Author POV
.
.
.
Suasana pagi dengan hawa sejuk dari pepohonan yang menulang tinggi dan berdaun lebat.
Motor dan mobil sudah berlalu lalang di jalan kecil perdesaan untuk memulai aktifitas mereka di hari ini.
Terlihat di ruang makan bewarna putih cerah dengan tumbuhan di pot kecil yang tertempel di dinding rumah agar memberikkan kesan menyejukkan.
Keempat anggota keluarga Bratajaya sedang makan dengan teratur. Azriel yang sudah menghabiskan nasi gorengnya langsung menghabiskan air putih di gelas itu sampai habis.
Bi Iyem pun menyerahkan kelima obat beda merk kepada tangan Azriel, membuat lelaki itu menghela nafas berat. "Ini minum vitaminnya tuan muda" "makasih" Bi Iyem mengangguk.
Dia langsung meminum obatnya sekaligus lalu menuangkan kembali air putih sampai gelasnya penuh dan meminumnya sampai habis. "Azriel kau itu baru sembuh jangan ikut pelajaran olahraga dulu" titah papihnya remaja lelaki itu hanya bisa mengangguk pasrah.
"Pulang sekolah langsung pulang! Jangan terlalu banyak bergaul dengan teman teman perokokmu itu Azriel!" Tegas sang Mamih.
Azriel menatap mamihnya jengah. "Soal penyakit ku kambuh itu tak ada hubungannya dengan mereka mam, please aku akan menuruti untuk banyak diam di rumah di banding harus menjaga jarak dengan teman temanku" pintanya dengan lesu.
"Sekarang kau sudah menjadi pembantah! Pembangkang hah?! Aku rasa Raffael atau tidak Athur yang mengajarimu seperti itu?!"
Azella menggebrak meja makan dengan kesal. Dia langsung berdiri. "Stop mamih! Aku ingin hari pagiku ini menyenangkan jangan membuat pagiku menyebalkan karena mamih yang terus marah marah" geramnya.
"Azella tak sopan membentak orang tua! Duduk dan makan!" Titah sang papih marah.
Gadis itu membenarkan rambut panjangnya. Lalu kembali duduk dan memakan makanannnya. "Azriel kau itu tidak punya penyakit, dan itu vitamin. Kau hanya kelelahan hanya perlu meminum vitamin secara teratur ingat itu"
Azella tertawa sisnis. "Dia itu bukan anak kecil yang bisa dibodohi. Azriel pasti bisa membedakkan yang mana vitamin dan obat. Kenapa kalian tidak jujur saja sih dia memang sakit sakitan" kesal Azella lalu meminum air putihnya sampai habis. Ketiga nya langsung terdiam.
Azriel berdiri lalu salam kepada papih, mamih dan kakaknya. "Aku pergi dulu Assalamu'alaikum" "waalaikum salam" lalu dia pergi dengan labgkah yang lesu.
Anak sulung keluarga Bratajaya pun langsung salim kepada papih dan mamihnya. "Zella pergi dulu Assalamu'alaimum" "waalaikum salam" lalu dia berjalan dengab cepat menuju gerasi mobil.
Papihnya menghela nafas berat. Azura mengusap wajahnya kasar. "Apa kita suruh Azriel homeschooling saja? Aku tak ingin penyakitnya semakin parah" tanya suaminya membuat Azura menggeleng cepat.
"Aku sudah menambah lagi dosis obatnya Azriel jadi aku yakin dia tak akan kambuh" lalu Azura mengusap bibirnya menggunakkan serbet.
"Azura kau keterlaluan bagaimana kalau nanti organ ginjal Azriel rusak karena efek obat itu yang kuat?!" Tanya Zefriyan panik membuat hening sesaat.
Zefriyan meminum air putih sampai habis lalu menaruhnya kembali di meja dengan suara keras. "Aku akan meminta dokter Kirana untuk menyembuhkannya secara terapy" Azura menatar Zefriyan tajam. "Silahkan! Silahkan saja! Paling dia setelah sembuh langsung menjadi orang gila!"
"Azura hentikkan omong kosongmu itu! Putraku pasti sembuh!"
"Aku tidak ingin dia sembuh! Itu terlalu berisiko! Aku ingin seumur hidupnya dia bergantung ke obat paham!" Azura pun berdiri melangkah pergi keluar rumah meninggalkan Zefriyan dan bi Iyem. "Sial!" Zefriyan menggebrak meja makan kesal membuat bi Iyem tersentak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat 1 Miliar
RomanceAku hanya gadis yang selalu menentang segala hal di keluarga ku. Hidupku sudah terikat, aku selalu diawasi di atur aku tak bisa melakukkan hal semauku. Tapi semua bayangan itu telah menghilang, semenjak seseorang yang hadir dalam hidupku. Dua lelak...