••••
••••
"Papiiiii."
Suara cempreng itu terdengar bersamaan dengan masuknya Hazel ke dalam kamar dengan raut wajah sedih. Hal itu membuat Jevan yang semula fokus pada ponselnya segera meletakkan benda itu dan menatap sang anak.
Bibir anak itu mengerucut sebal. Matanya juga sudah berkaca-kaca dan sudah siap untuk menangis.
"Kenapa sayang?"
Tanpa memberikan jawaban anak itu malah naik ke atas kasur dan langsung memeluk tubuh ayahnya sambil mengadu.
"Aku dimarahin Mami," adunya.
Mendengar itu senyuman Jevan langsung terbentuk.
"Kenapa dimarahin sayang? Memang anak Papi ngapain hm?" tanya Jevan sambil mengusap kepala anaknya itu dengan sayang.
Bukan menjawab anak itu malah menangis sambil memeluk Jevan. Hal seperti ini bukan satu atau dua kali terjadi, tapi sering sekali.
Kinara sangat ketat terhadap anak mereka. Dia memiliki cukup banyak aturan yang terkadang membuat anak mereka itu kesal.
Berbeda dengan Jevan yang cenderung membebaskan anaknya untuk melakukan apa yang dia inginkan selagi tidak membahayakan.
"Mami marah karena apa sayang?" tanya Jevan dengan penuh kelembutan.
Setelah menjadi seorang ayah Jevan berubah menjadi sosok yang begitu lembut hingga membuat teman dekat mereka cukup terkejut melihatnya.
"Hey enggak boleh nangis ya? Sini kasih tau Papi ada apa nanti kita bicara baik-baik sama Mami," kata Jevan sambil melepaskan pelukan anaknya dan mengusap air mata yang ada di pipinya.
Belum sempat Hazel berbicara pintu kamar sudah kembali terbuka dan terlihat Kinara yang kini masuk ke dalam kamar.
"Tadi aku kena marah karena main handphone sama Mami, tapi aku kan baru sebentar mainnya," rengek anak itu yang masih dapat Kinara dengar dengan jelas.
Mendengar itu Jevan langsung menatap istrinya. Salah satu hal yang sering mereka ributkan memang perihal handphone.
Kinara selalu membatasi penggunaan handphone untuk Hazel. Sedangkan Jevan sangat membebaskan bahkan pria itu pernah berniat membelikan handphone untuk anaknya yang langsung diomeli oleh istrinya.
"Mami enggak marah Azel tadi kan Mami bilang untuk taruh handphonenya dulu terus makan nanti selesai makan baru main lagi," kata Kinara sambil duduk didekat anak dan suaminya.
"Enggak tadi Mami marah!" kata Anak itu dengan suara yang sedikit kuat.
"Azel jangan gitu bicara sama Mami nya sayang," tegur Jevan yang membuat anak itu kembali memeluknya.