PROLOG

199 79 117
                                    

Happy Reading...

Senja telah menampakkan dirinya, Seorang gadis manis dengan seragam putih biru yang dihiasi coretan-coretan yang memenuhi baju seragamnya memasuki pelataran rumah minimalis, dengan mengucapkan salam dirinya masuk kedalam rumah dan menghampiri Ayahnya yang sedang menonton TV diruang keluarga.

"Nay, kenapa jam segini baru pulang? Terus, ini kenapa lagi baju coret-coret gini? Punya anak perempuan tapi kayak punya anak laki-laki! Nakalnya minta ampun. " Beber suhardi pada anaknya, Nayla Azzahra.

"Ya ampun, Ayah gimana sih. Nay kan udah lulus jadi wajarlah coret-coret gini! " Timpal Nayla
Ayahnya hanya berdecak tanpa menimpali. ucapan anaknya.

"Nay, kok kamu baru pulang? " Tanya Rina sang Ibu sambil menyodorkan kopi kepada suaminya

"Iya, Bun. Soalnya kan tadi ngerayaain kelulusan dulu sama temen-temenku. "

"Emang ngerayaain kelulusan harus kayak gituan segala? Kayak anak gelandangan yang gak diurus! " Ucap ina kesal

"Ayah sama Bunda mah norak! " Ceplos Nayla yang disambut pelototan keduanya

Suhardi dan Rina benar-benar jengah dengan kelakuan anaknya yang semakin hari semakin sulit untuk diatur, dan ketika ditegur ada saja jawaban yang membuat keduanya geleng-geleng kepala.

"Nay? "

"Iya, Yah."

"Sebaiknya mulai sekarang kamu belajar pakai kerudung, dong! Mau sampai kapan kamu berpenampilan seperti itu, yang memperlihatkan aurat-aurat kamu?" Ucap Suhardi

"Ayah. Nay, belum siap. Lagipula gerah dong kalau harus kerudungan terus. " Timpal Nayla

"Nay, tutup aurat itu bukan soal siap belum siapnya seseorang, tapi menutup aurat itu suatu kewajiban setiap muslim dan muslimah! " Jelas Sang Ayah

Nayla berdecak malas mendengarkan ceramahan sang ayah yang harus bawa-bawa kewajiban. jujur dirinya belum siap untuk berhijab, apalagi dia bercita-cita ingin menjadi seorang pramugari. Jika ia harus mengenakan hijab maka dia tidak bisa menjadi pramugari.

"Ayah. bukankah seorang ayah itu harus mendukung keputusan seorang anak? Berarti, ayah juga harus mendukung keputusan Nay, dong! " Ucap Nayla

"Ck, dapat pemahaman dari mana, kamu? Memangnya kamu mau, di akhirat nanti ayah dimintai pertanggungjawaban karena kamu sebagai anak ayah tidak mau nurut untuk menutup aurat? " Tanya suhardi tegas

Nayla bungkam karena dirinya kesal kepada ayahnya sebab selalu saja pembahasannya mengarah kesana. Karena malas meladeni sang ayah, Nayla bangkit memilih pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

"Mau kemana? Ayah belum selesai ngomong. "

"Mau istirahat, capek! " Ketus Nayla

Suhardi geleng-geleng kepala melihat kalakuan anak semata wayangnya yang sulit sekali untuk dinasihati.

Jangan lupa vote dan komennya!!!

Cinta Dalam Pesantren (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang