Cale melihat langit yang familiar dan mencium bau disinfektan yang kental. Tubuhnya merasa sangat pegal dan kaku, Lock tertidur disampingnya.
Tanpa menganggu Lock yang tidur, Cale duduk dan merenggangkan tubuhnya. Menyadari tangannya diinfus membuat Cale jengkel.
'Berlebihan,' pikirnya sambil menyeret tiang tempat cairan infusnya di gantung keluar dari bilik tirai rawatnya.
Ruang rawat inap tempat Cale berada sekarang berisi 10 orang dengan 5 orang di setiap sisi yang saling berhadapan. Saat membuka tirai, Cale melihat banyak orang yang menunggui pasien sepertinya.
Kebanyakan luka kecil dan siswa seperti Cale, sudut matanya menangkap beberapa orang menanyai dan mencatat apa yang terjadi.
Salah satu orang itu, seorang penyidik wanita kepolisian melihat Cale lalu tersenyum menghampirinya, "Apa kau baik-baik saja, nak?"
Cale mengangguk, "Aku ingin ke toilet, dadah."
Wanita itu terbengong melihat sikap tak acuh Cale, tapi cepat mengendalikan diri melihat Cale kesulitan mendorong tiang infusnya untuk berjalan ke kamar kecil.
Matanya mengintip melihat Lock yang tertidur lelap dan akhirnya menyusul Cale.
"Hei, orangtuamu tidak datang?" tanya wanita itu riang.
Cale menatap wanita yang mencoba akrab itu, "Rumah sakit harusnya sudah menghubungi orangtua, tapi dengan tidak adanya mereka disini, sepertinya mereka sedang ada diluar kota."
Sekali lagi, wanita itu terdiam dengan ucapan tenang dan terkesan dingin itu.
Cale tidak ambil lama, berjalan dengan pasti, dia tiba-tiba merasa nyeri di kakinya dan melihat jika lututnya dibalut perban.
'Kapan?' Cale tidak menyadari rasa sakit saat dirinya berdiri, 'Ah, apa mereka memberi anestesi?'
Tangannya mengoper tiang infus ke tangan yang lain tapi di tahan oleh penyidik wanita itu.
"Sini, aku bantu," katanya sambil menggendong dengan satu tangan, "Wah, kamu ringan sekali," tangannya yang lain memegang infus.
"Sekuhara, kamu telah melakukan pelecehan kepadaku," kata Cale menatap wajah wanita itu. "Aku tidak mengenalmu."
"Kalau begitu mari kita berteman! Aku Hannah, saat ini menjadi teman Cale dari kepolisian."
"Aku tidak mengenalmu sedekat itu hingga bisa dipanggil teman," Cale melihat wajah wanita itu sekali lagi, bayangan gadis suci bertimpa di wajah wanita itu. Cale menghela napas, "Sekarang turunkan aku."
Hannah mengikuti perintah Cale ketika sampai ke depan pintu toilet, melihat Cale mengecek kondisi ruangan itu.
Cale berbalik lalu menunjuk lantai dan kantong cairan infus bergantian.
"Disini, tolong julurkan tanganmu saja untuk membantuku membawa kantung infus jika anda benar-benar ingin membantu," Cale menutup pintu sekedarnya ketika Hannah telah mengambil kantung infusnya.
"Hei, apa tidak ada gantungan kantung di ruangan ini?" tanya Hannah menyadari jika dirinya
"Pengaitnya rusak," Cale sebenarnya cukup terganggu, mau bagaimanapun Cale adalah orang dewasa baik mental dan jiwanya. "Tolong jangan ajak aku berbicara."
Hannah cemberut, tangannya mulai pegal. Dia akan mengajak Cale mengobrol lagi jika suara hentakkan pintu geser tidak mengejutkannya.
"CALE!" suara laki-laki berteriak panik bergegas masuk ke ruangan itu. "Ah, maafkan aku," langsung bersalah ketika melihat perhatian semua orang tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cale's Things (Fanfic Trash of Count Family)
FanfictionSekali lagi, Cale Henituse diberi kesempatan hidup tanpa intrik dan syarat apapun. Hidup didunia modern normal tanpa monster, mana dan sihir ataupun aura. Dunia dimana logika normal adalah sains dan sejarah. Kini, Cale hidup di Korea Selatan, negeri...