasil mengerem jika tidak, mungkin akan melindas tubuh anak bontot itu.

Tubuh Willi terlukai lemas di Zebra cross. Anak bontot itu memuntahkan darah dari mulutnya cukup banyak, semua orang langsung belari menghampiri mereka.

Pandangan Willi memburam dadanya begitu sakit dan menbuatnya nafasnya tersendat. "Ara" lirihnya lalu tak sadarkan diri.

Orang yang berada di mobil menangis tersedu sedu, sembari membekap mulutnya dia begitu takut sekarang. Apalagi ada beberapa masa yang mengamuk dengan menggedor gedor kaca mobilnya.

"YAK BAJINGAN KELUAR KAU!" Pekik bapak kumis tebal dengan handuk yang bertengger di pundaknya dia adalah supir bajai.

Wanita yang menabrak itu, begitu ketakutan dia memegang setir dengan tangan yang bergetar. Ia menancap gasnya membuat semua orang yang mengkerumuni depan mobil terjatuh ke aspal, hal itu untuk, melindungi diri mereka agar tidak tertabrak.

Terikat 1 MiliarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang