Kisah ini adalah sebuah pencarian kebenaran yang tersembunyi di dalam memori. Petualangan ini akan menguji seberapa besar rasa persahabatan mereka dalam menyelesaikan ujian berat yang akan dihadapi semuanya.
Semua akan dimulai saat mereka terjebak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa dari kalian yang sudah ingat? Jamnya mundur ke angka 3."
Doyoung bertanya karena menyadari jam sudah berubah seketika saat ia baru saja bangun setelah beristirahat. Semuanya menatap ke arah 4 orang itu, salah satunya sudah mengingat kejadian yang dialaminya.
"Aku, aku mengingatnya." Jaehyeok mengaku, jadi, dia yang sudah ingat, lalu, apa yang diingatnya.
"Apa yang hyeong ingat?"
Jaehyeok menatap seseorang dari perkumpulan ini, orang yang ia ajak berbicara sebelumnya untuk diinterogasi sebagai pelaku. Jaehyeok sangat penasaran apa sebenarnya ia pelakunya atau bukan? Sampai-sampai Jaehyeok berbohong mengenai ingatannya.
"Aku hanya ingat aku berada di perpustakaan seharian, aku tidak ingat lagi apa yang terjadi."
"Hanya itu? Kau yakin hyeong? Tidak mungkin, seharusnya ada seseorang atau sesuatu penting tentang kita yang muncul di ingatanmu." Jeongwoo tidak yakin dengan perkataan Jaehyeok sekarang, menurutnya ada sesuatu yang tidak diungkapkan Jaehyeok.
"Aku juga tidak tau, seharusnya aku mengingat sesuatu, tapi, yang kuingat hanya itu."
"Teman-teman, Jaehyeok memang hanya mengingat apa yang bisa ia ingat, mungkin ada satu momen disana yang tidak ia ketahui, kalian jangan menuduhnya seperti itu."
Yoshi berusaha menengahi, lagipula seperti dirinya, ia juga hanya menebak ingatan miliknya dan kebetulan jam berjalan mundur. Sekarang, tertinggal mereka bertiga yang belum mengingat apapun. Tapi, kecurigaan kepada Jaehyeok juga tetap ada, karena dia adalah salah satu dari 4 orang yang menemui Shadow sebenarnya.
"Hyeong, apa kau pelakunya?"
Tiba-tiba saja? Tiba-tiba saja Jeongwoo mengarahkan pertanyaan klimaks ini kepada Asahi, yang membuat semuanya menatap heran. Apa yang begitu mendesak hingga Jeongwoo mampu berspekulasi seperti itu?
"Tidak, aku bukan menuduh hyeong, hanya saja, hyeong sangat mencurigakan karena tidak mengingat apapun. Apa yang hyeong sembunyikan sebenarnya?" Jeongwoo lanjut menjelaskan maksud dibalik pertanyaannya.
"Kalau benar aku menyimpan sesuatu, kau akan percaya lalu membiarkan tuduhan itu hilang dariku? Aku memang tidak mengingat apapun."
"Hyeong, apa maksudmu? Benar kau menyimpan sesuatu?"
"Aku tidak punya rahasia apapun."
Keadaan bisa saja semakin memanas, ditambah Asahi yang memang tidak mudah ditebak kepribadiannya membuat semua rasa kecurigaan mulai jatuh kepadanya. Sebelum semuanya menjadi jauh lebih keruh, Hyeonseok segera mengalihkan topik supaya tidak ada perselisihan diantara mereka.
"Hentikan kalian berdua, tidak ada gunanya saling menuduh, kalau pun benar pelakunya salah satu diantara kita, aku hanya memohon untuk menyelesaikannya dengan damai, tidak mengucilnya seperti ini."