•••••
•••••
Masa muda yang Jevan habiskan memang jauh dari kata baik. Pria itu menghabiskan masa mudanya dengan melukai dirinya sendiri.
Pergi ke club malam, mendekati banyak wanita hingga terlibat perkelahian dengan beberapa orang. Dulu Jevan pernah berpikir bahwa dia tidak akan bertahan hingga sejauh ini.
Dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan bisa melanjutkan hidupnya setelah kematian adiknya.
Sejak mengetahui Reva sakit keras yang bisa mengambil nyawa adiknya itu kapan saja Jevan selalu menanamkan dalam benaknya bahwa ketika Reva tiada maka dia akan ikut tiada bersama adiknya.
Alasan Jevan bertahan hanya untuk Reva dulu, tapi seiring berjalannya waktu ketika dia mulai bertemu dengan Kinara semuanya berubah. Hidupnya yang kelam mulai dihiasi beberapa warna meskipun diawal kedekatan mereka Jevan selalu menyangkal jika dia mencintai wanita itu.
Dan sekarang disini lah dia sekarang.
Membina rumah tangga bersama dengan Kinara. Membangun keluarga kecil yang bahagia yang tidak pernah ada dalam benaknya.
"Kenapa enggak bangunin aku?"
Suara Kinara terdengar dan membuat Jevan yang tengah berdiri di balkon kamarnya segera mematikan rokok yang ada dalam genggamannya.
"Jev kamu masih pagi-pagi buta udah ngerokok ish!"
Omelan itu membuat Jevan tertawa pelan. Dia sudah merokok sejak usianya masih cukup muda dan ya Jevan tidak bisa lepas, tapi dia sudah cukup mengurangi.
Kinara tidak pernah marah kecuali jika dia merokok di pagi hari atau tengah malam.
"Kamu kenapa enggak bangunin?" tanya Kinara sambil berdecak kesal.
"Kamu nyenyak gitu tidurnya lagian ini kan akhir pekan Kinara," kata Jevan dengan santai.
"Terus kenapa kamu ngerokok? Ini masih jam tujuh pagi!" omel Kinara.
"Lagi pengen aja," ujar Jevan yang membuat wajah Kinara semakin sebal.
"Kebiasaan...."
Kinara sudah menyiapkan banyak omelan untuk dilayangkan pada suaminya, tapi suara Hazel tiba-tiba saja terdengar.
"Mamiiiii."