Hazel cemberut. Sepanjang perjalanan pulang wajah anak itu ditekuk. Dia merasa kesal karena orang tuanya menjemputnya lama sekali.
Sejak tadi Jevan berusaha mengajak anaknya berbicara, tapi dia tetap cemberut dan tidak mau menanggapinya.
"Azel marah sama Papi ya?" tanya Jevan sambil melirik ke arah anaknya.
Sebenarnya Jevan hanya terlambat lima belas menit saja, tapi Hazel yang tak biasa menunggu langsung ngambek padanya.
"Azel mau beli ice cream enggak?" tanya Jevan berusaha membujuk.
Hazel dengan cepat menggelengkan kepalanya untuk memberikan penolakan.
Dia masih marah sama Papinya!
"Udah dong ngambeknya, maafin Papi karena jemputnya lama," kata Jevan dengan penuh kelembutan.
Hazel tidak mau menjawab. Pokoknya dia kesal dan marah karena dijemput terlambat.
"Azel enggak boleh tau marah lama-lama." Jevan masih terus berusaha untuk membujuk.
"Biarin!"
Mendengar jawaban itu Jevan tersenyum tipis. Hazel sama seperti Kinara yang kalau marah akan berubah diam.
Berbeda dengan dirinya yang marah dengan penuh emosi kalau Hazel tidak. Marahnya anak itu malah diam dan tidak mau bicara, tapi yang seperti itu malah membuat Jevan khawatir.
Saat mobil yang Jevan bawa berhenti di rumah Hazel langsung turun mendahului dirinya dan berlari memasuki rumah.
Jevan dengan segera menyusul. Dia masuk ke dalam rumah dan melihat Hazel yang sekarang berada dalam pelukan istrinya.
"Udah aku bilang nanti telat jemput Azel!" kata Kinara galak.
Jevan cengengesan karena tau ini kesalahannya.
"Azel lama nunggunya ya sayang?" tanya Kinara sambil menunduk dan melepaskan pelukan Hazel pada kedua kakinya.
Anak itu mengangguk sebagai jawaban lalu memeluk lagi ibunya dengan manja.
"Azel jangan ngambek dong cantik kan Papi udah minta maaf," kata Jevan.
Dia berjalan mendekat lalu meraih tangan Hazel hingga anak itu melepaskan pelukannya dan beralih menghadap Jevan.
"Kalau Azel ngambek berarti Papi enggak jadi kasih kucing ya?" ucap Jevan yang membuat raut wajah Hazel langsung berubah.
"Mana? Papi berikan Azel kucing?" tanya anak itu dengan penuh antusias.
"Belum, tapi Papi sudah bilang ke teman Papi mau adopt salah satu anak kucingnya dan tadinya mau Papi ambil sekarang...."
"AYO AYO AYO SEKARANG AKU IKUT."
Anak itu berteriak heboh sambil melompat-lompat hingga membuat kedua orang tuanya tertawa kecil melihat antusiasnya.
Tapi, sudah sejak satu minggu yang lalu Jevan memang bertanya pada teman-temannya dan secara kebetulan kekasih Raga memiliki seekor kucing betina yang melahirkan.
"Papi aja sayang...."
"Aaaa aku mau ikut Papi." Anak itu merengek pada Kinara yang melarangnya ikut.
"Yaudah enggak papa, tapi janji kalau nanti sudah punya kucingnya jangan dinakalin," kata Kinara yang langsung anak itu jawab dengan anggukan.
Hazel tersenyum dengan begitu lebar karena sudah sejak lama sekali anak itu menginginkan seekor kucing, tapi orang tuanya tidak mau memberikannya.
Katanya nanti tunggu jika dia sudah besar padahal kan dia sudah besar!
••••