Dengan senang hati akan kuciptakan seribu satu kenangan, asal itu bersamamu.
-
Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Dama benar-benar akan membawa Gei untuk sebuah malam minggu yang berubah menjadi malam senin. Ini bukan kali pertama mereka mengganti rutinitas yang harusnya mereka lakukan di malam minggu. Kencan-kencan absurd seperti ini memang sudah sering Dama lakukan. Pernah dulu sewaktu mereka baru menjalani hubungan Dama membawa Gei ke tempat wahana yang hanya dibolehkan untuk anak kecil saja. Gei kira Dama tidak tahu, ternyata memang anak itu sengaja membawanya ke sana.
"Jangan minta naik odong-odong ya, kasian odong-odong nya."
Dengan kurang ajar nya Dama mengatakan hal itu, maka yang mereka lakukan hanyalah menjadi penonton untuk setiap keceriaan anak kecil yang sedang bermain di setiap wahana. Walaupun tidak melakukan apapun, Gei tetap bisa merasakan seorang Dama yang begitu sederhana di hadapannya. Lelaki itu sangat menyukai anak kecil, dan semua pergerakan yang mereka lakukan tidak pernah luput dari pandangan seorang Damarion Sadananda. Membuat hati Gei menghangat dengan sendirinya. Dama mampu membawa Gei pada kesederhanaan yang belum pernah ia rasakan, membawa Gei pada titik dimana ia semakin hari semakin mencintai Dama.
Dama datang tepat setelah Gei berjalan menuruni anak tangga. Gei hanya mengenakan celana denim dibalut hoodie biru laut yang sedikit kebesaran.
Setelah membuka pintu, Gei tersenyum melihat Dama yang ternyata menggunakan setelan yang sedikit mirip dengannya membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang mengenakan pakaian couple. Kaos biru langit dibalut jaket dan celana denim.
Gei menghampiri Dama yang masih setia bertengger di motornya, "Samaan nih kita?"
Dama tersenyum kecil, "Idih idih lo kali yang nyamain gue." Dama ini punya tingkat menyebalkan di atas rata-rata, membuat Gei seketika memberengut.
"Masuk lagi nih gue, nggak usah pergi aja." Dama tertawa, seketika ia langsung turun dari motor sport hitam yang malam ini ia bawa. Mendekati Gei dan meraih tangannya untuk dibawa ke pinggang. Tangannya ia gunakan untuk merangkul pundak gadis tersebut. Jadilah Gei yang setengah memeluknya.
"Nggak usah ngambek gitu." Ucap Dama setelah sesaat mencium kening gadisnya.
Walaupun menyebalkan, Dama tau bagaimana cara membujuk amarah-amarah kecil Gei untuk tidak meluap-luap. Tak urung Gei menanggap Dama adalah sebuah air disaat dirinya sedang menjadi api. Dama dengan senang hati menyirami dirinya untuk tidak meluap terlalu besar.
Gei kira pasar malam yang akan mereka kunjungi letaknya akan sangat jauh, ternyata tidak butuh waktu lama Dama berhasil membawanya ke sebuah wahana pasar malam yang tidak begitu ramai pengunjung. Gei bisa melihat tidak begitu banyak wahana yang mencolok untuk dinaiki, hanya ada komedi putar, perahu raksasa, lorong berhantu, dan beberapa wahana lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEISHARA
Fanfiction[Rigel's Project] - 𝓐𝓷𝓭 𝓘 𝓶𝓪𝓷𝓪𝓰𝓮𝓭 𝓯𝓲𝓵𝓵 𝓲𝓷 𝓽𝓱𝓮 𝓰𝓪𝓹𝓼 𝓲𝓷 𝓸𝓾𝓻 𝓼𝓽𝓸𝓻𝔂. ©rigelriustar'story2022