Kita satu devisi???!!

4 0 0
                                    

Author Pov

.

.

.

Terlihat di sebuah gedung yang bernuansa tionghoa berkumpul satu keluarga besar.

Semuanya sedang duduk di meja besar yang berisikan banyak makanan. Mereka memakan dengan khidmat. "Wah ada angin apa Emara berhasil masuk sepuluh besar?" Tanya Viola dengan nada mengejek.

Gadis imut dengan dua gelungan di rambutnya tersenyum terpaksa melirik sepupunya. "Ya karena gue belajar dan tidak menyerah" Zyandra yang mendengar jawaban dari adiknya tersenyum geli.

"Zyandra kemari!" Panggil kakeknya Lelaki itu langsung pergi duduk di kursi yang berisikan orang tua dari keluarga besar itu.

Beberapa sepupunya memandang iri ke arah Zyandra. Sedangkan kedua adik kandung Zyandra memilih cuek. Saat tangan Emara ingin mengambil bapau ayam yang tinggal satu lagi malah Viola pun ingin mengambilnya.

Terjadinya perebutan sengit dengan bunyi nyaring. "Viola lo kan mau diet mendingan ini buat gue!" Pekiknya kesal.

Sumpit itu beradu tak ada yang menyerah sedikitpun. "Enggak gue gak mau kalah dari lo!"

Perebutan sengit itu semakin brutal sehinggal menyebabkan mangkok besar itu terjatuh dengan suara nyaring semua orang melirik mereka.

"VIOLA ADINATARA EMARA REYNALDY KEMARI!!" Pekik kakek Pratama dengan marah kedua gadis itu pun berdiri sembari menunduk takut berjalan menghampiri kakeknya.

"Kalian ikut dengan kakek sekarang!" Kedua gadis itu memelas lalu terlihat pasrah mengikuti kakeknya.

.

.

.

Azriel tersenyum senang karena mulai besok dia mulai pkl dan terbebas dari kekangan dan pengawasan ketat dari mamihnya itu.

Dia berjalan di sekitaran taman gedung tempat pklnya. Tentu saja diikuti dengan dua pengawal yang memberi jarak lima meter. Sebenarnya dia risih mau bagaimana lagi tak bisa melawan mamihnya.

Langkahnya terhenti karena melihat seseorang yang dia kenal. "Emara kenapa dia di Jakarta?" Tanya nya kebingungan.

Dua Gadis itu terlihat berlari mengitari patung pancuran gambar barongsai itu. Kakeknya masih mengawasi mereka.

Kedua gadis itu langsung berbaris di depan kakeknya dengan tertib. "Mau mengulangi kejadian tadi lagi?!"

"Tidak kakek!!" Jawab mereka serempak Azriel yang melihat itu terkekeh kecil. Bodyguard itu begitu terkejut melihat Azriel yang ketawa hanya melihat itu ini benar benar perubahan besar untuk tuan mudanya itu.

"Saling maafkan sekarang cepat!" Mereja saling salaman dengan senyuman paksa Emara menekan telapak tangan sepupunya keras membuat Viola menahan rasa sakit mereka pun melepaskan jabatannya.

Kakek Pratama mendengus kesal. "Emara kau mulai besok kakek daftarkan ke gym untuk menurunkan berat badanmu dan kelas kolam renang untuk meninggikan badanmu itu! Kau semakin gemuk saja"

Gadis itu menunduk tangannya terkepal marah Viola berusaha menahan tawanya. "Dan untukmu Viola fisikmu sepertinya mulai melemah! Masa baru berlari 10 putaran sudah hampir pingsan! Kau itu terlalu banyak duduk di meja belajarmu jadi jarang berolah raga! Jadi mulai besok kau pun ikut Gym bersama Emara!" Titahnya tegas.

"Iya kakek" cicit Viola

Kakek Pratama pun masuk kembali ke gedung. Viola dan Emara saling menatap dengan tatapan tajam. "Sial!" Umpatnya lalu pergi masuk Emara menahan diri untuk tidak menonjok sepupunya itu dia mengumpat kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terikat 1 MiliarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang