Kemana aku harus merindukanmu? Apakah di setiap percakapan di ujung telepon atau sapaan manis via pesanmu di setiap pagi.
—
Ting.. Tong..
"Ahh shit! " Umpat seorang gadis cantik yang sedang menikmati tidurnya. Ia baru saja tidur jam tiga dini hari, atau bisa dibilang dia baru tidur sekitar dua jam yang lalu.
Kerjaannya yang menumpuk menjadikannya harus begadang. Sebenarnya bisa saja ia mengerjakannya diwaktu siang apalagi hari ini adalah hari minggu. Akan tetapi, dia lebih memilih membuat rencana untuk berleha-leha seharian.
Dan sekarang, belum juga rencananya terwujud. Ia benar-benar tidak percaya bahwa sepagi ini ada seseorang yang baru saja menekan bell rumahnya, Ingatkan dia bahwa setelah dia tau siapa yang sengaja bertamu sepagi ini Ia akan memarahinya.
"Siapa sih, ganggu orang tidur aja." Ini benar-benar masih pagi untuk sekedar membuka matanya yang masih mengantuk. Ia yakin ayam tetangga pun masih sibuk dengan tidurnya, lalu ayam mana yang sekarang sedang bertamu di rumahnya?
Dengan langkah gontai Ia menuruni anak tangga sembari mengumpat. Bunyi sandal yang berbenturan dengan lantai menjadi iringan langkahnya menuju pintu utama. Seiringan dengan suara sandalnya, nafasnya pun berhembus berat.
"Bener-bener gila ini orang, jam segini bertamu nggak tau apa gue baru tidur jam tiga tadi. Sialan! "
Ceklek..
Pintu terbuka, menampilkan seorang lelaki berjaket hitam lengkap dengan senyuman yang paling manis.
"Lo! " Gadis tersebut berani bertaruh, bahwa lelaki yang ada di hadapannya adalah lelaki paling menyebalkan yang pernah ada di sepanjang eksistensinya hidup. Bahkan cengiran lelaki tersebut tidak mampu membuat gadis itu tidak menatapnya datar.
"Kenapa pulang kesini?"
Tak ingin menjawab pertanyaan sang gadis, lelaki tersebut berjalan santai memasuki rumah. Masih terdengar jelas di telinganya bagaimana gadis tersebut terus sibuk mengomel dibelakang.
"Kenapa nggak langsung pulang ke apartemen sih, kenapa harus kesini dulu. Ini hari minggu, gue mau tidur." Gadis tersebut menghela nafasnya perlahan, Dia lupa memarahi lelaki tersebut sama saja dirinya lari sepuluh kali putaran lapangan bola. Selelah-lelahnya berlari akan tetap lelah memarahi lelaki tersebut.
"Lo ngap.. Aduhhh. " Kenapa juga harus berhenti mendadak, jadi salah siapa? Seseorang yang jalan sambil menunduk atau seseorang yang tiba-tiba berbalik badan tanpa aba-aba.
"Udah marah-marahnya?" Ucap lelaki tersebut menatap lembut gadis yang baru saja menabrak dadanya, Ia terkekeh melihat tingkah sang gadis. Gadis itu terlalu menggemaskan di matanya bahkan hanya dengan menabrak dada bidangnya yang di balut jaket hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEISHARA
Fanfiction[Rigel's Project] - 𝓐𝓷𝓭 𝓘 𝓶𝓪𝓷𝓪𝓰𝓮𝓭 𝓯𝓲𝓵𝓵 𝓲𝓷 𝓽𝓱𝓮 𝓰𝓪𝓹𝓼 𝓲𝓷 𝓸𝓾𝓻 𝓼𝓽𝓸𝓻𝔂. ©rigelriustar'story2022