Chapter 5

3.7K 305 13
                                    

Hari itu Zee benar-benar sibuk mengurus perusahaan miliknya, banyak masalah yang harus ia selesaikan, siapa sangka sampai malam pun ia masih harus bekerja demi kemajuan perusahaannya.

Sekitar pukul tujuh malam, akhirnya semua pekerjaannya selesai, Zee pun membereskan meja kerjanya lalu bergegas pulang untuk makan malam bersama jua agar ia cukup istirahat.

Mae May baru saja menghubunginya beberapa menit yang lalu, ia meminta Zee agar cepat kembali ke mansion. Namun, siapa sangka, saat ia kembali ke mansion dan memasuki kamarnya, ia dikejutkan oleh keberadaan Nunew, terlebih keadaan Nunew yang hanya mengenakan handuk putih yang melilit di pinggangnya.

"Apa yang kau lakukan di sini!?" Nadanya tinggi, akan tetapi pandangan Zee entah kemana, sepertinya ia menghindari bertatapan dengan Nunew, atau Zee takut tergoda akan tubuh mulus Nunew yang tertampang di hadapannya saat ini.

"Apa Phi harus bertanya? Sedangkan Phi sudah melihat dengan mata kepala Phi sendiri jika aku baru selesai mandi." Nunew malah kesal sendiri lalu berjalan ke arah lemari untuk mencari pakaiannya.

Zee hanya bisa terdiam mendengar perkataan Nunew, ingin kesal namun ucapan Nunew itu benar adanya.

"Ini kamar ku, bukankah aku sudah memperingatkan jika kau tidak boleh masuk ke sini." Ucap Zee masih berdiri di posisinya.

"Aku tahu ini kamar mu Phi, tapi Mae May yang memintaku untuk masuk dan Mae jua yang memindahkan barangku ke kamar ini." Nunew sudah menemukan pakaiannya, ia menatap Zee yang jua menatapnya, "lebih baik Phi mandi atau Mae May akan marah karena terlalu lama menunggu Phi untuk makan malam." Usai mengatakan itu Nunew melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk berpakaian, tak perlu lama ia pun keluar lalu pergi dari kamar Zee yang sekarang juga adalah kamarnya.

Satu hal aneh lagi-lagi terjadi pada Zee, mengapa ia hanya diam melihat Nunew yang keluar masuk kamarnya dengan santainya. Apakah seorang Zee mulai terpikat dengan seorang Nunew? Pasalnya, sejak Nunew berbicara dengan santai, itu membuat Zee yang sebelumnya berbicara kasar pada Nunew secara tiba-tiba berubah.

Zee masih berdiri di tempatnya sampai sebuah tapukan pada bahunya menyadarkannya.

"Cepat mandi atau Phi akan dapat masalah." Itu ternyata Nunew yang kembali ke kamar, untuk melihat apa Zee bergegas mandi atau tidak.

"Ck! Jangan menyentuhku!" Kasar Zee menepis tangan Nunew lalu melangkah masuk ke kamar mandi.

Seperti perkataan Nunew tadi. Kini, ia bersama Mae May dan Yim tengah menata makanan di atas meja makan. Nunew dengan hati-hati menaruh tiap piring hidangan tersebut, ia takut jika ia memecahkan peralatan makan yang jua terbilang mahal itu.

"Yim, kapan Tutor akan kembali ke Thailand? Apa dia tidak bosan berada di China begitu lama?" Tanya Mae May pada Yim yang tengah asik memfoto hidangan yang tersaji dengan ponselnya.

"Yim pun tidak tahu Mae, Tutor tidak pernah memberitahu Yim sampai kapan ia akan berada di sana." Raut wajah Yim berubah murung seketika.

"Tutor?" Tanya Nunew bingung.

"Tutor adalah kekasih Yim, ia seumuran dengan Yim namun saat ini ia tengah berada di China, entah apa yang ia lakukan di sana, mungkin dia ingin menjadi boy band." Tutur Mae May menjelaskan pada Nunew dengan diselingi candaan.

"Bukan, Tutor ingin jadi bidan Mae." Kesal Yim lalu duduk manyun.

Nunew hanya mengangguk paham dan tak ingin bertanya lebih.

Makanan sudah tersusun rapi, semua masakan nampak menggugah selera, ditambah lagi aroma masakan yang mulai mengusik perut Nunew.

"Kau sudah lapar sayang?" Goda Mae May pada Nunew yang duduk di seberangnya.

