Chapter 19

2.6K 209 28
                                    

Mungkin dari sini bakal bikin kalian bingung, semoga ngerti na dengan apa yang Putra sampein.

Ok, happy reading.

***

Krek!

"Apa kau masih akan terus di sana? Bukankah kau sudah check out dari hotel ini, meninggalkan seseorang yang berstatus pasangan hidupmu sendirian dengan keadaan keracunan dan dehidrasi."

Bug!

Kaki panjang itu menendang tubuh Zee dan membuat Zee meringis kesakitan, setelah itu Joss mengunci kamar itu dan pergi berlalu, meninggalkan Zee yang masih meringis kesakitan dengan memegangi badanya.

Malam perlahan datang, suara riuh kota Paris kian menjadi ramai, musik melantun indah dari tiap-tiap gedung.

Tok! Tok! Tok!

"Nu..." Suara ketukan pintu yang diketuk dari luar, seorang laki-laki terlihat kacau berdiri dan mengetuk pintu yang ada di depannya.

"Nu... Hia tahu kau ada di balik pintu ini, jadi tolong buka pintunya Nu." Ucapnya dengan terus mengetuk pintu tersebut.

"Hia menyesal Nu."

"Hia ingin berbicara dengan mu Nunew, tolong buka pintunya untuk menjelaskan semuanya dan Hia ingin memperbaiki semuanya sayang."

"Tolong Nu..." Tubuh kurus itu merosot ke lantai, kakinya terasa lesu seketika, "Nu buka pintunya." Pintanya lagi sebelum rasa pusing melandanya.

Hening.

Tidak ada lagi suara ketukan maupun suara seseorang yang terus memohon, hanya ada suara isakan samar-samar yang terdengar dari balik pintu tersebut. Siapa sangka, sedari tadi tubuh mungil itu memeluk lututnya di balik pintu itu, menangis kala suara sang kekasih menyapa pendengarannya.

Krek!

Pintu sebuah kamar terbuka, terlihat seorang pria berparas manis keluar dari kamar tersebut, matanya langsung tertuju ke pada seorang pria yang terlihat terbaring di atas karpet yang membentang panjang di lantai. Kaki mungilnya melangkah mendekat ke arah pria tersebut, ia bersimpuh di samping orang yang tertidur itu, bibir ranum nan mungil miliknya bergetar menahan tangis, tangannya perlahan terulur untuk menyentuh wajah pria tersebut, jemari kurusnya perlahan menyentuh wajah itu.

"Hi-Hia..." Panggilnya pelan, "bangun Hia." Ucapnya lagi.

Jemari itu kian berani menyentuh wajah pria tersebut, bahkan kini telapak tangan itu kini sudah menguntuh lembut wajah itu.

"Apa yang Hia lakukan di sini? Hiks... Bukankah, Hi-Hia membenci Nu." Air matanya keluar dari ekor mata sayu itu, setitik cairan bening itu jatuh tepat mengenai wajah yang tengah diusapnya.

Mata yang sedari tertutup bereaksi akibat usapan itu, perlahan mata tajam yang sebelumnya penuh amarah kala melihat sosok mungil di hadapan. Kini, sorot api itu tak lagi terlihat, bayangan tubuh mungil bak tecermin di manik hitam itu, saling menangkap tatap satu sama lain, tanpa sadar akan luka yang ada.

"Nu..."

"Hia..."

Grab!

You Are My World ~ ZeeNunew ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang