17. Bagian Tujuhbelas

2.1K 285 118
                                    

Nosung🦋

__________________________________________________

Beberapa hari kemudian.

Dengan langkah tegas Jeno berjalan memasuki rumahnya. Jika di lihat dari wajahnya, terlihat jelas jika jeno sedang marah, dan tanpa diduga dalam satu tarikan kuat Jeno meraih kerah pengawalnya.

"Dasar tidak berguna! Kalian menjaga Karina saja kalian tidak becus, brengsek!"

Bruk.

Tubuh pengawal itu pun terlempar menghantam lantai, namun seolah tidak terjadi apa-apa pengawal itu kembali berdiri dengan tegak.

"Kalian cari dia sekarang! Jika kalian tidak menemukannya, kalian yang akan menanggung akibatnya, pergi!" Usir Jeno dengan suara kerasnya.

"T-tuan maafkan kami, sebenarnya kami sudah berusaha mencari nyonya karina, tapi setelah dua hari kami mencarinya kami masih belum menemukannya. Terlebih lagi tuan muda jisung sedang sakit tuan, karna itu kami takut jika sewaktu-waktu tuan Jisung akan membutuhkan kami. Maafkan kami tuan, maafkan kami, kami akan mencari nyonya sekarang juga" ucap pengawal itu membungkukkan tubuhnya merasa bersalah.

Akan tetapi, setelah mendengar penjelasannya itu, perlahan-lahan emosi jeno pun mulai mereda.

"Apa orang rumah sudah ada yang memanggil dokter untuknya?" Tanya jeno, mencoba untuk kembali memenangkan dirinya.

"Sudah tuan, sekitar 5 hari yang lalu sudah ada seorang dokter yang datang memeriksa tuan muda Jisung" jawab si pengawal itu sambil menunduk dalam.

"Baiklah, sekarang kalian pergi dan cari Karina sampai ketemu, atau bila perlu kalian pantau apartemennya selama 24jam. Pergilah, maafkan aku tentang yang tadi" ucap Jeno sambil dia berbalik memasuki rumah.

"Y-ya tuan" Angguk kedua pengawal itu dengan kerutan di dahinya.

.
.
.

Karina menghilang lagi, dan itu membuat Jeno terpaksa harus pulang. Tadi dia sudah pergi memeriksa apartemen Karina, dan hasilnya apartemen itu kosong tidak berpenghuni. Jeno pusing, bahkan Karina juga tidak ada di rumah ibunya.

"Sebenarnya kemana dia pergi, ck" decak Jeno sambil melepas dasinya kasar.

'haha, lihat aku bisa membuatnya~'

'tuan muda, hati-hati jangan terlalu dekat dengan kompor'

'sepertinya ini kurang manis'

'itu sudah lebih manis dari yang kemarin kami buat tuan muda'

'tidak, tidak, ambilkan lagi aku gula'

'baiklah~'

Terdengar suara ribut dari dapur, jika di dengar dari suaranya sudah jelas itu adalah suara istri lelakinya dan juga kedua pelayannya. Jeno mengusap wajah lelahnya, lalu mendudukan dirinya di sofa.

'tuan muda astaga, gulanya terlalu banyakk~'

'ohh, itu jelas salahmu, haha!'

'kenapa saya lagi yang disalahkan? Tuan muda sendiri yang menuangkannya!'

Perlahan kepala Jeno menoleh ke pintu dapur, merasa tertarik dengan obrolan ketiganya.

'rami ayo kamu ambilkan ponselku di kamar, aku harus menghubungi haechan hyung agar mencicipi puding buatanku ini'

'Tunggu, tuan muda baru saja menyebut namaku?'

A wound in marriage | NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang