Acara pertunjukkan itu cukup seru, jika Cale boleh jujur. Pembawa acara itu sedikit berlebihan tapi mau bagaimana pun itu adalah peninggalan yang tidak diketahui dan unik untuk manusia saat ini, dan itu terasa seolah melebih-lebihkan karena satu-satunya yang mengetahui fakta adalah Cale.
"Itu seru sekali ya, Cale-nim!" Lock berjalan beriringan, sesaat mereka keluar dari aula itu, ada pesan dari sekolah masuk.
'Siswa Sekolah Myudang yang mengikuti wisata hari ini, diharapkan berkumpul di ruang meeting A.'
Pesan itu dikirim lewat notifikasi dari aplikasi sekolah, yang membuat tujuan Cale dan Lock berganti. Setelah sampai diruangan itu, ada kursi yang cukup banyak dan ada tiga guru yang membimbing meminta siswa yang masuk ke ruangan itu untuk duduk.
"Ayo duduk semuanya, kita akan memberikan informasi dan arahan untuk kedepannya," ucap salah satu guru. Tapi belum lama pintu ditutup setelah mengitung jumlah siswa yang ada, suara ledakan yang terdengar sangat keras.
Siswa berteriak kaget, "Apa yang terjadi? Gempa bumi?" kata salah satu siswa yang berusaha mencerna situasi.
Insting Cale bekata jika hal itu bukanlah hal yang bagus, Cale berdiri dan merasa adrenalinnya terpacu, "Sunsaeng-nim, tolong kunci pintunya!"
"Ugh, huh?" Guru pria, Pak Min yang terdekat dari pintu merasa bingung ketika mendengar teriakan Cale. Tapi guru wanita yang tidak jauh dari sana seperti merasa urgensinya Cale akhirnya berlari ke pintu dan menguncinya.
Guru wanita itu menatap Cale yang dibalas dengan tatapan yakin. "Bu Lim, uhm, kenapa dikunci? Sebenarnya apa yang terjadi? Bukankah kita akan membubarkan siswa setelah beberapa arahan," kata guru ketiga, Pak Park dari depan laptop yang siap mempresentasikan beberapa hal.
"Ruang meeting ini kedap suara, apa kalian tidak aneh-
Belum selesai Bu Lim menjelaskan suara dobrakan keras pintu mengejutkan seisi ruangan, Cale ingin berjalan pergi mendekat ke pintu tapi tangannya ditahan.
Lock mengenggam tangannya ketakutan, tembakan telah membolongi pintu dan melukai Bu Lim dan Pak Min. Semua orang diruangan itu terkejut bukan main ketika melihat percikan darah.
"Cale-nim," jerit tertahan Lock ketika memeluk lengan Cale sepenuhnya, melihat seluruh tubuh Lock gemetar hebat, Cale memeluk tubuh Lock erat.
Tanpa kata-kata, Cale menepuk punggung Lock dan matanya menangkap dua jendela yang mengarah keluar.
Pintu didobrak beberapa kali, Tapi Pak Park yang sudah mengerti situasinya mendorong meja ke arah pintu dua daun itu. Salah satu teman sekelas Cale ada mengangkat kursi dan YOLO mengaitkan kaki kursi ke masing-masing handle.
Pak Park melihat itu mengangguk, mereka melihat pintu berhenti terdobrak lalu dengan penuh hati-hati menjauhkan Bu Lim dan Pak Min dari pintu.
"Apa kalian masih bisa bertahan?" tanya Pak Park kepada dua rekannya itu.
Dengan mata sayu karena kehilangan banyak darah, Bu Lim mengangguk. "Aku sangat mengantuk."
Sedangkan Pak Min meringis karena lengannya tertembus peluru dan terus memejamkan matanya menahan rasa sakit dan akhirnya menangis. "Aku tidak tahu!" jeritnya frustasi.
"Bertahanlah!" bisik Pak Park pada kedua rekannya yang terluka, berdiri didepan semua siswa yang gelisah, stress dan ketakutan, pria itu menepuk tangannya agar fokus semua orang mengarah kepadanya.
"Semuanya, dengar, kita tidak bisa terus berada disini!"
Semua siswa SMP itu benar-benar hanya mendengar suara Pak Park termasuk Cale dan Lock.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cale's Things (Fanfic Trash of Count Family)
FanfictionSekali lagi, Cale Henituse diberi kesempatan hidup tanpa intrik dan syarat apapun. Hidup didunia modern normal tanpa monster, mana dan sihir ataupun aura. Dunia dimana logika normal adalah sains dan sejarah. Kini, Cale hidup di Korea Selatan, negeri...