Berbagai jenis hadiah masih menumpuk di sudut kamar. Semua barang ku sudah di kemas kedua saudari menyisakan beberapa barang saja. Esok hari Dirga benar-benar akan membawa ku pergi jauh untuk mengarungi kehidupan baru. Mataku menatap cermin yang menampilkan wajah telah bersih dari polesan.
Hidup adalah perjalanan. Untuk pergi ke suatu tempat. Kita perlu meninggalkan tempat lama. Malam ini Azhara memilih menghabiskan malam bersama Aditya di apartemen ku. Keduanya adalah tamu sekaligus punya pola pikir tersendiri. Sedangkan diriku memilih di rumah untuk merasa dekat dengan keluarga.
Aku memang malas di rumah, tapi bersama mereka bisa membuatku tenang. Ketenangan itu akan berpindah tempat meninggalkan tempat lama. Pintu terbuka menampilkan Dirga membawa gitar usai menjamu tamu. Apa pria itu berniat memainkan musik seperti pengamen?
Aku tidak paham lagi bagaimana arah pola pikirnya. Bahkan sekarang dibandingkan seperti tentara, dia seperti musisi yang akan memulai konser.
"Kamu mau konser dimana, Tuan?"tanyaku berkacak pinggang sudah lelah melihat tingkahnya.
Setelah membuat ulah bersama Aditya dengan bermain catur hingga terlalu larut. Saat dini hari begini dia malah membawa gitar. Baru hari pertama aku sudah seperti tinggal di pulau terpencil di benua mereka. Seolah pola pikirnya memang tidak bisa diterka manusia pada umumnya.
"Malam sudah lengser, fajar sebentar lagi tiba. Saya hanya ingin menyambut sang fajar, Nona,"ucap Dirga benar-benar sudah seperti pujangga saja.
Pria itu menyingkap kelambu dekorasi memetik senar gitarnya. Sementara diriku hanya menatapnya heran dari meja belajar. Apa hanya dia saja yang absurd atau Aditya juga bertingkah sama? Aku sudah lelah dengan perjalanan dan tamu malah mendengarkan pujangga nyasar ini.
"Pak pujangga, apa Anda tidak lelah? Besok kita masih harus terbang ke Madiun untuk menggelar ngunduh mantu. Sekarang Anda konser disini,"ucapku.
"Mau gimana lagi? Hanya ada malam ini, besok dan lusa saja. Setelahnya kamu pergi kembali bekerja 2 shift. Aku hanya memikirkan apa yang harus ku habiskan di malam hari bersama Aditya saat Bu Aditya juga harus terbang,"keluh Dirga membuatku tersenyum kecil.
Rupanya dia tengah menyatakan dirinya akan begitu kesepian setelah beberapa hari. Kasihan sekali pria itu harus ku tinggal selama sebulan. Kontrak ku memang masih panjang, untuk mengajukan pengunduran dan sejenisnya akan sangat sulit.
"Aku hanya mengambil 2 shift seminggu. Sisanya seperti biasanya, Pak Dirga. Aku bisa pulang setiap sabtu dan minggu. Selain itu, 4 minggu setelahnya sudah kembali seperti biasa,"ucapku membuatnya menggeleng.
"Kalau ada pertemuan?"tanya Dirga.
"Semua pertemuan pasti punya jadwal dan kebijakan. Selain itu, kalau pertemuan dan kunjungan besar akan dikabarkan bukannya malam hari, kan,"ucapku.
"Bagaimana caramu menghubungi ku?"tanya Dirga membuatku baru ingat tidak pernah bertukar nomor.
Senyum ku terbit menyodorkan ponsel memintanya menuliskan nomornya disana. Pria itu hanya menggeleng tak percaya. Disaat yang lain bisa menghubungi satu sama lain sebelum menikah, ini malah seolah saling mengenal setelah menikah.
"Baiklah, Nona. Pertanyaan ku sudah habis. Saatnya menghiburmu malam ini. Aku akan merekamnya. Tapi kalau kamu mau mendengar secara langsung juga bisa menelfon ku,"ucap Dirga.
"Rania akan tertawa melihatmu,"ucapku terkekeh pelan.
Mengabaikan kalimat ku, pria itu memetik senar gitarnya perlahan. Apa bakat seninya ini diturunkan pada Rania? Aku jadi penasaran dan ingin segera mengetahuinya.
🎶Cantik, ingin rasa hati berbisik, untuk melepas keresahan, dirimu🎶
Siapa yang pernah mengatakan tidak pernah punya mantan pacar? Bahkan dia bisa menggoda perempuan begitu piawai. Halimah, aku tidak mengerti apa yang membuatmu tidak pernah jatuh hati pada pria di depan ku ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/300773361-288-k97326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana : Arutala Dirgantara [Completed]
RomanceTERSEDIA JUGA DI GOODNOVEL DENGAN JUDUL MUNAJAT PERAWAN TUA "Untuk apa kamu cemas? Apa putrimu terlibat masalah?,"tanyaku. "Apa aku harus mengatakan dengan jelas? Apa menurutmu sekalipun kamu tidak peduli dengan sekitar tidak akan ada yang peduli d...