Author POV
.
.
Lelaki tampan berlesung pipi kanan kiri membuka pintu warna putih, lalu masuk ke dalam kamar adiknya yang bernuansa stawberry.
Tanpa aba aba, dia langsung mengangkat badan kecil adik perempuannya menegakkan tubuh imut gadis itu, membuat gadis itu terduduk dengan tatapan kosong dan bingung sebentar.
Sedangkan kakaknya sudah ketawa lepas. "Yak! Zyan kampret!" Dia melempar kakaknya dengan bantal tapi dengan mudah dihindari olehnya.
"EMARA REYNALDI! SAMPAI DETIK INI BELUM BANGUN! MAMAH BAKAL BAKAR KOLEKSI ALBUM EXO MU!"
Gadis itu langsung kocar kacir mencari baju dan handuknya, sang kakak hanya bisa menggeleng maklum lalu turun ke bawah.
.
.
Mamahnya Emara memandang tajam ke arah gadis manis yang sedang turun tangga dengan tergesa gesa.
Sang Mamah memakai daster warna hijau, dengan rambut yang dijepit, sedang menata makanan di meja makan, Emara langsung duduk di sebelah abangnya.
"Kau itu masih gadis bangun aja suka telat mau jodohmu om om?" Geram mamahnya sembari sibuk menyiukkan nasi untuk mereka, sedangkan Emara tidak diberi. Gadis itu hanya bisa mendengus kesal.
Gadis itu langsung saja mengambil nasi dan menyiukkan nya ke piringnya. "Jika om om nya kayak Ji Chang Wook, aku gak akan keberatan malah aku akan menyambutnya dengan senang hati" jawabnya santai.
Tuk
Kepala Emara dipukul dengan centong nasi oleh sang mamah, membuat gadis itu meringis kesakitan. "Lawan aja terus, mana ada cowok seganteng Ji Chang Wook, suka anak buntet kayak kamu!" abangnya bersama adik cowoknya itu sedang berusaha menahan tawanya, sedangkan sang ayah malah tertawa lepas.
Bibirnya mencibik kesal. Saat dia ingin mengambil ayam langsung piringnya di angkat Zyandra menggunakkan tangan kiri. Tangan kanannya langsung mengarahkan sayur bayam dan tempe. "Diet, pipi mu itu sudah tumpah tumpah"
"Ah Koko! Setengah aja please" rengeknya dengan tangan yang berusaha untuk meraih piring berisi ayam itu, namun tak bisa karena tubuh kakaknya lebih tinggi.
"Berikan aja Ge, paling nanti langsung di hukum kakek nge gym selama satu bulan penuh" desis sang adik yang sedang asyik memakan sayur bayamnya itu.
Emara yang mendengar itu langsung bergidik ngeri. Dia memakan sayurnya dengan raut wajah sedih dan muka yang terpaksa.
Sang ayah tersenyum manis, melihat putri kecilnya yang sudah beranjak remaja itu. Pipi cubby Emara mengembung lucu karena makan dengan lahap.
Lahap? Entahlah mungkin karena terpaksa wkwkwk.
Ayahnya menuangkan tiga gelas susu untuk ketiga anaknya. Lalu, Memberikan satu persatu. "Terimakasih Ayah!" Ferdinan mengangguk dan tersenyum manis dia langsung meminum air putihnya sampai tandas.
Ketiga anak itu menyimpan gelasnya serentak di meja. Zyandra menatap gemas ke arah Emara, dia mengacak rambut panjang adiknya yang sepinggang. "Sekolah yang bener jangan bikin ulah lagi, koko sekarang udah kuliah gak bisa bantu kamu buat jadi wali ke sekolah"
Emara membenarkan poninya. "Jika sampai membuat ulah lihat aja Emara mamah gak akan kasih uang jajan selama 3 tahun!" Ancamnya.
"Ah mamah"
"Dan satu lagi nilaimu itu sangat buruk sekali selama masa SMP, tidak bisakah kau berusaha untuk masuk minimal sepuluh besar hah? Jika kau terus seperti ini bagaimana bisa masuk kriteria Pegawai Negri Sipil" gerutunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat 1 Miliar
RomanceAku hanya gadis yang selalu menentang segala hal di keluarga ku. Hidupku sudah terikat, aku selalu diawasi di atur aku tak bisa melakukkan hal semauku. Tapi semua bayangan itu telah menghilang, semenjak seseorang yang hadir dalam hidupku. Dua lelak...