Nunew hanya bisa menunduk dengan wajah memerah, ia benar-benar merasa sangat malu saat ini karena ulah suara perutnya.

Sret!

"Kenapa kau duduk di sini?" Tanya Mae May pada Zee yang duduk di kursi di sampingnya.

"Kenapa Mae?" Tanya Zee bingung.

"Ini kursi milik Yim, kau pindah dan duduk di samping Nunew." Titah Mae May.

Zee menolak dan tetap duduk di samping sang Mae.

"Hoi Phi! Itu kursi Yim, Phi seharusnya duduk di samping Nunew." Protes Yim saat datang ke ruang makan.

"Lebih baik kau yang duduk di sampingnya dan jangan membuat keributan di meja makan." Ucap Zee tegas dan mau tak mau Yim hanya bisa patuh.

Mae May yang melihat itu mulai memikirkan cara lain untuk membuat Zee menerima Nunew.

Usai makan malam selesai, Zee bergegas naik ke lantai dua, akan tetapi ia pergi ke ruang kerjanya bukan ke kamarnya.

Sedangkan Nunew, ia kini sudah berada di kamar Zee, duduk di atas kasur berukurang king size itu, sangat nyaman dan empuk.

"Sangat berbeda dengan kasur ku di desa." Puji Nunew sembari meraba-raba kasur lembut tersebut.

"Apa orang gila itu akan memarahi ku lagi?"

"Atau dia akan memukul aku lagi?"

"Jika ia, aku akan menendang bokongnya kali ini, lihat saja." Ucap Nunew lalu merebahkan dirinya di atas kasur tersebut lalu terlelap.

Zee masih berada di ruang kerja pribadinya, ia tidak melakukan apapun di sana, melainkan hanya duduk diam termenung di sofa. Pikirannya entah kemana, yang pasti sosok mungil yang kini tengah berbaring di kamarnya jua ada di pikirannya saat ini.

"Kenapa aku bisa membelinya, bodoh!" Kesal Zee sendiri, ia masih tak mengerti akan dirinya yang rela mengeluarkan begitu banyak uang demi membeli seorang Nunew, yang bahkan ia tak tahu asal dan usulmya.

Krek!

"Zee..." Itu Mae May masuk dan menghampiri Zee yang terlihat sedikit kacau, "ada apa dengamu hah? Masih bingung perihal Nunew?" Mae May duduk di samping Zee.

"Apa Zee harus mengembalikannya ke rumahnya?" Tanya Zee.

"Itu Mae tidak setuju, Mae sudah terlanjur cinta kepada Nunew dan Nunew sangat cocok menjadi pendampingmu." May tersenyum, saat ini bisa dipastikan otak wanita cantik di usia tuanya itu tengah membayangkan Zee dan Nunew yang hidup bersama.

"Tapi Zee tidak mencintai dia Mae." Ucap Zee lalu berdiri, ia hendak pergi namun May menahan tangannya.

"Mungkin tidak untuk saat ini Zee, kau akan lihat dan kau akan tahu betapa beruntungnya jika kau memiliki seorang Nunew di sampingnmu." Ucap Mae May lalu melepaskan tangan Zee dan membiarkan Zee pergi.

Zee bergegas berjalan menuju ke kamarnya, ia ingin masuk dan mendapati Nunew yang tertidur pulas. Zee berjalan mendekat ke arah kasur, terlihat Nunew yang tidur menyamping dengan memeluk sebuah guling. Dipandanginya dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Apa mungkin aku jatuh cinta padanya?" Zee terus memandangi wajah Nunew, tak sadar ia kian mendekat dan kini benar-benar dekat.

"Lumayan cantik." Puji Zee menatap wajah Nunew secara dekat.

Cup!

Siapa sangka, ternyata Nunew berbalik dan membuat bibirnya bertemu dengan bibir Zee, kedua bibir itu saling bertemu.

Zee terkejut bukan main, akan tetapi entah kenapa ia merasa enggan menjauhkan bibirnya, bibir kenyal Nunew terasa lembut tersentuh oleh bibirnya.

Zee bingung, ia pun memutuskan untuk menjauhkan dirinya, ia duduk di sisi ranjang, hatinya tak karuan. Zee kembali mencoba menatap Nunew, kini wajah Nunew seutuhnya dapat ia pandangi, cukup lama Zee memandangi wajah manis dan cantik itu sampai....

Cup!

*****

Eh eh eh apa ini? Apa Zee ngambil kesempatan dalam kelonggaran? Wkwkwk

You Are My World ~ ZeeNunew ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang